Terinspirasi Alam, Buttonscarves Rilis Koleksi Ginkgo Series
A
A
A
TERLETAK di Mal FX Lantai 4, Sudirman, Jakarta, Butik Buttonscarves resmi dibuka pada 14 Desember. Dihadiri para tamu undangan, Buttonscarves menampilkan koleksi terbaru bertema Ginkgo Series yang terinpirasi dari pemandangan daun ginkgo.
Suasana keindahan yang menakjubkan pada musim gugur di Jepang membuat Linda Anggrea, wanita kelahiran 27 tahun, terinspirasi menghadirkan motif cantik dengan tone warna earth, seperti cokelat, biru, hijau, dalam sentuhan motif bunga, ranting, dan dedaunan.
“Buttonscarves selalu identik dengan motif flora, seperti keindahan alam. Kebudayaan sebuah kota atau negara pun turut menjadi inspirasi kami di Buttonscarves. Selain itu, kami mengupayakan inovasi baru pada motif yang dikeluarkan dalam tiap koleksi,” ujar Linda Anggrea, founder Buttonscarves.
Tidak hanya itu, Buttonscarves dikenal dengan ciri khas lainnya, seperti desain pinggiran kerudung berlaser cut dengan pola membentuk setengah bulatan kancing. Hal inilah yang mendasari latar belakang lahirnya nama Buttonscarves (button = kancing).
Sejak hadir di industri fashion hijab pada 2016, Buttonscarves sangat mengutamakan quality over quantity. Pemilihan bahan benar-benar diseleksi seketat mungkin demi meng hasilkan kualitas produk yang mengutamakan kenyamanan dan kesan eksklusif bagi pemakainya.
Saat ini koleksi tersebut tersedia di beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Linda mengakui, platform online merupakan media marketing yang sangat membantu Buttonscarves dalam memasarkan produk.
Semakin banyaknya peminat, Buttonscarves mulai merambah pemasaran dalam negeri pada e-commerce seperti Hija benka, Hijup, Zalora, Jd.id, dan offline store seperti Sogo dan Seibu. Sementara untuk pasar luar negeri, Buttonscarves sudah memiliki lebih dari 30 agen.
“Resmi dibukanya butik ini diharapkan bisa memenuhi kepuasan permintaan konsumen yang ingin melihat dan memilih secara langsung serta merasakan sensasi kualitas bahan yang dimiliki Buttonscarves,” ucap Linda.
Suasana keindahan yang menakjubkan pada musim gugur di Jepang membuat Linda Anggrea, wanita kelahiran 27 tahun, terinspirasi menghadirkan motif cantik dengan tone warna earth, seperti cokelat, biru, hijau, dalam sentuhan motif bunga, ranting, dan dedaunan.
“Buttonscarves selalu identik dengan motif flora, seperti keindahan alam. Kebudayaan sebuah kota atau negara pun turut menjadi inspirasi kami di Buttonscarves. Selain itu, kami mengupayakan inovasi baru pada motif yang dikeluarkan dalam tiap koleksi,” ujar Linda Anggrea, founder Buttonscarves.
Tidak hanya itu, Buttonscarves dikenal dengan ciri khas lainnya, seperti desain pinggiran kerudung berlaser cut dengan pola membentuk setengah bulatan kancing. Hal inilah yang mendasari latar belakang lahirnya nama Buttonscarves (button = kancing).
Sejak hadir di industri fashion hijab pada 2016, Buttonscarves sangat mengutamakan quality over quantity. Pemilihan bahan benar-benar diseleksi seketat mungkin demi meng hasilkan kualitas produk yang mengutamakan kenyamanan dan kesan eksklusif bagi pemakainya.
Saat ini koleksi tersebut tersedia di beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Linda mengakui, platform online merupakan media marketing yang sangat membantu Buttonscarves dalam memasarkan produk.
Semakin banyaknya peminat, Buttonscarves mulai merambah pemasaran dalam negeri pada e-commerce seperti Hija benka, Hijup, Zalora, Jd.id, dan offline store seperti Sogo dan Seibu. Sementara untuk pasar luar negeri, Buttonscarves sudah memiliki lebih dari 30 agen.
“Resmi dibukanya butik ini diharapkan bisa memenuhi kepuasan permintaan konsumen yang ingin melihat dan memilih secara langsung serta merasakan sensasi kualitas bahan yang dimiliki Buttonscarves,” ucap Linda.
(don)