Bani Seventeen: Kita di Dunia Ini Cuma Sementara

Senin, 24 Desember 2018 - 08:39 WIB
Bani Seventeen: Kita...
Bani Seventeen: Kita di Dunia Ini Cuma Sementara
A A A
”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS Ali Imran: 185). Kematian pasti datang. Tapi kapan maut menjemput kita, itu merupakan rahasia Ilahi.

Beberapa hari sebelum berangkat ke Tanjung Lesung, Banten, Sabtu (22/12) untuk meramaikan acara employee gathering PLN bersama band-nya, Seventeen, Muhammad Awal Purbani atau Bani menulis, “Qanaah itu lebih baik karena kita di dunia ini cuma sementara,” lewat akun @baniseventeen pada 8 Desember silam. Postingan tersebut seakan-akan menyiratkan bahwa dirinya akan kembali ke pangkuan Ilahi. Bani merupakan salah satu korban tewas terjangan tsunami.

Selain Bani, Seventeen juga kehilangan gitaris Herman Sikumbang. “Telah ditemukan jenazah gitaris band Seventeen, Herman Sikumbang. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi-Nya. Mohon doa bersama,” kata awak manajemen Band Seventeen, Yulia Dian, di Jakarta kemarin.

Musibah tersebut juga menewaskan Road Manager Seventeen Oki Wijaya. Adapun anggota Seventeen lain yang hingga tadi malam belum ditemukan adalah drummer Andi Windu Darmawan dan Ujang sebagai kru band.

Sementara istri vokalis Seventeen, Riefian Fajarsyah (Ifan), kabarnya masih simpang siur. “Kami kehilangan Bani, Herman, dan road manager kami Oki. Andi, Ujang (kru), belum ditemukan. Alhamdulillah yang lain selain itu sudah diketemukan walaupun dalam kondisi luka-luka. Kita ikhlas,” ujar Ifan. Sabtu (22/12) malam, suasana meriah employee gathering PLN.

Di atas panggung yang didirikan di pinggir Pantai Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang, Seventeen tengah bersemangat membawakan lagu keduanya demi menghibur ratusan keluarga besar PLN. Namun kemeriahan itu seketika sirna.

Terdengar terikan, “Ada air, air... kabur, kabur,” yang mencoba mengingatkan bahaya yang akan mengancam mereka. Tapi belum sepenuhnya sadar apa yang bakal terjadi, tiba-tiba panggung ambrol digulung ombak dari belakang. Personel Seventeen, beberapa orang lain yang berada di atas panggung, serta ratusan orang yang menyaksikan pertunjukan pun turut tergulung ombak besar.

Apa yang menimpa Seventeen dan keluarga besar PLN merupakan salah satu sisi tragis bencana yang terjadi di sepanjang pesisir Selat Sunda, bukan hanya di Banten, tetapi juga di Lampung. Tsunami yang menerjang sekitar pukul 21.27 WIB ini— berdasarkan sejumlah kesaksian mencapai setinggi 5- 10 meter—meluluhlantakkan kawasan tersebut. Di antaranya Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita. Terjangan tsunami membawa dampak fatal dengan banyaknya korban meninggal dunia karena tidak didahului gempa bumi sebagaimana lazimnya pemicu selama ini.

Pun tidak ada bunyi sirene peringatan dini tsunami yang mengingatkan agar masyarakat secepatnya menjauh dari kawasan pantai. Berdasarkan kesaksian memang sebelumnya terdengar suara dum seperti ledakan Gunung Anak Krakatau, tetapi tidak ada yang mengira fenomena itu akan berdampak tsunami.

Selain personel dan kru Seventeen, mantan personel grup band Teamlo, Jimmy Argo, yang turut meramaikan employee gathering PLN tersebut juga meninggal dunia. Komedian itu akrab disapa dengan panggilan Aa Jimmy karena memiliki kemiripan wajah dan kerap menirukan penampilan dan gaya bicara Aa Gym atau Abdullah Gymnastiar.

Kepastian Aa Jimmy meninggal disampaikan Ifan yang mengaku telah melihat sendiri saat warga menemukan Aa Jimmy dalam keadaan meninggal. Mantan personel Teamlo lainnya, Ade Jigo, yang menjadi MC pada acara itu dipastikan selamat. Namun dia harus kehilangan sang istri yang juga meninggal terkena tsunami. Ade Jigo menuturkan, employee gathering dimulai pukul 19.00 WIB dan dibuka pukul 20.00 WIB. Saat peristiwa posisinya berada di samping panggung sambil menggendong anak. Adapun istrinya dan istri Aa Jimmy berada di depan panggung.

“Anak saya tetap pegang erat. Banyak orang yang sudah tak tahu kondisinya, saya sempat berada sekitar 2 menit di dalam air, Saya sempat terpisah dengan istri saya dan juga Aa Jimmy sama istrinya. Namun ketika air surut saya coba cari istri saya, ternyata dia sudah meninggal, sementara Aa Jimmy juga hilang,” ucap Ade seperti yang diunggah di akun @adejigo. Duka sangat dalam menyelimuti keluarga besar PLN. Hingga tadi malam, dari 200 orang peserta gathering dan keluarganya, dipastikan 35 orang meninggal, 156 orang selamat, dan sisanya masih dalam pencarian.

“Pada acara tersebut para pegawai PLN juga banyak yang membawa anak dan keluarga sehingga total keseluruhan yang ikut tidak hanya karya - wan saja, tapi juga anak dan istri,” ujar Kepala Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka di Jakarta kemarin. Dia menuturkan, pihaknya terus berupaya mencari korban hilang. Namun upaya ini, termasuk evakuasi korban, tidak berjalan mudah. Bahkan sempat dihentikan karena ada informasi terjadi tsunami susulan.

Korban selamat yang sudah ditemukan dibawa ke sejumlah rumah sakit, antara lain Rumah Sakit Umum Daerah Pandeglang, RS Cinere, RS Premiere Bintaro dan RS Siloam. “Juga ada 65 orang yang belum ditemukan atau belum teridentifikasi maupun terinformasikan,” kata dia.

Teguh Mahardika, Nanang Wijayanto, Priyo
Pandeglang
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3656 seconds (0.1#10.140)