Ini Tiga Pilar Utama Dasar Pola Asuh Anak yang Baik
A
A
A
JAKARTA - Pola asuh anak sejak dini didasarkan pada tiga pilar utama, yakni gizi seimbang, cinta orang tua, dan stimulasi yang tepat. Untuk mendukung pertumbuhan optimal, si kecil perlu asupan gizi seimbang untuk membantu melindungi kesehatannya saat dia bereksplorasi, dan kebutuhan gizi yang tepat serta seimbang menjadi salah satu hal yang patut diperhatikan oleh orang tua agar dapat mendukung perkembangan si kecil di setiap tahapan usianya.
"Pola pengasuhan yang diterapkan orang tua tentu akan berdampak pada pembentukan karakter si kecil. Diharapkan keterlibatan orang tua dalam memenuhi kebutuhan gizi, memberikan bimbingan serta menanamkan nilai positif kepada si kecil akan membantu terbentuknya generasi Indonesia yang dapat berkontribusi bagi kelangsungan bangsa dan negara di masa depan," ujar Drs. Hendra Jamal, M.Si, selaku Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Kesehatan dan Kesejahteraan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia saat acara Dancow Adwanced Excelnutri+ Luncurkan Gerakan 1 Juta Iya Boleh Bagi Orang tua Indonesia di Ayana MidPlaza Hotel, Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, situasi perkembangan gizi di Indonesia saat ini semakin kompleks. Meskipun proporsi status gizi buruk dan gizi kurang pada balita di Indonesia menunjukkan adanya perbaikan menjadi 17,7% dari 19,6%, namun target Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2015—2019 ada di angka 17%. Oleh karena itu, upaya untuk memperbaiki status gizi pada balita di Indonesia masih harus terus dilakukan.
"Di Indonesia masih belum lepas dari masalah kurang berat badan, anemia defiensi besi dan stunting. Tiga masalah tersebut picu masalah kesehatan, 41,9% anak Indonesia masih sering terkena infeksi saluran pernafasan, 12,2% anak masih sering terkena diare. Di samping itu, anak yang lebih sering bermain di luar rumah memiliki risiko terkena penyakit 2—3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang hanya beraktivitas di rumah," ujar pakar nutrisi Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc.
Di samping gizi yang baik, fase eksplorasi pun tidak kalah pentingnya. Para pakar perkembangan anak percaya bahwa eksplorasi dan stimulasi yang tepat dapat membentuk lima karakter utama yang dibutuhkan Anak Indonesia Unggul yaitu berani, cerdas, kreatif, peduli, dan pemimpin. Stimulasi bermain setiap hari oleh keluarga dengan penuh kasih sayang untuk balita juga merupakan hal penting yang perlu dilakukan.
"Stimulasi bermain dan merangsang kemampuan pendengaran, penglihatan memori, kognitif, bicara, emosi, gerak kasar dan halus yang akan mengembangkan semua potensi-potensi anak sehingga kelak menjadi anak yang sehat, cerdas, kreatif dan berperilaku baik," kata pakar tumbuh kembang, Prof. Dr. dr. Soedjatmiko SpA (K), Msi.
"Pola pengasuhan yang diterapkan orang tua tentu akan berdampak pada pembentukan karakter si kecil. Diharapkan keterlibatan orang tua dalam memenuhi kebutuhan gizi, memberikan bimbingan serta menanamkan nilai positif kepada si kecil akan membantu terbentuknya generasi Indonesia yang dapat berkontribusi bagi kelangsungan bangsa dan negara di masa depan," ujar Drs. Hendra Jamal, M.Si, selaku Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Kesehatan dan Kesejahteraan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia saat acara Dancow Adwanced Excelnutri+ Luncurkan Gerakan 1 Juta Iya Boleh Bagi Orang tua Indonesia di Ayana MidPlaza Hotel, Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, situasi perkembangan gizi di Indonesia saat ini semakin kompleks. Meskipun proporsi status gizi buruk dan gizi kurang pada balita di Indonesia menunjukkan adanya perbaikan menjadi 17,7% dari 19,6%, namun target Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2015—2019 ada di angka 17%. Oleh karena itu, upaya untuk memperbaiki status gizi pada balita di Indonesia masih harus terus dilakukan.
"Di Indonesia masih belum lepas dari masalah kurang berat badan, anemia defiensi besi dan stunting. Tiga masalah tersebut picu masalah kesehatan, 41,9% anak Indonesia masih sering terkena infeksi saluran pernafasan, 12,2% anak masih sering terkena diare. Di samping itu, anak yang lebih sering bermain di luar rumah memiliki risiko terkena penyakit 2—3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang hanya beraktivitas di rumah," ujar pakar nutrisi Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc.
Di samping gizi yang baik, fase eksplorasi pun tidak kalah pentingnya. Para pakar perkembangan anak percaya bahwa eksplorasi dan stimulasi yang tepat dapat membentuk lima karakter utama yang dibutuhkan Anak Indonesia Unggul yaitu berani, cerdas, kreatif, peduli, dan pemimpin. Stimulasi bermain setiap hari oleh keluarga dengan penuh kasih sayang untuk balita juga merupakan hal penting yang perlu dilakukan.
"Stimulasi bermain dan merangsang kemampuan pendengaran, penglihatan memori, kognitif, bicara, emosi, gerak kasar dan halus yang akan mengembangkan semua potensi-potensi anak sehingga kelak menjadi anak yang sehat, cerdas, kreatif dan berperilaku baik," kata pakar tumbuh kembang, Prof. Dr. dr. Soedjatmiko SpA (K), Msi.
(alv)