Bakso Batok Kelapa Hadirkan Asam Manis Bakso dan Kelapa Muda
A
A
A
TANGERANG - Rasa gurih pada kuah bakso dicampur manis segarnya air kelapa muda menjadi paduan unik dari Bakso Batok Klamud (Kelapa Muda) di Ruko Cordoba, BSD City, Serpong, Kota Tangerang Selatang (Tangsel), Banten.
Tidak hanya itu, bakso dalam batok kelapa segar yang langsung dipapas ujungnya dengan kelapa putih muda dan tebal akan semakin menambah sensasi makan Anda. Bagi yang penasaran dengan rasa bakso ini, Anda bisa datang langsung ke lokasi. Harga per mangkuk yang ditawarkan juga tidak terlalu mahal mulai dari Rp15 ribu hingga Rp35 ribu lengkap dengan potongan daging iga.
Fitria Suryawati, 28, pemilik Bakso Batok Klamud mengatakan, baru memulai bisnisnya itu pada tiga bulan terakhir, yakni pada awal Desember 2018, dengan modal minim Rp10 juta. “Bidang aku memang kuliner. Awalnya aku jual nasi bakar, salad buah juga, tetapi aku ingin yang lain, yang semua kalangan bisa makan,” katanya di BSD City, Serpong, kemarin.
Lalu terpikirkanlah bakso. Namun, dia ingin berbeda dari kemasan yang ada selama ini. Saat itu terlintas soto klemud di Solo karena kemasan soto dihidangkan dalam batok kelapa. Rasanya pun nikmat, gurih campur manis alami dari buah kelapa.
“Lalu aku kepikiran bakso. Tapi, aku mau yang unik dan beda dengan yang lain. Di Solo, aku ingat ada soto kelapa muda, jadi soto di dalam kelapa muda. Lalu aku kepikiran dan coba sendiri, ternyata hasilnya enak,” kata ibu satu anak ini. Baksonya pun dia buat sendiri sehingga rasa dan kekenyalannya sesuai dengan yang diinginkan.
Setelah itu, baru dia mulai memberanikan diri menyewa ruko. “Lalu aku buat bakso. Ini juga buat sendiri baksonya. Ke pasar pilih daging, digiling, itu aku sendiri. Lalu aku coba buka bisnis bakso klamud. Aku juga cari ide, cari bakso yang mangkuknya unik. Lalu terpikirkan pakai batok kelapa saja,” ujar Fitria.
Tidak adanya pengrajin batok kelapa di Kota Tangsel membuat lulusan Fakultas Ekonomi Manajemen UNS 2013 ini membeli langsung dari Yogyakarta. “Jadi, bukan beling ayam jago itu. Akhirnya aku dapat pengrajin mangkuk kelapa di Yogya. Aku pesan langsung dari Yogya, tapi baksonya juga harus unik. Makanya, ada bakso telur asin, keju mozarela, bakso isi rawit, daging cincang dan iga. Setelah itu, aku mulai buka di Pamulang,” ungkapnya.
Selama di Pamulang, Fitri mengaku masih melakukan tes pasar. Hasilnya, banyak yang suka dengan bakso olahannya. Omzet penjualannya pun lumayan. Dalam sehari bisa mencapai Rp500-600 ribu. “Alhamdulillah, pangsa pasarnya sesuai yang aku mau. Mulai dari anak kecil sampai dewasa, semuanya suka. Campuran kuah bakso dan air kelapa membuat rasa manis agak asem. Di mana kuah bakso dicampur dengan air kelapa muda. Rasanya manis, ada rasa asamnya juga,” ujarnya.
Tidak hanya itu, daging kelapa mudanya juga bisa langsung dimakan, baik bersama kuah bakso, daging bakso dan iga, maupun dimakan langsung dagingnya. “Jadi, pertama-tama air kelapa dipanaskan. Setelah mendidih, air kelapa dimasukkan setengahnya ke dalam batok kelapa. Lalu setengahnya lagi dicampur kuah bakso. Lalu dimasukkan mi dan bakso, bisa langsung disantap. Kelapanya semua segar, langsung dipapas di sini,” ungkapnya.
Untuk pasokan kelapa, dia mengaku membeli langsung dari petani di Pandeglang, Banten. Kelapa yang dibeli juga muda semua karena kelapa tua keras jika dikonsumsi. “Modal awal kami Rp10 juta, buat bayar sewa ruko tiga bulan dan beli perlengkapan bakso, seperti gerobak kayu, mangkuk batok kelapa, dan lainlain. Dalam tiga bulan sudah bisa balik modal. Sehari rata-rata kita dapat untung Rp500-600 ribu,” kata Fitria.
Sementara itu, Dwi Suci, 27, salah seorang pelanggan Bakso Batok Klamud, sangat mengapresiasi terobosan baru yang dilakukan Bakso Batok Klamud. “Rasanya unik saja. Ada manis air kelapanya dan rasa asam segar kuah baksonya. Kita juga bisa makan kelapa mudanya langsung. Satu porsi saya sudah kenyang. Saya paling suka yang pakai iga. Murah,” ujarnya.
Tidak hanya itu, bakso dalam batok kelapa segar yang langsung dipapas ujungnya dengan kelapa putih muda dan tebal akan semakin menambah sensasi makan Anda. Bagi yang penasaran dengan rasa bakso ini, Anda bisa datang langsung ke lokasi. Harga per mangkuk yang ditawarkan juga tidak terlalu mahal mulai dari Rp15 ribu hingga Rp35 ribu lengkap dengan potongan daging iga.
Fitria Suryawati, 28, pemilik Bakso Batok Klamud mengatakan, baru memulai bisnisnya itu pada tiga bulan terakhir, yakni pada awal Desember 2018, dengan modal minim Rp10 juta. “Bidang aku memang kuliner. Awalnya aku jual nasi bakar, salad buah juga, tetapi aku ingin yang lain, yang semua kalangan bisa makan,” katanya di BSD City, Serpong, kemarin.
Lalu terpikirkanlah bakso. Namun, dia ingin berbeda dari kemasan yang ada selama ini. Saat itu terlintas soto klemud di Solo karena kemasan soto dihidangkan dalam batok kelapa. Rasanya pun nikmat, gurih campur manis alami dari buah kelapa.
“Lalu aku kepikiran bakso. Tapi, aku mau yang unik dan beda dengan yang lain. Di Solo, aku ingat ada soto kelapa muda, jadi soto di dalam kelapa muda. Lalu aku kepikiran dan coba sendiri, ternyata hasilnya enak,” kata ibu satu anak ini. Baksonya pun dia buat sendiri sehingga rasa dan kekenyalannya sesuai dengan yang diinginkan.
Setelah itu, baru dia mulai memberanikan diri menyewa ruko. “Lalu aku buat bakso. Ini juga buat sendiri baksonya. Ke pasar pilih daging, digiling, itu aku sendiri. Lalu aku coba buka bisnis bakso klamud. Aku juga cari ide, cari bakso yang mangkuknya unik. Lalu terpikirkan pakai batok kelapa saja,” ujar Fitria.
Tidak adanya pengrajin batok kelapa di Kota Tangsel membuat lulusan Fakultas Ekonomi Manajemen UNS 2013 ini membeli langsung dari Yogyakarta. “Jadi, bukan beling ayam jago itu. Akhirnya aku dapat pengrajin mangkuk kelapa di Yogya. Aku pesan langsung dari Yogya, tapi baksonya juga harus unik. Makanya, ada bakso telur asin, keju mozarela, bakso isi rawit, daging cincang dan iga. Setelah itu, aku mulai buka di Pamulang,” ungkapnya.
Selama di Pamulang, Fitri mengaku masih melakukan tes pasar. Hasilnya, banyak yang suka dengan bakso olahannya. Omzet penjualannya pun lumayan. Dalam sehari bisa mencapai Rp500-600 ribu. “Alhamdulillah, pangsa pasarnya sesuai yang aku mau. Mulai dari anak kecil sampai dewasa, semuanya suka. Campuran kuah bakso dan air kelapa membuat rasa manis agak asem. Di mana kuah bakso dicampur dengan air kelapa muda. Rasanya manis, ada rasa asamnya juga,” ujarnya.
Tidak hanya itu, daging kelapa mudanya juga bisa langsung dimakan, baik bersama kuah bakso, daging bakso dan iga, maupun dimakan langsung dagingnya. “Jadi, pertama-tama air kelapa dipanaskan. Setelah mendidih, air kelapa dimasukkan setengahnya ke dalam batok kelapa. Lalu setengahnya lagi dicampur kuah bakso. Lalu dimasukkan mi dan bakso, bisa langsung disantap. Kelapanya semua segar, langsung dipapas di sini,” ungkapnya.
Untuk pasokan kelapa, dia mengaku membeli langsung dari petani di Pandeglang, Banten. Kelapa yang dibeli juga muda semua karena kelapa tua keras jika dikonsumsi. “Modal awal kami Rp10 juta, buat bayar sewa ruko tiga bulan dan beli perlengkapan bakso, seperti gerobak kayu, mangkuk batok kelapa, dan lainlain. Dalam tiga bulan sudah bisa balik modal. Sehari rata-rata kita dapat untung Rp500-600 ribu,” kata Fitria.
Sementara itu, Dwi Suci, 27, salah seorang pelanggan Bakso Batok Klamud, sangat mengapresiasi terobosan baru yang dilakukan Bakso Batok Klamud. “Rasanya unik saja. Ada manis air kelapanya dan rasa asam segar kuah baksonya. Kita juga bisa makan kelapa mudanya langsung. Satu porsi saya sudah kenyang. Saya paling suka yang pakai iga. Murah,” ujarnya.
(don)