Jual Sneakers 'Kotor', Gucci Tuai Kritik

Selasa, 26 Februari 2019 - 12:31 WIB
Jual Sneakers Kotor, Gucci Tuai Kritik
Jual Sneakers 'Kotor', Gucci Tuai Kritik
A A A
JAKARTA - Gucci telah memicu kritik di media sosial karena menjual sepasang sneakers yang sengaja didesain terlihat kotor seharga 615 Poundsterling. Di situs resmi, rumah mode Italia itu mendeskripsikan sepatu olahraga pria berbahan kulit sebagai vintage dan mengambil gaya refrensi dari sekolah tua.

Dilansir Independent, sepatu tersebut diberi nama Screener yang hadir dengan berbagai pilihan warna dan menampilkan estetika yang berantakan. Desainnya yang dinilai tak biasa ini membuat koleksi sepatu tersebut menuai kehebohan di Twitter. Gucci disebut mengkomersilkan kemiskinan dan menggambarkan sneakers sebagai contoh dari puncak kapitalisme.

"Beberapa orang memiliki lebih banyak uang daripada akal. Ini konyol," tulis salah satu orang di media sosial. (Baca juga: Virginie Viard Jadi Pengganti Karl Lagerfeld di Chanel ).

"Perancang kelas atas mengkomersialkan kemiskinan," tambah yang lainnya.

Selain itu, Gucci juga menjual sepasang sepatu tenis yang dijuluki Rhyton, dengan penampilan off-white yang sama. Kedua sepatu membentuk bagian dari tren untuk sepatu yang terlihat kotor. Pada bulan September tahun lalu, brand sepatu Italia, Golden Goose mendapat kecaman karena sepasang sepatunya yang tampak seolah-olah telah ditempel dengan lakban.

Sepatu tersebut dibandrol berharga USD 530 dan dituduh memuliakan kemiskinan. Reaksi negatif terhadap sepatu tersebut datang beberapa hari setelah Gucci berada di bawah pengawasan untuk menjual atasan rajutan balaclava yang dikatakan orang adalah referensi serangan untuk wajah hitam.

Pakaian hitam itu menampilkan leher yang dapat ditarik dan guntingan dengan bibir merah raksasa. Creative director Alessandro Michele menulis surat kepada staf menyusul kritik yang menjelaskan bahwa desain itu terinspirasi oleh seniman pertunjukan akhir, Leigh Bowery yang dikenal karena tata riasnya yang aneh.

Namun, dia menerima bahwa pakaian itu bisa dianggap serangan dan saat ini koleksi tersebut tidak lagi dijual.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8333 seconds (0.1#10.140)
pixels