Bagaimana Menangani Penyempitan Katup Aorta dengan Tavi

Senin, 04 Maret 2019 - 15:41 WIB
Bagaimana Menangani...
Bagaimana Menangani Penyempitan Katup Aorta dengan Tavi
A A A
JANTUNG merupakan organ tubuh vital yang bertugas menerima dan memompa darah ke seluruh tubuh. Namun, sering kali jantung seseorang mengalami berbagai kelainan dan penyakit. Salah satunya adalah stenosis aorta atau penyempitan katup aorta. Prevalensinya akan meningkat seiring bertambahnya usia.

Data dari Uptodate menyebutkan bahwa prevalensi stenosis aorta adalah 0,2% pada usia 50-59 tahun, 1% pada usia 60-69 tahun, 4% pada usia 70-79 tahun, dan mencapai kurang lebih 10% pada usia 80-89 tahun. Dan jika stenosis aorta terjadi sebelum usia 50 tahun, sering kali ini disebabkan oleh penyakit katup jantung rematik yang disebabkan peradangan kronis katup jantung kiri.

“Normalnya katup aorta terdiri dari tiga daun katup (tricuspid valve). Jika katup aorta hanya memiliki 2 daun katup (bicuspid valve) ataupun 1 daun katup (unicuspid valve) karena kelainan sejak lahir, maka stenosis aorta akan terjadi lebih cepat,” sebut Wakil Ketua Siloam Heart Institute dr Antono Sutandar SpJP-K.

Menurutnya, stenosis aorta umumnya akan membuat otot jantung kerja lebih berat karena jantung harus memompa darah melalui pintu yang sudah mengecil untuk memenuhi kebutuhan tubuh. “Jika kondisi ini dibiarkan, penyempitan katup akan semakin memberat dan akhirnya pasien dapat mengalami gagal jantung,” ucap dr Antono.

Pasien yang sudah terdiagnosis memiliki stenosis aorta derajat sedang, penyempitan akan menjadi semakin berat seiring dengan berjalannya waktu. Data menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya keluhan seperti sesak napas, bahkan sampai meninggal pada pasien dengan stenosis aorta derajat berat adalah 7%, 38%, dan 74% sesudah 1 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun.

Saat pasien terdiagnosis stenosis aorta derajat berat, sekitar 60%-80% pasien akan mengalami keluhan sesak napas, bahkan meninggal dalam 2 tahun. “Sampai saat ini, obatobatan hanya dapat meringankan gejala kelainan katup jantung, tetapi tidak dapat membereskan kelainan katup. Seiring dengan semakin memberatnya kelainan katup jantung, obat-obatan tidak lagi dapat lagi meringankan kerja jantung yang semakin memberat," sebut dr Antono.

Operasi katup jantung akan menjadi pilihan utama untuk mengatasi masalah ini. "Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran dan peralatan medis, penggantian katup jantung dapat dilakukan melalui kateter atau biasanya disebut transcatheter aorta valve implantation (TAVI),” tambahnya.

TAVI merupakan terobosan terbaru untuk menangani kelainan katup jantung, khususnya katup aorta. Metode ini memungkinkan implantasi katup aorta tanpa dilakukan pembedahan, tetapi hanya menggunakan kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah besar di area pangkal paha. Metode minimal invasif ini juga menjadi solusi pada orang-orang yang dianggap berisiko menengah sampai tinggi (khususnya pasien di atas 80 tahun) untuk dilakukan operasi penggantian katup secara konvensional.

“Tindakan TAVI juga memiliki risiko tindakan yang lebih rendah serta proses pemulihan lebih cepat dibandingkan operasi penggantian katup konvensional. Tindakan ini dilakukan oleh tim jantung yang melibatkan dokter jantung intervensi, dokter jantung untuk transesophageal echocardiography (TEE) assessment, cardiac anesthesist, dan dokter bedah jantung,” tutur dr Antono.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1037 seconds (0.1#10.140)