Sambut Hari Kartini, 14 Seniwati Pamerkan Karya lewat 'Reinventing Eve'
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 14 seniwati berbakat dan inspiratif baik dalam dan luar negeri akan melakukan pameran khusus yang menampilkan hasil karya seni terbaik mereka. Pameran yang diadakan Indonesian Luxury ini dibalut dengan tema "Reinventing Eve".
“Reinventing Eve merupakan suatu pameran khusus yang menampilkan hasil karya seni oleh 14 seniwati berbakat dan inspiratif dalam rangka menyambut perayaan Hari Kartini” kata Debora C Iskandar, pendiri Indonesian Luxury.
Reinventing Eve dimaksudkan sebagai penghormatan kepada Raden Ajeng Kartini, pahlawan wanita tersohor dari Jawa, dikenal sebagai pendobrak dan pejuang hak-hak kaum perempuan dan sebagai sosok yang sangat vokal menyuarakan kesetaraan gender dan memperjuangkan pendidikan untuk anak wanita. Hingga kini Kartini merupakan simbol dari gerakan feminisme dan kebebasan pada wanita modern dan kontemporer di Indonesia.
Selama berabad-abad, wanita secara sistematis dipandang sebelah mata di bidang seni karena sejumlah faktor, seni berbentuk tekstil dan seni dekoratif lainnya sering dianggap sebagai kerajinan tangan saja dan tidak dianggap sebagai karya seni rupa. Banyak wanita yang dicegah untuk mengejar pendidikan umum, apalagi pelatihan seni. Terlebih lagi para pria yang mendominasi jalur seni tersebut sering beranggapan keliru bahwa wanita adalah pekerja seni yang lebih inferior.
Dampak feminisme mulai muncul pada abad ke-19 dan ke-20, ketika perubahan sosial menghasilkan generasi seniman baru seperti Eileen Agar dan Louise Bourgeois yang ikonik, yang mulai mengeksplorasi tema-tema pikiran dan tubuh melalui aliran surealisme.
Deborah juga menambahkan, “Misi kami adalah membuat karya seni agar dapat diakses oleh semua orang. Hal ini bisa dalam berbagai medium yang berbeda, termasuk fotografi, lukisan, patung dan berbagai pengalaman.
"Melalui acara seperti pameran ini, kami berharap dapat lebih memamerkan karya seni kami yang secara unik tersedia di Indonesia bagi peminat dan kolektor seni yang berkembang di Indonesia," ujarnya.
Pameran ‘Reinventing Eve’ ini merupakan kelanjutan dari gerakan feminisme yang ditampilkan melalui karya dari delapan seniwati Indonesia: Arahmaiani, Melati Suryodharmono, Sinta Tantra, Ines Katamso, Rega Ayundya, Natisa Jones, Ella Wijt dan Inge Kotjo.
Enam pekerja seni wanita Internasional lainnya adalah: Marisa R Ng (Malaysia), Mary Lou Pavlovic (Australia), Lindy Lee (Australia), Sally Smart (Australia), Mella Jaarsma (Belanda) dan Melissa Tan (Singapura).
Acara yang digelar oleh Indonesia Luxury ini akan diselenggarakan di Function Hall, 1Park Avenue pada tanggal 13-17 Maret 2019. Acara ini akan dibuka dengan sambutan dan perbincangan seni oleh Carla Bianpoen dan sebuah press preview. Pameran dihadirkan PT.Intiland Development dan dikuratori oleh ISA Art Advisory, anggota dari Indonesian Luxury.
“Reinventing Eve merupakan suatu pameran khusus yang menampilkan hasil karya seni oleh 14 seniwati berbakat dan inspiratif dalam rangka menyambut perayaan Hari Kartini” kata Debora C Iskandar, pendiri Indonesian Luxury.
Reinventing Eve dimaksudkan sebagai penghormatan kepada Raden Ajeng Kartini, pahlawan wanita tersohor dari Jawa, dikenal sebagai pendobrak dan pejuang hak-hak kaum perempuan dan sebagai sosok yang sangat vokal menyuarakan kesetaraan gender dan memperjuangkan pendidikan untuk anak wanita. Hingga kini Kartini merupakan simbol dari gerakan feminisme dan kebebasan pada wanita modern dan kontemporer di Indonesia.
Selama berabad-abad, wanita secara sistematis dipandang sebelah mata di bidang seni karena sejumlah faktor, seni berbentuk tekstil dan seni dekoratif lainnya sering dianggap sebagai kerajinan tangan saja dan tidak dianggap sebagai karya seni rupa. Banyak wanita yang dicegah untuk mengejar pendidikan umum, apalagi pelatihan seni. Terlebih lagi para pria yang mendominasi jalur seni tersebut sering beranggapan keliru bahwa wanita adalah pekerja seni yang lebih inferior.
Dampak feminisme mulai muncul pada abad ke-19 dan ke-20, ketika perubahan sosial menghasilkan generasi seniman baru seperti Eileen Agar dan Louise Bourgeois yang ikonik, yang mulai mengeksplorasi tema-tema pikiran dan tubuh melalui aliran surealisme.
Deborah juga menambahkan, “Misi kami adalah membuat karya seni agar dapat diakses oleh semua orang. Hal ini bisa dalam berbagai medium yang berbeda, termasuk fotografi, lukisan, patung dan berbagai pengalaman.
"Melalui acara seperti pameran ini, kami berharap dapat lebih memamerkan karya seni kami yang secara unik tersedia di Indonesia bagi peminat dan kolektor seni yang berkembang di Indonesia," ujarnya.
Pameran ‘Reinventing Eve’ ini merupakan kelanjutan dari gerakan feminisme yang ditampilkan melalui karya dari delapan seniwati Indonesia: Arahmaiani, Melati Suryodharmono, Sinta Tantra, Ines Katamso, Rega Ayundya, Natisa Jones, Ella Wijt dan Inge Kotjo.
Enam pekerja seni wanita Internasional lainnya adalah: Marisa R Ng (Malaysia), Mary Lou Pavlovic (Australia), Lindy Lee (Australia), Sally Smart (Australia), Mella Jaarsma (Belanda) dan Melissa Tan (Singapura).
Acara yang digelar oleh Indonesia Luxury ini akan diselenggarakan di Function Hall, 1Park Avenue pada tanggal 13-17 Maret 2019. Acara ini akan dibuka dengan sambutan dan perbincangan seni oleh Carla Bianpoen dan sebuah press preview. Pameran dihadirkan PT.Intiland Development dan dikuratori oleh ISA Art Advisory, anggota dari Indonesian Luxury.
(tdy)