Penjelasan Ilmiah Perjalanan ke Masa Lalu di Avengers: Endgame
A
A
A
JAKARTA - Sudah bukan rahasia lagi kalau Dunia Kuantum memainkan peranan penting di Avengers: Endgame. Jalan ini dipakai para Avengers dan sekutunya untuk membatalkan jentikan jari Thanos dan mengembalikan teman-teman mereka yang berubah menjadi pasir di Avengers: Infinity War. Ant-Man akan berperan besar dalam perjalanan teman-temannya ini ke masa lalu.
Di Avengers: Endgame, perjalanan ini akan menggunakan teknologi Kuantum yang dikembangkan Hank Pym seperti diceritakan di Ant-Man and the Wasp (2018). Pengetahuan Scott Lang terhadap teknologi ini jelas akan sangat membantu teman-temannya. Namun, sejauh apakah pengetahuan Scott terhadap teknologi ini dan bagaimana dia akan melibatkan teman-temannya yang pintar, seperti Iron Man dan Bruce Banner, tentu menarik untuk disimak.
Selama ini, film-film perjalanan menembus waktu senantiasa menceritakan bagaimana orang dari masa depan ‘memperbaiki’ nasib buruk di masa lalu. Perbaikan itu tentu memiliki konsekuensi pada masa sekarang. Nah, apakah perjalanan menembus waktu di Avengers: Endgame juga punya cerita serupa?
Peringatan: Tulisan ini mengandung SPOILER/BOCORAN untuk film Avengers: Endgame. Jika Anda tidak mau mengetahui lebih lanjut tentang apa yang terjadi di film itu sebelum Anda nonton filmnya, lebih baik jangan teruskan membaca artikel ini. Anda sudah diperingatkan.
Perjalanan menembus waktu adalah rumor yang selalu muncul di Avengers: Endgame sejak awal. Dan, inilah yang dipakai para pahlawan kesayangan kita untuk kembali ke masa lalu dan mengambil Batu Keabadian yang telah dihancurkan Thanos. Teori penghancuran Batu Keabadian oleh Thanos ini pun sudah muncul sebelum Avengers: Endgame tayang. Saat sedang berusaha memecahkan cara untuk kembali ke masa lalu dan mengambil batu tersebut, Avengers menggunakan rujukan film-film penjelajahan waktu seperti Back to the Future dan The Terminator. Diketahui bahwa apa yang diceritakan di film itu tidak akan sama dengan apa yang akan dilakukan oleh kelompok ini.
Sequence ini mungkin agak sulit diikuti para penonton karena terlalu teknis dan ilmiah. Ini karena duo penulis Endgame, Christopher Markus dan Stephen McFeely benar-benar bertemu dan belajar bersama sejumlah pakar fisika selama menulis naskah film tersebut. Di Avengers: Endgame, para pemainnya menyinggung mekanik kuantum, proposisi Deutsch, skala Planck, nilai eigen, dan garis Mobius terbalik, yang memang didasarkan pada ilmu pengetahuan betulan. Lantas bagaimana menjelaskannya?
Dikutip dari Movie Web, pertama, kita harus melihat Paradoks Kakek atau Grandfather Paradox yang melibatkan seorang cucu kembali ke masa lalu untuk membunuh kakeknya ketika dia masih muda. Dengan premis ini, cucu itu tidak akan pernah lahir, yang artinya, mereka tidak bisa pulang ke masa mereka. Ilmuwan kadang menyebutnya sebagai lompatan waktu tertutup. Berkat Einstein, kita jadi tahu tentang lubang hitam berputar yang bisa memutar ruang dan waktu. Inilah dimana mekanik kuantum Endgame masuk.
Bukannya mengangkat teori jika perjalanan waktu akan mempengaruhi masa depan saaat ini seperti Paradoks Kakek, Avengers: Endgame memakai ide realitas alternatif, yang didasarkan pada Teori Banyak Dunia (Many Worlds Theory). Pendek kata, kembali ke masa lalu dan mempengaruhi masa lalu tidak akan menganggu lini masa saat ini. Malahan, itu akan menciptakan semesta lain, yang akan bercabang ke lini masa yang banyak. Untuk menghindari Teori Banyak Dunia dan lini masa berbeda, Avengers berencana mengambil masing-masing Batu Keabadian dan mengembalikannya ketika mereka selesai untuk memastikan tidak ada gangguan terjadi.
Mekanik kuantum Avengers: Endgame ini menyentuh ide ilmiah modern tentang perjalanan waktu kuantum dan kemungkinan menyingkirkan Paradoks Kakek. Menurut ilmuwan Michael Milford dan Peter Stratton, di mekanik kuantum, partikel atom lebih seperti gelombang probabilitas yang kabur. Ini artinya jika ada peluang, atau kemungkinan sesuatu terjadi di waktu tertentu, yang bisa dikombinasikan dengan Teori Banyak Dunia, bisa menyingkirkan Paradoks Kakek jika semuanya dilihat secara probabilistik. Kembali ke masa lalu hanya memberikan seseorang sebuah probabilitas pasti untuk membunuh kakeknya, yang akan mematahkan lingkaran kausalitas. Avengers: Endgame mendasarkan premisnya pada teori ini.
Menurut Michael Milford dan Peter Stratton, Avengers: Endgame melakukan tugas yang cukup bagus dalam menyatukan segalanya dan membuatnya berdasarkan ilmu penjelajahan waktu. Namun, ada sedikit lubang sana sini dan jargon untuk efek dramatis. Meski begitu, untuk sebagian besar, semuanya benar dan lebih mudah untuk dipahami ketimbang teori betulan yang tersebar di mana-mana.
Di Avengers: Endgame, perjalanan ini akan menggunakan teknologi Kuantum yang dikembangkan Hank Pym seperti diceritakan di Ant-Man and the Wasp (2018). Pengetahuan Scott Lang terhadap teknologi ini jelas akan sangat membantu teman-temannya. Namun, sejauh apakah pengetahuan Scott terhadap teknologi ini dan bagaimana dia akan melibatkan teman-temannya yang pintar, seperti Iron Man dan Bruce Banner, tentu menarik untuk disimak.
Selama ini, film-film perjalanan menembus waktu senantiasa menceritakan bagaimana orang dari masa depan ‘memperbaiki’ nasib buruk di masa lalu. Perbaikan itu tentu memiliki konsekuensi pada masa sekarang. Nah, apakah perjalanan menembus waktu di Avengers: Endgame juga punya cerita serupa?
Peringatan: Tulisan ini mengandung SPOILER/BOCORAN untuk film Avengers: Endgame. Jika Anda tidak mau mengetahui lebih lanjut tentang apa yang terjadi di film itu sebelum Anda nonton filmnya, lebih baik jangan teruskan membaca artikel ini. Anda sudah diperingatkan.
Perjalanan menembus waktu adalah rumor yang selalu muncul di Avengers: Endgame sejak awal. Dan, inilah yang dipakai para pahlawan kesayangan kita untuk kembali ke masa lalu dan mengambil Batu Keabadian yang telah dihancurkan Thanos. Teori penghancuran Batu Keabadian oleh Thanos ini pun sudah muncul sebelum Avengers: Endgame tayang. Saat sedang berusaha memecahkan cara untuk kembali ke masa lalu dan mengambil batu tersebut, Avengers menggunakan rujukan film-film penjelajahan waktu seperti Back to the Future dan The Terminator. Diketahui bahwa apa yang diceritakan di film itu tidak akan sama dengan apa yang akan dilakukan oleh kelompok ini.
Sequence ini mungkin agak sulit diikuti para penonton karena terlalu teknis dan ilmiah. Ini karena duo penulis Endgame, Christopher Markus dan Stephen McFeely benar-benar bertemu dan belajar bersama sejumlah pakar fisika selama menulis naskah film tersebut. Di Avengers: Endgame, para pemainnya menyinggung mekanik kuantum, proposisi Deutsch, skala Planck, nilai eigen, dan garis Mobius terbalik, yang memang didasarkan pada ilmu pengetahuan betulan. Lantas bagaimana menjelaskannya?
Dikutip dari Movie Web, pertama, kita harus melihat Paradoks Kakek atau Grandfather Paradox yang melibatkan seorang cucu kembali ke masa lalu untuk membunuh kakeknya ketika dia masih muda. Dengan premis ini, cucu itu tidak akan pernah lahir, yang artinya, mereka tidak bisa pulang ke masa mereka. Ilmuwan kadang menyebutnya sebagai lompatan waktu tertutup. Berkat Einstein, kita jadi tahu tentang lubang hitam berputar yang bisa memutar ruang dan waktu. Inilah dimana mekanik kuantum Endgame masuk.
Bukannya mengangkat teori jika perjalanan waktu akan mempengaruhi masa depan saaat ini seperti Paradoks Kakek, Avengers: Endgame memakai ide realitas alternatif, yang didasarkan pada Teori Banyak Dunia (Many Worlds Theory). Pendek kata, kembali ke masa lalu dan mempengaruhi masa lalu tidak akan menganggu lini masa saat ini. Malahan, itu akan menciptakan semesta lain, yang akan bercabang ke lini masa yang banyak. Untuk menghindari Teori Banyak Dunia dan lini masa berbeda, Avengers berencana mengambil masing-masing Batu Keabadian dan mengembalikannya ketika mereka selesai untuk memastikan tidak ada gangguan terjadi.
Mekanik kuantum Avengers: Endgame ini menyentuh ide ilmiah modern tentang perjalanan waktu kuantum dan kemungkinan menyingkirkan Paradoks Kakek. Menurut ilmuwan Michael Milford dan Peter Stratton, di mekanik kuantum, partikel atom lebih seperti gelombang probabilitas yang kabur. Ini artinya jika ada peluang, atau kemungkinan sesuatu terjadi di waktu tertentu, yang bisa dikombinasikan dengan Teori Banyak Dunia, bisa menyingkirkan Paradoks Kakek jika semuanya dilihat secara probabilistik. Kembali ke masa lalu hanya memberikan seseorang sebuah probabilitas pasti untuk membunuh kakeknya, yang akan mematahkan lingkaran kausalitas. Avengers: Endgame mendasarkan premisnya pada teori ini.
Menurut Michael Milford dan Peter Stratton, Avengers: Endgame melakukan tugas yang cukup bagus dalam menyatukan segalanya dan membuatnya berdasarkan ilmu penjelajahan waktu. Namun, ada sedikit lubang sana sini dan jargon untuk efek dramatis. Meski begitu, untuk sebagian besar, semuanya benar dan lebih mudah untuk dipahami ketimbang teori betulan yang tersebar di mana-mana.
(alv)