Tumbuh Paling Cepat, Tie-Dye Dominasi Industri Fesyen
A
A
A
JAKARTA - Beberapa bulan terakhir, tie-dye telah mendominasi industri fesyen. Ini terlihat dari runway sejumlah pagelaran busana hingga toko-toko busana. Tie-dye pun diprediksi akan menjadi salah satu tren di musim panas.
Berdasarkan platform pencarian mode global, Lsyt melaporkan bahwa tie-dye sendiri menjadi salah satu kata kunci pencarian mode yang tumbuh paling cepat tahun ini. Lyst menyebutkan terjadi kenaikan pencarian sebesar 154 persen tahun ini dalam laporan tren triwulanannya.
Dilansir dari The Independent, koleksi-koleksi tie-dye pun datang melalui label Skandinavia Ganni dalam denim dua potong, seperti yang terlihat dikenakan Gigi Hadid di Coachella tahun ini. Ada juga top turtleneck elektrik Proenza Schouler yang menjadi top produk Lyst untuk 2019, dan rangkaian surfer Prada yang dibuat dengan cermat.
"Pada 2019, tie-dye relevan secara budaya," tegas Morgane Le Caer, reporter fashion di Lyst. "Awalnya dipakai pada 1960-an selama berbagai protes mahasiswa di Amerika, itu sekali lagi tampaknya dipandang sebagai protes damai terhadap iklim politik saat ini," lanjutnya.
Dalam proses pembuatannya, label Ganni misalnya, menggunakan metode manual untuk potongan tie-dye seperti pemutihan dan penyemprotan. Penata gaya selebriti, Alex Longmore menggambarkan proses tersebut sebagai kembalinya ke keahlian dasar bahwa tren tie-dye adalah tentang memperjuangkan tekstil, kain, dan seberapa banyak talenta dalam mendesain potongan-potongan ini.
"Sangat sulit untuk membuat kain tie-dye yang sempurna," tandas Alex Longmore.
Adapun cara memakai busana tie-dye tanpa terlihat berlebihan sebagaimana disarankan Emily Gordon-Smith, seorang direktur produk konsumen di perusahaan intelijen tren. Stylus merupakan dengan menggunakan satu warna, bukan banyak warna.
"Jangan memakai pewarna tie-dye penuh multi warna. Kami memperkirakan bahwa efek ombre dan dip-dye yang halus akan menjadi berita besar di musim gugur/musim dingin dan bahkan musim semi/musim panas mendatang sehingga barang-barang tersebut layak untuk diinvestasikan, terutama sebagai pembaruan elegan pada musim ini," saran Emily Gordon-Smith.
Berdasarkan platform pencarian mode global, Lsyt melaporkan bahwa tie-dye sendiri menjadi salah satu kata kunci pencarian mode yang tumbuh paling cepat tahun ini. Lyst menyebutkan terjadi kenaikan pencarian sebesar 154 persen tahun ini dalam laporan tren triwulanannya.
Dilansir dari The Independent, koleksi-koleksi tie-dye pun datang melalui label Skandinavia Ganni dalam denim dua potong, seperti yang terlihat dikenakan Gigi Hadid di Coachella tahun ini. Ada juga top turtleneck elektrik Proenza Schouler yang menjadi top produk Lyst untuk 2019, dan rangkaian surfer Prada yang dibuat dengan cermat.
"Pada 2019, tie-dye relevan secara budaya," tegas Morgane Le Caer, reporter fashion di Lyst. "Awalnya dipakai pada 1960-an selama berbagai protes mahasiswa di Amerika, itu sekali lagi tampaknya dipandang sebagai protes damai terhadap iklim politik saat ini," lanjutnya.
Dalam proses pembuatannya, label Ganni misalnya, menggunakan metode manual untuk potongan tie-dye seperti pemutihan dan penyemprotan. Penata gaya selebriti, Alex Longmore menggambarkan proses tersebut sebagai kembalinya ke keahlian dasar bahwa tren tie-dye adalah tentang memperjuangkan tekstil, kain, dan seberapa banyak talenta dalam mendesain potongan-potongan ini.
"Sangat sulit untuk membuat kain tie-dye yang sempurna," tandas Alex Longmore.
Adapun cara memakai busana tie-dye tanpa terlihat berlebihan sebagaimana disarankan Emily Gordon-Smith, seorang direktur produk konsumen di perusahaan intelijen tren. Stylus merupakan dengan menggunakan satu warna, bukan banyak warna.
"Jangan memakai pewarna tie-dye penuh multi warna. Kami memperkirakan bahwa efek ombre dan dip-dye yang halus akan menjadi berita besar di musim gugur/musim dingin dan bahkan musim semi/musim panas mendatang sehingga barang-barang tersebut layak untuk diinvestasikan, terutama sebagai pembaruan elegan pada musim ini," saran Emily Gordon-Smith.
(nug)