Chanel Iman Robinson, Model Berbakat dan Intelektual

Jum'at, 21 Juni 2019 - 07:58 WIB
Chanel Iman Robinson,...
Chanel Iman Robinson, Model Berbakat dan Intelektual
A A A
Chanel Iman adalah model kulit hitam yang cantik dan berbakat. Tak hanya itu model ini juga kritis terhadap isu rasisme di industri modeling. Perempuan bernama lengkap Chanel Iman Robinson Shepard ini lahir pada 1 Desember 1990 di Atlanta, Georgia Amerika Serikat. Ia dibesarkan di Los Angeles, California. Paras cantiknya didapat dari kedua orang tuanya. Ayahnya berdarah Afrika-Amerika dan ibunya berdarah Afro Amerika-Korea.

Pada tahun 2002 pada saat Iman berusia 13 tahun ia memulai kariernya sebagai seorang model. Pada tahun 2006, Iman mengikuti kompetisi Ford Models Supermodel of the Year. Dari kompetisi ini Iman berhasil menduduki juara tiga. Sejak itu, akhirnya Iman masuk agensi model. “Pada umur 15 tahun, saya sudah berjalan di fashion show Marc Jacobs dan Proenza Schouler,” ujar Iman seperti yang dilansir dari vogue.com.

Iman pun mulai rajin berjalan di peragaan busana para desainer ternama. Dia telah berjalan di landasan pacu untuk Burberry, Tom Ford, Gucci, Balenciaga, Max Mara, Versace, Yves Saint Laurent, Oscar de la Renta, Stella McCartney, DKNY, Moschino, Tommy Hilfiger, Jason Wu, dan Dior. Dia juga telah menjadi model di peragaan busana seperti Michael Kors, Hugo Bos, Ralph Lauren, Dolce & Gabbana, Kenzo, Hermes, Louis Vuitton, Alexander McQueen, dan Roberto Cavalli.

Setelah Iman menandatangani kontrak dengan agensi model, dia muncul di sampul majalah Teen Vogue. Dia telah muncul sebagai model sampul untuk berbagai majalah. Berbagai majalah yang telah menjadikannya model sampul diantaranya Vogue, Prestige, Time, Page Six, dan Harper's Bazaar. “Saat muncul di sampul Teen Vogue saya berfoto dengan Karlie Kloss dan Ali Michael. Kami difoto oleh fotografer Patrick Demarchelier,” ujar Iman.

Selain sebagai model pergaan busana dan model sampul majalah, Iman juga merupakan model iklan. Dia telah muncul dalam kampanye iklan untuk Jean Paul Gaultier, Dolce & Gabbana, Ralph Lauren, DKNY, Bottega Veneta, DSquared2, Dennis Basso,dan Swarovski. Dia pun menjadi model iklan untuk XOXO, Benetton, J. Kru, Barneys New York, Saks Fifth Avenue, Lord & Taylor, GAP, Express, Mizani, dan Victoria's Secret. “Saya menjadi model peragaan busana untuk Victoria's Secret pada tahun 2009, 2010, dan 2011,” sebut Iman.

Berkat keaktifannya di industri modeling, Iman menjadi model yang cukup diperhitungkan. Vogue Paris menyatakannya sebagai salah satu dari 30 model teratas tahun 2000-an. Di sisi lain, Iman dikenal sebagai sosok model yang kritis dan sering menyerukan penolakan terhadap rasisme di indutri modeling.

Menurut Iman, sampai saat ini model kulit putih masih mendominasi catwalk di berbagai fashion show internasional. Dari musim ke musim, data menunjukkan sedikitnya persentase kehadiran model kulit hitam di catwalk. “Hingga kini hanya sebanyak 17 persen model kulit hitam yang tampil di berbagai fashion show,” ujar Iman.

Kepada situs belanja online Net A Porter, Iman berbicara tentang rasisme dalam dunia fashion. Menurutnya seetiap orang itu setara, dan kemanusiaan tak seharusnya tentang warna kulit. Dia menyayangkan masih ada hal-hal politis dalam dunia modeling. “Runway tentu dapat menjadi lebih beragam dengan model-model dengan bermacam-macam warna kulit," ucap Iman.

Iman menambahkan ada lebih banyak model kulit hitam di industri fashion tahun 1970-an dibandingkan dengan tahun 2010-an ke atas. Menurutnya saat ini diam bukanlah hal yang dapat diterima olehnya. “Jika percakapan tentang hal ini tidak dapat dipublikasi, maka pasti ada yang salah dalam dunia fashion,” ujar Iman. Suara Iman yang vokal pada masalah rasisme di dunia modeling juga membantunya makin dikenal di dunia fashion.

Kesuksesannya di dunia model menjadi bukti keberhasilannya dalam melalui rasisme yang terjadi di dunia fashion. Selain Iman, model lain yang juga peduli pada isu rasisme di dunia fashion adalah model senior Naomi Campbell. Model asal Inggris ini mengajukan perubahan bagi dunia fashion dengan cara mengirim surat resmi pada British Fashion Council.

“Meski terdapat sedikit kemajuan pada keberagaman model pada acara-acara fashion show, sebagian desainer masih enggan untuk menampilkan model kulit berwarna pada fashion show mereka,” ujar Campbell.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0344 seconds (0.1#10.140)