Makatete Hills, Objek Wisata Yang Lagi Hits di Minahasa
A
A
A
MINAHASA - Sulawesi Utara punya objek wisata yang sedang hits saat ini. Makatete Hills namanya. Kawasan wisata puncak bukit yang berada di Desa Warembungan, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, ini punya sejarah tersendiri.
Tempat itu awalnya adalah kebun cengkih dan kelapa. Sayangnya pada 2014, perkebunan milik keluarga Fandi Pelealu ini musnah akibat musim kemarau yang berkepanjangan sehingga terjadi kebakaran hebat yang menghanguskan segalanya.
Sekian lama terbengkalai, pada 2018, Fandi bersama keluarganya jalan-jalan ke Bandung melihat-lihat objek wisata yang ada di sana. Dari situlah Fandi mendapat inspirasi untuk menjadikan bekas lahan perkebunannya menjadi tempat wisata.
"Dari situ timbul motivasi untuk membuat tempat wisata yang ada di Makatete Hills ini," ujar Fandi.
Perlahan-lahan Fandi mulai mengembangkan Makatete Hills. Meski belum banyak wahana yang dibangun, tapi tempat ini sudah sangat dikenal, bahkan rata-rata setiap harinya pengunjung yang datang mencapai ratusan orang. Selain pengunjung lokal, ada yang datang dari luar daerah, bahkan dari Eropa, Swiss dan China, sudah pernah menyaksikan keindahan objek wisata puncak ini.
"Pada libur Idul Fitri hari kedua lalu, pengunjung yang datang sekitar 3.500 orang," kata Fandi.
Nama Makatete bisa diartikan sebagai jembatan, karena zaman dahulu kalau mau datang ke tempat tersebut harus melewati jembatan yang dibuat sendiri. Di atas puncak ini juga terdapat monumen salib besar yang kelihatan jelas dari Kota Manado.
Panorama alam di atas puncak ini juga sangat indah. Kita bisa menyaksikan pemandangan kota Manado, hamparan lautan luas, Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen serta pemandangan gunung Klabat, gunung tertinggi di Sulawesi Utara.
Selain itu terdapat wahana yang memacu adrenalin, yakni sepeda gantung, ayunan raksasa, sky tree, dan juga flying fox. Di atas puncak dengan ketinggian 200 meter dari atas permukaan laut ini juga terdapat restauran dengan menu murah meriah dan harga yang cukup terjangkau.
Nurul Ain Halada, salah seorang pengunjung asal Gorontalo mengatakan bahwa Makatete hills sangat bagus dan banyak spot-spot foto yang instagramable. "Ini sangat bagus, tadinya kita hanya bisa lihat di pulau jawa sekarang sudah ada di Sulawesi Utara," ujar Nurul, yang baru pertama kali datang ke Makatete Hills.
Nurul berharap ke depan agar bisa dikembangkan lebih jauh lagi karena mempunyai potensi yang luar biasa. Selain itu perlu ditambah juga wahana-wahana yang lain. "Khususnya pemerintah Sulut bisa memperhatikan akses jalan menuju ke tempat ini," kata dia.
Akses ke kawasan ini memang masih terkendala. karena jalannya tidak mulus, belum diaspal, masih jalan bebatuan.
Jarak dari Kota Manado ke tempat ini sekitar 14 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Harga tanda masuknya cukup murah, hanya Rp10.000, sedangkan untuk mencoba salah satu wahana cukup membayar Rp20.000.
Tempat itu awalnya adalah kebun cengkih dan kelapa. Sayangnya pada 2014, perkebunan milik keluarga Fandi Pelealu ini musnah akibat musim kemarau yang berkepanjangan sehingga terjadi kebakaran hebat yang menghanguskan segalanya.
Sekian lama terbengkalai, pada 2018, Fandi bersama keluarganya jalan-jalan ke Bandung melihat-lihat objek wisata yang ada di sana. Dari situlah Fandi mendapat inspirasi untuk menjadikan bekas lahan perkebunannya menjadi tempat wisata.
"Dari situ timbul motivasi untuk membuat tempat wisata yang ada di Makatete Hills ini," ujar Fandi.
Perlahan-lahan Fandi mulai mengembangkan Makatete Hills. Meski belum banyak wahana yang dibangun, tapi tempat ini sudah sangat dikenal, bahkan rata-rata setiap harinya pengunjung yang datang mencapai ratusan orang. Selain pengunjung lokal, ada yang datang dari luar daerah, bahkan dari Eropa, Swiss dan China, sudah pernah menyaksikan keindahan objek wisata puncak ini.
"Pada libur Idul Fitri hari kedua lalu, pengunjung yang datang sekitar 3.500 orang," kata Fandi.
Nama Makatete bisa diartikan sebagai jembatan, karena zaman dahulu kalau mau datang ke tempat tersebut harus melewati jembatan yang dibuat sendiri. Di atas puncak ini juga terdapat monumen salib besar yang kelihatan jelas dari Kota Manado.
Panorama alam di atas puncak ini juga sangat indah. Kita bisa menyaksikan pemandangan kota Manado, hamparan lautan luas, Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen serta pemandangan gunung Klabat, gunung tertinggi di Sulawesi Utara.
Selain itu terdapat wahana yang memacu adrenalin, yakni sepeda gantung, ayunan raksasa, sky tree, dan juga flying fox. Di atas puncak dengan ketinggian 200 meter dari atas permukaan laut ini juga terdapat restauran dengan menu murah meriah dan harga yang cukup terjangkau.
Nurul Ain Halada, salah seorang pengunjung asal Gorontalo mengatakan bahwa Makatete hills sangat bagus dan banyak spot-spot foto yang instagramable. "Ini sangat bagus, tadinya kita hanya bisa lihat di pulau jawa sekarang sudah ada di Sulawesi Utara," ujar Nurul, yang baru pertama kali datang ke Makatete Hills.
Nurul berharap ke depan agar bisa dikembangkan lebih jauh lagi karena mempunyai potensi yang luar biasa. Selain itu perlu ditambah juga wahana-wahana yang lain. "Khususnya pemerintah Sulut bisa memperhatikan akses jalan menuju ke tempat ini," kata dia.
Akses ke kawasan ini memang masih terkendala. karena jalannya tidak mulus, belum diaspal, masih jalan bebatuan.
Jarak dari Kota Manado ke tempat ini sekitar 14 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Harga tanda masuknya cukup murah, hanya Rp10.000, sedangkan untuk mencoba salah satu wahana cukup membayar Rp20.000.
(alv)