Geopark Rajamandala, Surga Wisata di Bandung Barat
A
A
A
BANDUNG BARAT - Keberadaan Geopark Rajamandala yang di kawasan Kabupaten Bandung Barat (KBB) belum banyak diketahui wisatawan. Padahal, keindahan bebatuan alam yang terbentuk dari sisa-sisa peradaban dari cekungan danau Bandung purba ribuan tahun itu sangat memesona. Alamnya tak kalah dengan Geopark Ciletuh di Sukabumi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Sri Dustirawati mengatakan potensi sumber daya alam, khususnya kawasan geopark tidak selalu dimiliki oleh setiap daerah. Bahkan untuk di Jawa Barat saja, dari 27 kabupaten/kota hanya ada lima kabupaten yang memiliki geopark, yakni Kabupaten Sukabumi, Bogor, Tasikmalaya, Pangandaran, dan KBB.
"Lima kabupaten ini telah menjalin kesepakatan bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pengembangan kawasan geopark. Maka keberadaannya (geopark) tidak boleh dirusak karena menjadi wahana edukasi dan konservasi," kata Sri.
Kawasan geopark tersebut sudah diakui melalui kesepakatan bersama yang ditandatangani Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan lima bupati, termasuk Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna pada 13 November 2018. Hal ini diperkuat oleh Peraturan Presiden No 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Geopark sebagai dasar hukum.
Geopark Rajamandala atau yang dulunya dikenal dengan Geopark Citatah meliputi kawasan Stone Garden, Guha Pawon, Tebing Hawu, Tebing 125, Pabeasan, Sanghyang Heuleut, Sanghyang Tikoro, Sanghyang Poek, Sanghyang Kenit, dan Cikahuripan. (Baca juga: Fans Sedih dengan Perceraian Song Joong Ki-Song Hye Kyo ).
Saat ini pengelolaannya melibatkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat dan tinggal Cikahuripam yang belum ada Pokdarwis. "Geopark ini selain wahana edukasi, dan konservasi, juga sebagai wahana pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat sekitar juga bisa menikmati dan merasakan keberadaannya," tutur dia.
Untuk mengembangkan Geopark Rajamandala dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit karena termasuk untuk pembukaan ataupun perbaikan akses jalan menuju lokasi. Dirinya menargetkan pascapenandatangan MoU oleh Bupati Aa Umbara Sutisna dengan pihak provinsi, Geopark Rajamandala bisa menjadi geopark nasional atau Global Geopark seperti halnya Ciletuh.
"Tujuan dan sasaran dari geopark adalah untuk melindungi keragaman bumi (geodiversity) dan konservasi lingkungan. Semoga dengan campur tangan provinsi bisa membantu pengembangan Geopark Rajamandala, karena Ciletuh saja dibantu masa KBB (Rajamandala) tidak," imbuhnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Sri Dustirawati mengatakan potensi sumber daya alam, khususnya kawasan geopark tidak selalu dimiliki oleh setiap daerah. Bahkan untuk di Jawa Barat saja, dari 27 kabupaten/kota hanya ada lima kabupaten yang memiliki geopark, yakni Kabupaten Sukabumi, Bogor, Tasikmalaya, Pangandaran, dan KBB.
"Lima kabupaten ini telah menjalin kesepakatan bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pengembangan kawasan geopark. Maka keberadaannya (geopark) tidak boleh dirusak karena menjadi wahana edukasi dan konservasi," kata Sri.
Kawasan geopark tersebut sudah diakui melalui kesepakatan bersama yang ditandatangani Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan lima bupati, termasuk Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna pada 13 November 2018. Hal ini diperkuat oleh Peraturan Presiden No 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Geopark sebagai dasar hukum.
Geopark Rajamandala atau yang dulunya dikenal dengan Geopark Citatah meliputi kawasan Stone Garden, Guha Pawon, Tebing Hawu, Tebing 125, Pabeasan, Sanghyang Heuleut, Sanghyang Tikoro, Sanghyang Poek, Sanghyang Kenit, dan Cikahuripan. (Baca juga: Fans Sedih dengan Perceraian Song Joong Ki-Song Hye Kyo ).
Saat ini pengelolaannya melibatkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat dan tinggal Cikahuripam yang belum ada Pokdarwis. "Geopark ini selain wahana edukasi, dan konservasi, juga sebagai wahana pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat sekitar juga bisa menikmati dan merasakan keberadaannya," tutur dia.
Untuk mengembangkan Geopark Rajamandala dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit karena termasuk untuk pembukaan ataupun perbaikan akses jalan menuju lokasi. Dirinya menargetkan pascapenandatangan MoU oleh Bupati Aa Umbara Sutisna dengan pihak provinsi, Geopark Rajamandala bisa menjadi geopark nasional atau Global Geopark seperti halnya Ciletuh.
"Tujuan dan sasaran dari geopark adalah untuk melindungi keragaman bumi (geodiversity) dan konservasi lingkungan. Semoga dengan campur tangan provinsi bisa membantu pengembangan Geopark Rajamandala, karena Ciletuh saja dibantu masa KBB (Rajamandala) tidak," imbuhnya.
(tdy)