Menikmati Megahnya Istana Dinasti Habsburg di Austria

Jum'at, 05 Juli 2019 - 01:30 WIB
Menikmati Megahnya Istana...
Menikmati Megahnya Istana Dinasti Habsburg di Austria
A A A
WINA - Berkunjung ke Wina atau Vienna, Austria tidak lengkap jika tidak mengunjungi Istana Musim Panas atau Schonbrunn Palace. Seperti namanya, tempat ini sangat ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara di musim panas. Istana Musim Panas dibangun ratu Maria Theresa, salah satu raja dari dinasti Habsburg, pada abad ke 18 atau sekitar 1743. Ratu Maria Theresa lahir pada 1717 dan meninggal pada 1780.

Schonbrunn diartikan mata air yang indah. Pada zaman dinasti Habsburg menguasai Austria pada 1300-an hingga 1918, istana ini adalah tempat istirahat saat musim panas. Dulunya, kawasan istana adalah sebuah hutan tempat berburu keluarga raja. Saat itu salah satu raja menemukan mata air yang indah atau disebut Schonburnn. Atas inisiatif Ratu Maria Theresa, maka dibangunlah semacam pendopo untuk istirahat para keluarga raja setelah berburu. Namun lama kelamaan akhirnya dibangun tempat tinggal hingga menjadi istana. Di saat-saat tertentu, istana juga digunakan raja menerima tamu.
Menikmati Megahnya Istana Dinasti Habsburg di Austria

Sayang, saat SINDOnews.com berkunjung ke Istana Musim Panas pada awal Juli 2019, halaman depan istana tengah didirikan panggung untuk pertujukan musik. Namun, para wisatawan masih bisa melihat samping halaman dan belakang istana. Pohon mawar tepat berada di samping kiri istana. Konon, kamar sang ratu Maria Theresa berada di sisi kiri istana. Sehingga ketika bangun tidur, sang ratu bisa menikmati kebun bunga mawar. Beberapa pohon bahkan dibentuk lorong sehingga menjadi sasaran wisatawan mengabadikan dengan kamera handphone. Hampir semua taman dibangun oleh suami Ratu Maria Theresa yaitu Franz Stephan.
Menikmati Megahnya Istana Dinasti Habsburg di Austria

Berada di halaman belakang istana, pandangan mata akan dimanjakan dengan kebun bunga yang terhampar luas. Jauh di atas bukit setelah melalui kebun mawar, mata wisatawan akan tertuju pada sebuah bangunan seperti pintu gerbang yang bernama Gloriette. "Saat ini di Gloriette ada yang dipakai coffee shop. Itu bentuk kejayaan Habsburg," kata Robert Dani l, pemandu wisata selama di Wina, Austria.
Menikmati Megahnya Istana Dinasti Habsburg di Austria

Di samping kanan dan kiri halaman belakang terdpat pepohonan tinggi yang membentuk beberapa lorong. Sangat sejuk untuk istirahat di saat musim panas. Layaknya istana raja, puluhan bahkan ratusan patung menghiasi halaman. Selain itu, istana ini juga mempunyai kebun binatang tertua di dunia yang dulu menjadi hewan-hewan peliharaan keluarga raja. Para wisatawan juga diperbolehkan menyusuri dalam istana dengan membayar tiket 16 euro (Rp250.000). Jumlah kamar di istana musim panas sekitar 40 buah.
Menikmati Megahnya Istana Dinasti Habsburg di Austria

Imperial Palace atau Istana Musim Dingin

Istana Musim Panas bukanlah istana utama bagi raja-raja dinasti Habsburg. Imperial Palace yang terletak di tengah kota Wina adalah istana utama. Masyarakat Austria menyebutnya sebagai Istana Musim Dingin. Mungkin, saat musim dingin raja dan keluarga memilih tinggal di tempat itu. Di seberang Istana Musim Dingin terdapat patung ratu Maria Theresa dengan para pembantunya.
Menikmati Megahnya Istana Dinasti Habsburg di Austria

Baik Istana Musim Dingin dan patung Ratu Maria Theresa menjadi objek kunjungan wisatawan. Di kawasan Istana Musim Dingin terdapat beberapa gedung yang digunakan untuk museum atau gedung pertunjukkan. Istana ini memiliki lima pintu gerbang yang cukup besar seperti ciri khas pintu gerbang istana kerajaan.

Dinasti Habsburg "diusir" pada 1918 pasca-Perang Dunia I. Di saat itu pula, Austria berubah dari negara monarki menjadi republik. Keturunan keluatga Habsburg diperkenankan kembali ke Austria beberapa tahun kemudian namun tidak boleh menggunakan gelar bangsawan. Pada 1943 ketika Perang Dunia II berkecamuk, Austria bergabung dengan Jerman dan menggunakan bentuk negara seperti Jerman. Setelah PD II berakhir pada 1945, Austria kembali menggunakan republik.

"Jadi Austria dua kali dilahirkan sebagai republik," kata Robert yang berdarah Indonesia dan tinggal di Austria sejak 1967.
Menikmati Megahnya Istana Dinasti Habsburg di Austria

Pada PD II inilah beberapa bagian istana hancur dan harus dibangun kembali menyerupai bentuk awal. Wina sebagai kota yang dilindungi UNESCO masih menyimpan kecantikan ala Eropa. Jangan membayangkan bangunan bangunan modern di kota ini.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0675 seconds (0.1#10.140)