Cara Mengetahui dan Mencegah Obesitas
A
A
A
FENOMENA obesitas semakin banyak terjadi di dunia, dan setiap tahunnya angka penderita obesitas meningkat pada setiap kelompok usia.
Menurut dr Fahrizal Haris Harahap, obesitas merupakan suatu keadaan peningkatan berat badan manusia melebihi kebutuhan skletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh, dan hal ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Salah satu cara mengukur obesitas, yakni menggunakan pengukuran IMT (indeks massa tubuh) dengan cara membandingkan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Hasil perbandingan tersebut nantinya bisa dilihat dalam kurva atau tabel yang sudah ditentukan oleh WHO.
Contoh: Pasien dengan berat badan 78 kg dan tinggi 160 cm. Tinggi badan diubah terlebih dahulu ke meter sehingga menjadi 1,60 meter lalu dikuadratkan. Berarti IMT-nya adalah 78 : (1,60 x 1,60) = 78 : 2,56. Maka IMT pasien adalah 30,5. Maka, pasien tersebut masuk ke dalam kategori obesitas menurut kriteria WHO.
Bagaimana mencegah obesitas?
Obesitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor genetik, faktor sosial, dan faktor ekonomi. Namun, kita dapat mencegah obesitas dengan menjaga kesehatan tubuh kita sebaik mungkin, yaitu dengan menjaga pola makan, aktivitas, dan tidur.
POLA MAKAN :
Usahakan makan dengan komposisi karbohidrat, protein, lemak yang seimbang dan banyak minum air putih, serta mengurangi konsumsi junk food. Perbanyak makan buah-buahan dibandingkan makanan yang digoreng.
Kurangi kebiasaan ngemil karena banyak tidak disadari bahwa camilan juga banyak mengandung kilokalori. Hindari konsumsi alkohol karena alkohol dapat mengganggu proses metabolisme lemak di hati sehingga dapat menyebabkan lemak susah dicerna dan menumpuk dalam tubuh.
Selain itu jangan melakukan diet secara sembarangan karena cenderung akan menimbulkan penyakit atau menyebabkan gangguan metabolisme jangka panjang yang dapat menyebabkan obesitas. Terakhir, seimbangkan antara makanan yang masuk dengan aktivitas. Karena, sisa energi yang tidak terpakai, dapat membentuk lemak di dalam tubuh.
POLA OLAHRAGA DAN TIDUR:
Dalam mencegah obesitas, perlu juga meningkatkan aktivitas fisik yang melibatkan motorik tubuh kita seperti olahraga. Itu karena olahraga meningkatkan proses metabolisme lemak di tubuh kita sehingga tidak terjadi penumpukan. Selain itu, pola tidur perlu diperhatikan.
Untuk kalangan remaja dan dewasa diusahakan tidur sekitar 6-8 jam per hari. Itu karena metabolisme pencernaan dalam tubuh terjadi pada saat malam hari. Apabila kita tidak beristirahat dengan cukup, maka proses metabolisme ataupun pembakaran akan terganggu yang menyebabkan kalori menjadi tidak terbakar.
Karena itu akan membentuk lemak dalam tubuh. Tidak hanya itu, gangguan metabolisme juga dapat menimbulkan penyakit lainnya, seperti diabetes dan kolesterol tinggi. Fahriza juga mengingatkan, apabila terdapat kecenderungan obesitas dalam keluarga, sebaiknya memiliki kesadaran untuk memperhatikan jumlah pemasukan energi dengan pengeluaran energi.
Apabila diperlukan, lebih baik berkonsultasi dengan ahli gizi. Menurut dr Ira Puspita Nurina SKed, obesitas juga bisa dipengaruhi oleh faktor teknologi seperti ojek online yang membuat akses untuk membeli makanan sangat dipermudah.
Namun, kesadaran diri untuk olahraga cenderung masih kurang. Ditambah lagi, di daerah ibu kota tingkat stresnya lebih tinggi. Terdapat karakter manusia yang apabila stres, menjadi binge eating. Binge eating merupakan seseorang yang apabila stres atau ada masalah, ia melampiaskannya dengan makan secara terus menerus dengan porsi yang banyak sehingga terdapat penumpukan lemak.
KARIN GUSTI MAHARANI
GEN SINDO-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menurut dr Fahrizal Haris Harahap, obesitas merupakan suatu keadaan peningkatan berat badan manusia melebihi kebutuhan skletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh, dan hal ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Salah satu cara mengukur obesitas, yakni menggunakan pengukuran IMT (indeks massa tubuh) dengan cara membandingkan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Hasil perbandingan tersebut nantinya bisa dilihat dalam kurva atau tabel yang sudah ditentukan oleh WHO.
Contoh: Pasien dengan berat badan 78 kg dan tinggi 160 cm. Tinggi badan diubah terlebih dahulu ke meter sehingga menjadi 1,60 meter lalu dikuadratkan. Berarti IMT-nya adalah 78 : (1,60 x 1,60) = 78 : 2,56. Maka IMT pasien adalah 30,5. Maka, pasien tersebut masuk ke dalam kategori obesitas menurut kriteria WHO.
Bagaimana mencegah obesitas?
Obesitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor genetik, faktor sosial, dan faktor ekonomi. Namun, kita dapat mencegah obesitas dengan menjaga kesehatan tubuh kita sebaik mungkin, yaitu dengan menjaga pola makan, aktivitas, dan tidur.
POLA MAKAN :
Usahakan makan dengan komposisi karbohidrat, protein, lemak yang seimbang dan banyak minum air putih, serta mengurangi konsumsi junk food. Perbanyak makan buah-buahan dibandingkan makanan yang digoreng.
Kurangi kebiasaan ngemil karena banyak tidak disadari bahwa camilan juga banyak mengandung kilokalori. Hindari konsumsi alkohol karena alkohol dapat mengganggu proses metabolisme lemak di hati sehingga dapat menyebabkan lemak susah dicerna dan menumpuk dalam tubuh.
Selain itu jangan melakukan diet secara sembarangan karena cenderung akan menimbulkan penyakit atau menyebabkan gangguan metabolisme jangka panjang yang dapat menyebabkan obesitas. Terakhir, seimbangkan antara makanan yang masuk dengan aktivitas. Karena, sisa energi yang tidak terpakai, dapat membentuk lemak di dalam tubuh.
POLA OLAHRAGA DAN TIDUR:
Dalam mencegah obesitas, perlu juga meningkatkan aktivitas fisik yang melibatkan motorik tubuh kita seperti olahraga. Itu karena olahraga meningkatkan proses metabolisme lemak di tubuh kita sehingga tidak terjadi penumpukan. Selain itu, pola tidur perlu diperhatikan.
Untuk kalangan remaja dan dewasa diusahakan tidur sekitar 6-8 jam per hari. Itu karena metabolisme pencernaan dalam tubuh terjadi pada saat malam hari. Apabila kita tidak beristirahat dengan cukup, maka proses metabolisme ataupun pembakaran akan terganggu yang menyebabkan kalori menjadi tidak terbakar.
Karena itu akan membentuk lemak dalam tubuh. Tidak hanya itu, gangguan metabolisme juga dapat menimbulkan penyakit lainnya, seperti diabetes dan kolesterol tinggi. Fahriza juga mengingatkan, apabila terdapat kecenderungan obesitas dalam keluarga, sebaiknya memiliki kesadaran untuk memperhatikan jumlah pemasukan energi dengan pengeluaran energi.
Apabila diperlukan, lebih baik berkonsultasi dengan ahli gizi. Menurut dr Ira Puspita Nurina SKed, obesitas juga bisa dipengaruhi oleh faktor teknologi seperti ojek online yang membuat akses untuk membeli makanan sangat dipermudah.
Namun, kesadaran diri untuk olahraga cenderung masih kurang. Ditambah lagi, di daerah ibu kota tingkat stresnya lebih tinggi. Terdapat karakter manusia yang apabila stres, menjadi binge eating. Binge eating merupakan seseorang yang apabila stres atau ada masalah, ia melampiaskannya dengan makan secara terus menerus dengan porsi yang banyak sehingga terdapat penumpukan lemak.
KARIN GUSTI MAHARANI
GEN SINDO-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(nfl)