Melatih Sensitivitas dan Motorik di Wahana Rumah Gempa
A
A
A
LEMBANG - Sebagai negara yang dikelilingi oleh cincin api pasifik atau Ring of Fire, Indonesia memiliki kerawanan yang sangat tinggi akan terjadinya bencana gempa bumi. Oleh sebab itu diperlukan pengetahuan tentang bahaya gempa dan dampak kerusakan yang ditimbulkannya sehingga bisa diambil langkah antisipasi guna menghindari jatuhnya korban jiwa.
Konsep itu yang coba diimplementasikan oleh pengelola Kota Mini yang berada di kawasan wisata Floating Market, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Mereka membuat wahana edukatif dan atraktif berupa Rumah Gempa. Sebuah arena permainan yang melatih sensitivitas, gerakan motorik, dan responssif, anak-anak ketika tiba-tiba terjadi gempa bumi.
"Wahana ini tidak hanya sekadar menampilkan hiburan, tapi juga edukasi kepada pengunjung agar mereka tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi," papar Operasioanal dan Marketing Kota Mini, Leni Marleni, Sabtu (6/7/2019).
Latar belakang dibukanya rumah gempa ialah mendidik dan membekali anak soal kegempaan sejak dini. Edukasi bencana ini dibalut dengan suasana bermain di dalam sebuah ruangan yang bisa berguncang. Tampilan layar lebar berisi informasi dan suasana gempa yang menambah kesan dramatis saat bermain. Simulasi dikendalikan oleh operator yang berada di bilik ruangan bermain.
Menurut dia, wahana Rumah Gempa sangat cocok untuk melatih anak bermain sambil belajar. Sebagai wahana edukasi, permainan ini memberi wawasan seputar bencana secara visual dan anak diajak merasakan terjadinya getaran gempa. Mulai dari yang berkekuatan 5 Skala Richter (SR) seperti gempa di Oklohama City tahun 2016, hingga kekuatan 8,8 SR seperti gempa di Aceh tahun 2004 yang hingga menyebabkan tsunami.
"Fasilitas di sini 100% aman, dan getarannya disetting menyerupai sesuai dengan kondisi aslinya. Durasinya 10-12 menit ditambah dengan narasi soal apa yang harus dilakukan saat gempa terjadi," kata dia.
Seorang wisatawan asal Bali, Kesya, 12, mengaku, setelah masuk rumah gempa dirinya jadi mengetahui langkah antisipasi jika gempa terjadi. Dirinya belum pernah merasakan secara nyata bagaimana getaran gempa, sehingga pengalaman ini jadi hal yang sangat berharga. Apalagi ada ornamen seperti barang-barang yang jatuh dan meja yang bergeser karena dampak getaran.
"Saya belum ngerasain gempa seperti apa, sekarang jadi tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi gempa. Misalnya jauh dari aliran listrik, berlindung di bawah meja, atau mencari lapangan yang aman," tutur siswa kelas 7 SMP ini.
Corporate Secretary & Public Relation Floating Market, Lembang, Intania Setiati menambahkan, selain simulasi gempa, di Kota Mini, Floating Market, Lembang, total ada 24 wahana. Seperti arena permainan simulasi pemadam kebakaran, art corner, rumah sakit, salon, pasar, rumah beruang, bercocok tanam, tunnel of light, science center, dll, yang ditampilkan dengan arsitektur kota eropa klasik.
"Ke depan kami akan terus berinovasi agar semua wahana di sini memiliki sisi edukasi bagi anak-anak," kata dia.
Konsep itu yang coba diimplementasikan oleh pengelola Kota Mini yang berada di kawasan wisata Floating Market, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Mereka membuat wahana edukatif dan atraktif berupa Rumah Gempa. Sebuah arena permainan yang melatih sensitivitas, gerakan motorik, dan responssif, anak-anak ketika tiba-tiba terjadi gempa bumi.
"Wahana ini tidak hanya sekadar menampilkan hiburan, tapi juga edukasi kepada pengunjung agar mereka tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi," papar Operasioanal dan Marketing Kota Mini, Leni Marleni, Sabtu (6/7/2019).
Latar belakang dibukanya rumah gempa ialah mendidik dan membekali anak soal kegempaan sejak dini. Edukasi bencana ini dibalut dengan suasana bermain di dalam sebuah ruangan yang bisa berguncang. Tampilan layar lebar berisi informasi dan suasana gempa yang menambah kesan dramatis saat bermain. Simulasi dikendalikan oleh operator yang berada di bilik ruangan bermain.
Menurut dia, wahana Rumah Gempa sangat cocok untuk melatih anak bermain sambil belajar. Sebagai wahana edukasi, permainan ini memberi wawasan seputar bencana secara visual dan anak diajak merasakan terjadinya getaran gempa. Mulai dari yang berkekuatan 5 Skala Richter (SR) seperti gempa di Oklohama City tahun 2016, hingga kekuatan 8,8 SR seperti gempa di Aceh tahun 2004 yang hingga menyebabkan tsunami.
"Fasilitas di sini 100% aman, dan getarannya disetting menyerupai sesuai dengan kondisi aslinya. Durasinya 10-12 menit ditambah dengan narasi soal apa yang harus dilakukan saat gempa terjadi," kata dia.
Seorang wisatawan asal Bali, Kesya, 12, mengaku, setelah masuk rumah gempa dirinya jadi mengetahui langkah antisipasi jika gempa terjadi. Dirinya belum pernah merasakan secara nyata bagaimana getaran gempa, sehingga pengalaman ini jadi hal yang sangat berharga. Apalagi ada ornamen seperti barang-barang yang jatuh dan meja yang bergeser karena dampak getaran.
"Saya belum ngerasain gempa seperti apa, sekarang jadi tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi gempa. Misalnya jauh dari aliran listrik, berlindung di bawah meja, atau mencari lapangan yang aman," tutur siswa kelas 7 SMP ini.
Corporate Secretary & Public Relation Floating Market, Lembang, Intania Setiati menambahkan, selain simulasi gempa, di Kota Mini, Floating Market, Lembang, total ada 24 wahana. Seperti arena permainan simulasi pemadam kebakaran, art corner, rumah sakit, salon, pasar, rumah beruang, bercocok tanam, tunnel of light, science center, dll, yang ditampilkan dengan arsitektur kota eropa klasik.
"Ke depan kami akan terus berinovasi agar semua wahana di sini memiliki sisi edukasi bagi anak-anak," kata dia.
(alv)