Nabela Noor, Bukan Promosi Obesitas

Senin, 08 Juli 2019 - 12:46 WIB
Nabela Noor, Bukan Promosi Obesitas
Nabela Noor, Bukan Promosi Obesitas
A A A
SEBELUM Mencapai puncaknya saat ini, Nabela Noor harus mengalami perjalanan hidup yang tak mudah. Penuh luka dan air mata. Dia menjadi korban rundung sepanjang hidupnya karena memiliki bentuk tubuh yang besar atau gemuk.

Salah satu bentuk rundung tidak berhenti meski dia terkenal seperti sekarang. Komentar pedas dari netizen di dunia maya kerap datang kepadanya. “Jika aku terlihat sepertimu, aku akan bunuh diri.”

Komentar ini sangat diingat Noor di salah satu video yang diunggahnya. “Yang ini adalah komentar terbaru yang sangat parah. Saya telah diberi tahu untuk bunuh diri karena penampilan saya. Disebut buang-buang waktu untuk penampilan saya, tetapi manusia lain mengatakan kepada saya bahwa jika mereka terlihat seperti saya, mereka akan sangat terkejut sehingga mereka memilih untuk tidak ada sama sekali,” ujarnya, dikutip Glamour. Ini bukanlah ejekan pertama yang diterimanya.

Noor mengaku telah diintimidasi seumur hidupnya. Dia dikritik karena berat badan, disebut gemuk atau gajah di sekolahnya dan selalu menjadi topik pembicaraan. Ketika dia mengunggah foto dirinya dengan percaya diri berpose, dia dianggap telah mempromosikan obesitas. Dia dianggap mempromosikan sesuatu yang berbahaya.“Ada begitu banyak contoh di mana saya berpikir, ëApakah saya harus meminta maaf atas penampilan saya yang membuat orang-orang ini bahagia?í Aku sudah mendengar begitu banyak hal tentang tubuhku. Aku sudah diberi tahu bahwa penampilanku adalah sesuatu yang perlu aku minta maaf,” sebutnya.
Dia tidak sendirian. Banyak wanita ukuran plus menjadi subjek kritik terus menerus, terutama di media sosial. Namun, Noor tidak akan membiarkan komentar jahat menahannya. “Saya telah belajar jika orang yang terluka menga takan hal-hal yang menyakitkan. Aku menjadi jauh lebih sadar dan mampu membedakan fakta bahwa ini adalah rasa sakit mereka dan tidak ada hubungannya dengan harga diriku,” tegasnya, dilansir Shape.

Menurut dia, kuncinya adalah mengetahui siapa diri kita sebenarnya. “Ketika kamu mengetahui kebenaranmu dan kamu tahu harga dirimu, tidak ada yang bisa memberitahumu sebaliknya. Mereka bisa mencoba sepanjang hari dan meneriakimu dari atap rumah, tetapi itu tidak akan memengaruhi kamu,” tuturnya. Dia juga lebih memilih untuk fokus pada hal-hal yang positif.

“Saya suka kisaran berikut yang saya miliki, dan bagaimana pesan saya dapat memengaruhi orang secara berbeda, apakah itu seorang gadis berusia 13 tahun yang merasa seperti dia yang terbesar di kelasnya, tetapi terinspirasi untuk mencintai penampilannya, atau seorang ibu yang telah menempatkan dirinya di belakang kompor dan belajar untuk menempatkan perawatan diri di garis depan hidupnya. Mengetahui bahwa aku membantu orangorang mencintai diri mereka sendiri, mengubah semua komentar negatif menjadi kebisingan,” urainya. Dia juga memiliki pesan khusus bagi siapa pun yang masih berjuang dengan kepercayaan diri dan citra diri.

“Percayalah kekuatan supermu. Aku telah dipanggil begitu banyak nama, tetapi kemampuanku untuk menghilangkannya adalah kekuatan superku, kemampuanku untuk mengetahui bahwa itu bukan siapa saya adalah kekuatan terbesar saya. Berhentilah menunggu untuk mencintai diri sendiri. Berhentilah menunggu untuk bahagia. Mulailah sekarang,” serunya.

Tak hanya itu, dia juga aktif di berbagai gerakan kampanye yang mendorong keragaman bentuk tubuh dan warna kulit. Di antaranya kampanye #BlendOutBullying dan #MindYourOwnShape.

Selain masalah ukuran tubuh dan warna kulit, Noor juga mengalami penderitaan atas nama agama yang dianutnya. Dikutip Daily Mail, dia harus rela kehilangan teman setelah tragedi kemanusiaan dan terorisme 9/11. Mengapa? Itu karena dia tidak bisa berteman lagi dengan mereka karena dirinya muslim yang identik dengan sebutan teroris. (Susi Susanti)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9177 seconds (0.1#10.140)