Mengurangi Level Kolesterol Jelek Turunkan Risiko Kena Stroke
A
A
A
JAKARTA - Mengurangi level tinggi kolesterol sisa atau kolesterol jelek bisa menurunkan risiko stroke dan infark miokard secara signifikan. Pernyataan ini diungkapkan para periset yang baru saja mengobservasi level kolesterol sisa di dalam darah orang dewasa setinggi jumlah kolesterol LDL jahat.
Penemuan ini didasarkan pada data dari orang-orang dari Kajian Populasi Kopenhagen, sebuah survei populasi Denmark yang melibatkan 140.000 orang. Kajian ini menunjukkan kolesterol sisa mungkin lebih bertanggung jawab atas penyakit kardiovaskular ketimbang kolesterol LDL yang disebut kolesterol jahat.
“Hasil kami menunjukkan bahwa jumlah kolesterol sisa di dalam darah orang dewasa Denmark setinggi jumlah kolesterol LDL yang jahat. Kami pernah menunjukkan kalau kolesterol sisa setidaknya sekritis kolesterol LDL terkait peningkatan risiko infark miokard dan stroke, dan, itu adalah perkembangan yang mengganggu,” ujar seorang dosen di University of Copenhagen, Denmark, seperti dikutip Time Now News.
Ada tiga tipe kolesterol yang ditemukan di dalam darah. Mereka adalah kolesterol sisa atau kolesterol jelek, kolesterol LDL atau kolesterol jahat dan kolesterol HDL atau kolesterol baik. Dalam kajian mereka, para periset menemukan, dari usia 20—60, jumlah kolesterol sisa di dalam darah terus meningkat dan bagi banyak orang, jumlahnya tetap tinggi di sepanjang hidup mereka.
“Kajian sebelumnya dari Kajian Populasi Umum Kopenhagen menunjukkan kalau kelebihan berat badan dan obesitas adalah penyebab utama tingginya jumlah kolesterol sisa di dalam darah orang dewasa Denmark. Sebagai tambahan, diabetes, gen warisan kurangnya olahraga juga punya peran,” papar MD Mie Balling, salah satu penulis kajian ini.
Penemuan kajian ini menunjuk fakta bahwa pencegahan infark miokard dan stroke seharusnya tidak hanya berfokus pada mengurangi kolesterol LDL. Namun, juga mengurangi kolesterol sisa dan trigliserida, salah satu tipe lemak.
“Sejauh ini, baik kardiolog dan dokter umum sebagian besar berfokus pada mengurangi kolesterol LDL, tapi di masa depan, fokusnya juga akan mengurangi trigliserida dan kolesterol sisa,” kata Borge Nordestgaard, seorang dosen di University of Copenhagen.
Penemuan ini didasarkan pada data dari orang-orang dari Kajian Populasi Kopenhagen, sebuah survei populasi Denmark yang melibatkan 140.000 orang. Kajian ini menunjukkan kolesterol sisa mungkin lebih bertanggung jawab atas penyakit kardiovaskular ketimbang kolesterol LDL yang disebut kolesterol jahat.
“Hasil kami menunjukkan bahwa jumlah kolesterol sisa di dalam darah orang dewasa Denmark setinggi jumlah kolesterol LDL yang jahat. Kami pernah menunjukkan kalau kolesterol sisa setidaknya sekritis kolesterol LDL terkait peningkatan risiko infark miokard dan stroke, dan, itu adalah perkembangan yang mengganggu,” ujar seorang dosen di University of Copenhagen, Denmark, seperti dikutip Time Now News.
Ada tiga tipe kolesterol yang ditemukan di dalam darah. Mereka adalah kolesterol sisa atau kolesterol jelek, kolesterol LDL atau kolesterol jahat dan kolesterol HDL atau kolesterol baik. Dalam kajian mereka, para periset menemukan, dari usia 20—60, jumlah kolesterol sisa di dalam darah terus meningkat dan bagi banyak orang, jumlahnya tetap tinggi di sepanjang hidup mereka.
“Kajian sebelumnya dari Kajian Populasi Umum Kopenhagen menunjukkan kalau kelebihan berat badan dan obesitas adalah penyebab utama tingginya jumlah kolesterol sisa di dalam darah orang dewasa Denmark. Sebagai tambahan, diabetes, gen warisan kurangnya olahraga juga punya peran,” papar MD Mie Balling, salah satu penulis kajian ini.
Penemuan kajian ini menunjuk fakta bahwa pencegahan infark miokard dan stroke seharusnya tidak hanya berfokus pada mengurangi kolesterol LDL. Namun, juga mengurangi kolesterol sisa dan trigliserida, salah satu tipe lemak.
“Sejauh ini, baik kardiolog dan dokter umum sebagian besar berfokus pada mengurangi kolesterol LDL, tapi di masa depan, fokusnya juga akan mengurangi trigliserida dan kolesterol sisa,” kata Borge Nordestgaard, seorang dosen di University of Copenhagen.
(alv)