Buleleng Festival 2019 Wajib Gunakan 'Gong Pacek'

Senin, 05 Agustus 2019 - 10:03 WIB
Buleleng Festival 2019...
Buleleng Festival 2019 Wajib Gunakan 'Gong Pacek'
A A A
JAKARTA - Buleleng Festival (Bulfest)kembali hadir. Tahun ini, sejumlah kesenian tradisional khas Buleleng kembali dibangkitkan dan ditampilkan dalam gelaran tahunan untuk ketujuh kalinya itu. Salah satu yang menarik dari festival ini adalah setiap parade gong kebyar wajib menggunakan Gong Pacek, perangkat kesenian asli Buleleng.

Momentum Bulfest 2019 ini memang menjadi ajang untuk mengembalikan kejayaan Gong Pacek yang merupakan warisan kesenian dari Buleleng sehingga dalam setiap penampilan kesenian pada gelaran Bufest ini, peserta dilarang menggunakan Gong Gantung.

“Mulai saat ini kami memang harus berusaha mengembalikan kebangkitan Gong Pacek sebagai warisan leluhur kita di Buleleng. Jadi Saya tidak mau para seniman di Buleleng meniru-niru gong yang ada di daerah lain,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Kab.Buleleng Gede Komang.

Selain wajib menggunakan Gong Pacek sebagai perangkat kesenian khas Buleleng, pada Bulfest ke-7 ini juga akan menampilkan kolaborasi kesenian tradisional Gong Kebyar Dauh Enjung-Dangin Enjung. Ditampilkan dengan konsep mebarung, gong kebyar Dauh Enjung – Dangin Enjung ini akan mengiringi tarian khas dari dua sisi daerah budaya tersebut.

Dari Dangin Enjung terdapat nama besar pengawi kesenian antara lain Gde Manik dan Pan Wandres. Adapun kesenian hasil garapan Dangin Enjung antara lain Tari Terunajaya, Tari Legong Kekebyaran, dan Tari Cenderawasih. Sedangkan di Dauh Enjung ada nama besar Ketut Mardana dan I Putu Sumiasa, dengan garapan seni antara lain Tari Wiranjaya, Tari Merpati, dan Tari Nelayan khas Buleleng.

“Jadi kami ingin mengembalikan (kesenian) yang asli. Bapak Bupati juga mempunyai harapan yang sama, sehingga antara kesenian tradisional dengan modern (musik, band) bisa tampil seimbang dalam Bulfest,” jelas dia.

Pada acara pembukaan Bulfest yang digelar pada 6-10 Agustus 2019 nanti, akan ditampilkan tarian massal Panyembrama, sebagai tari penyambutan. Sebanyak 500 orang penari yang dibawakan remaja putri dari berbagai desa di Buleleng akan memperlihatkan tarian peyambutan tersebut. Tari Panyembrama menjadi tarian tradisional universal khas Bali dan secara khusus digunakan untuk menyambut tamu.

Adapun perbedaan lain dalam gelaran Bulfest ini adalah diberikannya kesempatan kesenian luar daerah Bali untuk tampil pada panggung utama, seperti tarian khas etnis Medan, Sumatera Utara yang direncanakan tampil pada malam kedua Bulfest.

Rencananya, acara pembukaan Bulfest dengan tema “Shining Buleleng” yang memiliki makna Buleleng Bersinar ini juga akan dihadiri sejumlah pejabat pemerintah daerah dari luar Bali dan tamu mancanegara.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5575 seconds (0.1#10.140)