Disfungsi Ereksi Dikaitkan dengan Hilangnya Produktivitas Kerja
A
A
A
JAKARTA - Penelitian terbaru menemukan bahwa disfungsi ereksi (DE) berkatan erat dengan hilangnya produktivitas kerja dan rendahnya kualitas hidup terkait kesehatan di lebih dari 52.000 pria dari delapan negara.
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal International Journal of Clinical Practice, pria berusia 40 hingga 70 tahun di Brasil, China, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat, mereka memiliki prevalensi ED keseluruhan 49,7% dan Italia dikabarkan menjadi negara tertinggi yaitu 54,7%.
"Studi ini menunjukkan bahwa ED tetap menjadi perhatian umum yang berdampak pada produktivitas kerja dan ketidakhadiran," kata rekan penulis studi Wing Yu Tang seperti dilansir Times Now News. (Baca juga: 7 Hal Penting yang Baiknya Diketahui Saat Menyusui ).
Dikabarkan, pria dengan DE yang tinggal di rumah jauh lebih tinggi dari pekerjaan (7,1% berbanding 3,2%), bekerja sambil sakit (22,5% berbanding 10,1%), penurunan produktivitas kerja (24,8% berbanding 11,2%), dan aktivitas penurunan nilai (28,6% berbanding 14,5%) dibandingkan pria tanpa ED. Mereka juga memiliki ukuran kualitas hidup terkait kesehatan yang lebih rendah.
"Berasal dari delapan negara, cakupan global data juga menunjukkan bahwa masalah ini meresap di seluruh geografi," tambah penulis senior studi, Tarek Hassan.
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal International Journal of Clinical Practice, pria berusia 40 hingga 70 tahun di Brasil, China, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat, mereka memiliki prevalensi ED keseluruhan 49,7% dan Italia dikabarkan menjadi negara tertinggi yaitu 54,7%.
"Studi ini menunjukkan bahwa ED tetap menjadi perhatian umum yang berdampak pada produktivitas kerja dan ketidakhadiran," kata rekan penulis studi Wing Yu Tang seperti dilansir Times Now News. (Baca juga: 7 Hal Penting yang Baiknya Diketahui Saat Menyusui ).
Dikabarkan, pria dengan DE yang tinggal di rumah jauh lebih tinggi dari pekerjaan (7,1% berbanding 3,2%), bekerja sambil sakit (22,5% berbanding 10,1%), penurunan produktivitas kerja (24,8% berbanding 11,2%), dan aktivitas penurunan nilai (28,6% berbanding 14,5%) dibandingkan pria tanpa ED. Mereka juga memiliki ukuran kualitas hidup terkait kesehatan yang lebih rendah.
"Berasal dari delapan negara, cakupan global data juga menunjukkan bahwa masalah ini meresap di seluruh geografi," tambah penulis senior studi, Tarek Hassan.
(tdy)