Review Film Ready or Not

Rabu, 28 Agustus 2019 - 20:23 WIB
Review Film Ready or Not
Review Film Ready or Not
A A A
Menikah dan hidup bahagia adalah impian banyak orang. Apalagi menikahi orang yang dicintai. Namun, seperti yang sering terjadi, terkadang keluarga menjadi pengganjal hubungan cinta kasih tersebut. Tradisi keluarga atau pun norma dalam keluarga salah satu mempelai bisa menjadi penghalang pernikahan. Ini pulalah yang terjadi di film Ready or Not.

Grace (Samara Weaving) sangat bahagia karena pada akhirnya dia bisa menikahi kekasihnya, Alex (Mark O’Brien). Alex berasal dari keluarga kaya raya yang merupakan keturunan pengusaha mainan yang sangat sukses, yaitu keluarga Le Domas. Namun, Grace tidak pernah tahu bahwa keluarga Alex menyimpan rahasia kelam dari kekayaan mereka.

Pada malam pertama pernikahan mereka, keluarga itu memanggil Grace dan Alex. Ayah Alex, Tony (Henry Czerny), mengatakan, kalau Grace ingin diterima di keluarga itu, maka dia harus mengikuti sebuah permainan. Grace harus memilih permainan itu dari kartu. Permainan untuknya ternyata adalah petak umpet. Namun, bukan Grace yang mencari keluarga itu, melainkan dia yang harus bersembunyi.

Grace pun mencari tempat persembunyian. Namun, dia tidak tahu kalau para pencarinya tidak hanya berniat menemukannya, melainkan juga membunuhnya. Sesuai tradisi dan peraturan di keluarga tersebut, Grace harus mati sebelum matahari terbit atau sesuatu yang buruk terjadi pada keluarga tersebut. Grace yang menyadari hal itu, kemudian berusaha keras untuk meloloskan diri.

Usaha keras Grace untuk meloloskan diri ini menjadi tontonan yang seru. Dia tidak mendapatkan banyak bantuan untuk bisa menyelamatkan nyawanya dan harus berkorban banyak. Siapa pun di rumah itu tidak bisa dipercaya untuk mau membantunya. Seorang diri, Grace harus melawan keluarga suaminya. Adegan kejar-kejaran dan saling serang pun terjadi.

Meski terkesan menjadi film thriller nan menegangkan, Ready or Not sebenarnya adalah dark comedy. Film ini mengandung banyak unsur yang mengundang tawa dan menghibur. Namun, tentu saja, adegan kekerasan yang terpampang di film ini membuatnya tidak layak ditontong anak-anak di bawah usia 17 tahun.

Film ini disajikan dengan cerdas sehingga enak dinikmati dari menit ke menit. Para anggota keluarga yang memburu Grace pun tidak digambarkan stereotipe penjahat di film-film semacam ini. Mereka terlihat seperti orang normal, hanya punya karakter yang unik dan sadis. Selain itu, pembawaan mereka pun hanya terlihat sangar di awal film, padahal, mereka biasa-biasa saja.

Alur plotnya yang mengalir tanpa banyak cabang sana sini membuat film ini jadi mudah diikuti. Namun, begitu, ketegangan pun tetap terasa di film ini, terutama ketika Grace harus bersembunyi dan menyelamatkan dirinya. Semua itu disajikan tanpa banyak tambahan sana sini yang terkesan berlebihan, semuanya tampil dengan sangat pas. Sutradara Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett mampu menjahit cerita film ini dengan sangat pas ketika tampil di layar lebar. Plot twistnya pun cukup menarik dan membuat penasaran. Dan, sekali lagi, disajikan tanpa porsi berlebihan.

Akting Samara sebagai Grace pun patut diacungi jempol. Karakternya yang awalnya diperlihatkan sebagai gadis ceria, harus berubah menjadi gadis tangguh yang membela dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Meski begitu, dia masih sempat tersenyum di kala bahaya mengancam dirinya. Dia mampu merepresentasikan ketangguhan seorang wanita yang dianggap lemah tapi ternyata mampu melawan apa pun halangan di depannya.

Ready or Not adalah film horor yang menyenangkan dan menyajikan humor. Di tengah ketegangan dan kebrutalan yang disajikan, film memiliki plot twist yang layak diikuti.

Ready or Not sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda. Film ini berating Dewasa atau untuk 17 tahun ke atas karena adegan kekerasan dan bahasa kasar di dalamnya. Selamat menyaksikan!

(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5645 seconds (0.1#10.140)