Bangkok Kota Wisata Terpopuler, Bali pada Urutan ke-19

Kamis, 05 September 2019 - 05:54 WIB
Bangkok Kota Wisata...
Bangkok Kota Wisata Terpopuler, Bali pada Urutan ke-19
A A A
NEW YORK - Pamor Kota Bangkok, Thailand sebagai tujuan wisatawan dari berbagai belahan dunia masih sangat kuat. Selama empat tahun berturut-turut, Bangkok menjadi kota paling populer di dunia versi Mastercard Global Destination Cities Index. Laporan Mastercard Global Destination Cities Index pada 2018 menyebtukan, Ibu kota Thailand itu menyambut sekitar 22,78 juta pengunjung internasional dalam 12 bulan terakhir dan diperkirakan mengalami pertumbuhan 3,34% pada 2019.

Sebagian besar turis yang mengunjungi Bangkok berasal dari China, Jepang, Korea Selatan (Korsel), India, dan Inggris. Daya tarik utama yang dimiliki salah satu kota terbesar di Thailand tersebut adalah Grand Palace, Kuil Wat Arun, dan perjalanan di luar kawasan megapolitan seperti Pasar Mengapung Damnoen Saduak.

Paris dan London masing-masing di posisi kedua dan ketiga. Kedua kota besar di Eropa ini menyambut lebih dari 19 juta pengunjung internasional pada 2018. London merupakan satu-satunya kota di jajaran 10 besar yang mengalami penurunan jumlah pengunjung internasional di setiap tahun. Penurunan tersebut rata-rata berkisar 4%.

Pulau Bali menempati peringkat ke-19 dengan total kunjungan internasional 8,26 juta orang. Bali mengalahkan Hong Kong yang berada di peringkat 20 dengan 8,23 juta pengunjung. Namun begitu Bali masih dikalahkan oleh Seoul yang berada di peringkat 11 dengan total kunjungan 11,25 juta, kemudian Osaka di peringkat 12 dengan 10,14 juta pengunjung, serta Mekkah di peringkat 13 dengan kunjungan 10 juta pengunjung.

Selain Bangkok, kota-kota wisata lain di Thailand yakni Phuket di peringkat 14 dan Pattaya peringkat 15, dengan total pengunjung masing-masing 9,89 juta dan 9,44 juta. Selama ini, Bali menjadi jujugan utama turis asal Australia, selain Singapura dan New York. Adapun warga Indonesia lebih banyak berkunjung ke Singapura, Kuala Lumpur dan Mekkah sebagai tiga tujuan utamanya.

Bali pun menempati rangking 14 untuk uang yang dibelanjakan turis internasional yang mencapai USD8,86 miliar. Bali di posisi puncak untuk lapangan kerja yang diciptakan dengan adanya 1.000 turis tambahan. Di Pulau Dewata ini, setiap 1.000 turis tambahan mendukung 409 lapangan kerja di Bali. Adapun di Bangkok hanya 64 lapangan kerja per 1.000 turis tambahan. Dan di Singapura hanya 12 lapangan kerja per 1.000 turis tambahan.

Mastercard juga mengurutkan ranking berdasarkan jumlah uang yang dibelanjakan pengunjung internasional. Dalam kategori itu, Dubai berada di puncak ranking dengan pendapatan USD30,82 miliar atau rata-rata USD553 per hari. Disusul Mekkah dengan USD20,9 miliar dan Bangkok dengan USD20,03 miliar. “Kunjungan internasional merupakan pilar penting untuk ekonomi urban,” ujar Wakil Presiden Eksekutif Kota Global Mastercard, Miguel Gamino Jr. dikutip CNN.

Selama 10 tahun terakhir, pengunjung internasional rata-rata tumbuh sekitar 6,5% dengan pengeluaran sekitar 7,4% di setiap tahun. Arus pergerakan pengunjung internasional sedikit beralih menuju kota lebih kecil. Tapi, posisi Bangkok tidak bergeming. Setidaknya, Bangkok menjadi kota paling popular sebanyak tujuh kali.

Asia Pasifik Dilirik


Secara umum, Asia Pasifik juga sedang bangkit. Kota-kota di Asia Pasifik mengalami kenaikkan pengunjung internasional terbesar sejak 2009, yakni 9,4%. Sebagai pembanding, Eropa hanya mengalami kenaikkan 5,5%. Hal ini didorong meningkatnya turis China yang mencapai 71,3 juta kunjungan hanya dalam waktu 6 bulan.

“Pada zaman sekarang, kunjungan menjadi bagian penting dari pekerjaan dan kehidupan kita,” ujar Presiden Enterprise Partnerships Mastercard, Carlos Menendez. Menurutnya, saat ini perlu dipahami bahwa kunjungan mampu memengaruhi kota dan destinasi. “Untuk itu pemimpin lokal harus memiliki solusi dan informasi,” tandasnya

Sejak 2009, jumlah pengunjung internasional meningkat sebesar 76% meskipun didera isu bencana alam dan krisis politik. Mastercard memperoleh data dan analisis dari pihak ketiga, bukan dari volume atau transaksi data lewat Mastercard. Mereka hanya memilih 10 kota teratas dari total 200 kota yang diamati. Berdasarkan Barometer Pariwisata Dunia UNWTO, kunjungan turis internasional mengalami kenaikan sekitar 6% atau sebanyak 1,4 miliar pada 2018.

Prediksi itu sebelumnya tidak akan tercapai sampai 2020. Angka itu juga berada di luar prediksi ekonomi global yang diramalkan hanya akan mencapai 3,7% pada tahun lalu. Menurut UNWTO, lembaga Badan Pariwisata Dunia yang merupakan bagian dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), pertumbuhan ini banyak terjadi di Timur Tengah, yakni sebesar 10%, Afrika (7%), dan Asia serta Eropa (6%).

Adapun, kunjungan turis ke Benua Amerika masih berada di bawah rata-rata, yakni sekitar 3%. “Pertumbuhan pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling besar berkontribusi dalam pertumbuhan dan pengembangan ekonomi,” ujar Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili, dilansir situs resmi unwto.org. UNWTO juga berupaya membantu mengelola potensi pariwisata di setiap kawasan.

Dalam laporan tersebut, UNWTO juga menyebutkan tingkat kunjungan ke Eropa mencapai 713 juta pada 2018, naik sebanyak 6% bila dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Pertumbuhan paling besar terjadi di Eropa Mediterania dan Selatan sebesar 7%. Lalu di Eropa Timur dan Tengah 6% dan Eropa Barat 6%.

Data dari Afrika menunjukkan adanya kenaikan sebesar 7% atau 67 juta kunjungan yang dipimpin Afrika Utara dan Sub-Sahara. Kawasan Timur Tengah juga mencetak hasil yang memukau setelah terpuruk akibat berbagai bencana politik, sosial, dan kemanusiaan, yakni naik sebesar 10% atau total sekitar 64 juta.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1215 seconds (0.1#10.140)