Keterkaitan Keterikatan, Album Terakhir Noah bersama Uki
A
A
A
JAKARTA - Grup band Noah secara resmi merilis album keduanya bertajuk Keterkaitan Keterikatan yang dibuat lewat proses yang panjang. Album Keterkaitan Keterikatan ini juga menjadi album terakhir Noah dengan formasi empat personel setelah salah satu gitarisnya, Uki, memutuskan hengkang dan hijrah.
Vokalis Noah, Ariel, mengakui kepergian Uki dari band itu memberikan dampak cukup besar. Bukan hanya berdampak pada penampilan mereka di atas panggung, tapi juga para proses kreatif penyempurnaan lagu yang mereka buat. Menurut Ariel, Uki memiliki peran yang penting dalam proses mixing dan mastering lagu-lagu Noah hingga proses akhir pembuatan album. Kemampuan Uki dalam hal tersebut selalu memberikan kemasan dan warna pada sound yang dihadirkan Noah.
“Kita kehilangan Uki banget karena sampai tahap terakhir album kedua ini kan kita mastering. Kita ada 3 kali mastering diseluruh proses itu masih ada Uki, sampai titik terakhir banget masih ada. Keterlibatannya lebih teknis, dia ke lebih teknisnya, mixing lagu dia semua dia yang lebih tahu balance mixingnya gitu,” ujar Ariel saat ditemui SINDO seusai jumpa pers perilisan album baru Keterkaitan Keterikatan di KFC Artha Gading kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (12/9).
Rasa kehilangan terhadap sosok Uki pun kian besar karena setelah mengumumkan mundur dari band itu, Uki masih sempat membantu Noah saat sesi simulasi panggung. Kini, balance sound yang biasa dilakukan oleh Uki digantikan oleh gitaris additional player. Kepergian Uki juga membawa nuansa canggung di antara ketiga personel tersisa.
“Canggung sih ada yah, karena kan tadinya berempat jadi bertiga, gimana gitu. Soalnya dari kemarin kan kalau dikerjaan kita sudah terbiasa ada Uki,” kata Ariel.
“Kalau dilihat secara jobdesk kita kan ada masing masing spesifik kemampuan bermusik kita masing masing jadi seperti ada kekosongan yang mengisi masalah teknis mixing mastering dan diluar kerjaan sudah pasti seperti ada yang ilang kalau bercandaan ada yang kurang gitu,” sahut David.
“Kalau dari sisi sound enggak ada masalah, ya. Karena ada pemain yang persis mainnya kayak Uki, memang tuntutannya di panggung harus seperti itu,” tambah Lukman.
Meski mau tak mau harus menerima keputusan hengkangnya Uki, Ariel dkk mengaku senang bisa memperdengarkan album terbaru mereka kepada para fans yang sudah setia menantikannya. Apalagi, album ini digarap dengan perjuangan yang tidak mudah. Noah butuh waktu 2 tahun untuk menyelesaikannya.
Proses pembuatan album ini sudah dimulai pada 2017 dan merupakan album kedua Noah setelah pada 2012 lalu mereka merilis album Seperti Seharusnya. Rekaman untuk Keterkaitan Keterikatan ini pun tidak melulu dilakukan di studio. Mereka rekaman di atas kapal Phinisi Cheng Ho selama 7 hari dan kemudian rekaman lagi di daerah Puncak, Jawa Barat.
Rekaman di atas kapal pun punya cerita tersendiri. Prosesnya tak selalu mulus karena kondisi cuaca yang kadang tidak menentuk membuat proses pembuatan album terkendala. Ombak besar dan badai sering kali mengganggu jalannya proses rekaman di atas kapal tersebut. “Kita sampai mabuk laut, juga alat-alat kita, soundsystem dan rekaman berserakan," kata Ariel.
Salah satu lagu terlama yang dibuat Noah untuk album itu adalah Wanitaku. Menurut Ariel, lagu itu butuh waktu 2 tahun untuk bisa selesai. Itu pun mereka harus dibantu Pongki Barat eks Jikustik untuk menulis liriknya.
"Butuh dua tahun untuk menyelesaikan song-nya saja, beberapa musisi besar sempat mengatakan tidak bisa melengkapi liriknya, karena reff-nya sudah rapi, dan akhirnya diselesaikan bersama Pongki Barata," kata Ariel,
Meski banyak tantangan dan rintangan yang ditemui didalam proses penggarapan, album kedua Noah, Keterkaitan Keterikatan resmi diluncurkan pada 24 Agustus 2019. Album yang berisi delapan lagu dengan satu bonus track di dalamnya pun sudah bisa dinikmati di semua platform digital.
"Ya akhirnya setelah keluar albumnya pasti ada kepuasan. Walaupun belum kita dapatkan keseluruhan, karena kita baru mulai juga. Cuma mulai satu per satu kita dapatkan hasilnya, terutama respons ya. Respons dari teman-teman, respons dari sahabat, tentang bagaimana puasnya mereka mendengarkan album ini. Itu sebenarnya yang paling menyenangkan," papar Ariel.
Vokalis Noah, Ariel, mengakui kepergian Uki dari band itu memberikan dampak cukup besar. Bukan hanya berdampak pada penampilan mereka di atas panggung, tapi juga para proses kreatif penyempurnaan lagu yang mereka buat. Menurut Ariel, Uki memiliki peran yang penting dalam proses mixing dan mastering lagu-lagu Noah hingga proses akhir pembuatan album. Kemampuan Uki dalam hal tersebut selalu memberikan kemasan dan warna pada sound yang dihadirkan Noah.
“Kita kehilangan Uki banget karena sampai tahap terakhir album kedua ini kan kita mastering. Kita ada 3 kali mastering diseluruh proses itu masih ada Uki, sampai titik terakhir banget masih ada. Keterlibatannya lebih teknis, dia ke lebih teknisnya, mixing lagu dia semua dia yang lebih tahu balance mixingnya gitu,” ujar Ariel saat ditemui SINDO seusai jumpa pers perilisan album baru Keterkaitan Keterikatan di KFC Artha Gading kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (12/9).
Rasa kehilangan terhadap sosok Uki pun kian besar karena setelah mengumumkan mundur dari band itu, Uki masih sempat membantu Noah saat sesi simulasi panggung. Kini, balance sound yang biasa dilakukan oleh Uki digantikan oleh gitaris additional player. Kepergian Uki juga membawa nuansa canggung di antara ketiga personel tersisa.
“Canggung sih ada yah, karena kan tadinya berempat jadi bertiga, gimana gitu. Soalnya dari kemarin kan kalau dikerjaan kita sudah terbiasa ada Uki,” kata Ariel.
“Kalau dilihat secara jobdesk kita kan ada masing masing spesifik kemampuan bermusik kita masing masing jadi seperti ada kekosongan yang mengisi masalah teknis mixing mastering dan diluar kerjaan sudah pasti seperti ada yang ilang kalau bercandaan ada yang kurang gitu,” sahut David.
“Kalau dari sisi sound enggak ada masalah, ya. Karena ada pemain yang persis mainnya kayak Uki, memang tuntutannya di panggung harus seperti itu,” tambah Lukman.
Meski mau tak mau harus menerima keputusan hengkangnya Uki, Ariel dkk mengaku senang bisa memperdengarkan album terbaru mereka kepada para fans yang sudah setia menantikannya. Apalagi, album ini digarap dengan perjuangan yang tidak mudah. Noah butuh waktu 2 tahun untuk menyelesaikannya.
Proses pembuatan album ini sudah dimulai pada 2017 dan merupakan album kedua Noah setelah pada 2012 lalu mereka merilis album Seperti Seharusnya. Rekaman untuk Keterkaitan Keterikatan ini pun tidak melulu dilakukan di studio. Mereka rekaman di atas kapal Phinisi Cheng Ho selama 7 hari dan kemudian rekaman lagi di daerah Puncak, Jawa Barat.
Rekaman di atas kapal pun punya cerita tersendiri. Prosesnya tak selalu mulus karena kondisi cuaca yang kadang tidak menentuk membuat proses pembuatan album terkendala. Ombak besar dan badai sering kali mengganggu jalannya proses rekaman di atas kapal tersebut. “Kita sampai mabuk laut, juga alat-alat kita, soundsystem dan rekaman berserakan," kata Ariel.
Salah satu lagu terlama yang dibuat Noah untuk album itu adalah Wanitaku. Menurut Ariel, lagu itu butuh waktu 2 tahun untuk bisa selesai. Itu pun mereka harus dibantu Pongki Barat eks Jikustik untuk menulis liriknya.
"Butuh dua tahun untuk menyelesaikan song-nya saja, beberapa musisi besar sempat mengatakan tidak bisa melengkapi liriknya, karena reff-nya sudah rapi, dan akhirnya diselesaikan bersama Pongki Barata," kata Ariel,
Meski banyak tantangan dan rintangan yang ditemui didalam proses penggarapan, album kedua Noah, Keterkaitan Keterikatan resmi diluncurkan pada 24 Agustus 2019. Album yang berisi delapan lagu dengan satu bonus track di dalamnya pun sudah bisa dinikmati di semua platform digital.
"Ya akhirnya setelah keluar albumnya pasti ada kepuasan. Walaupun belum kita dapatkan keseluruhan, karena kita baru mulai juga. Cuma mulai satu per satu kita dapatkan hasilnya, terutama respons ya. Respons dari teman-teman, respons dari sahabat, tentang bagaimana puasnya mereka mendengarkan album ini. Itu sebenarnya yang paling menyenangkan," papar Ariel.
(alv)