Sambutan Meriah Bratislava untuk Batik dan Tenun Indonesia
A
A
A
BRATISLAVA - Enam orang perancang busana asal Indonesia hadir dalam Slovakia—Indonesia Fashion Day. Ini adalah kali pertama kalinya Indonesia hadir dalam ajang tahunan fashion yang digelar di Kota Bratislava. Para perancang kenamaan tanah air itu menampilkan puluhan busana modern bermotif batik dan tenun khas Nusantara.
Keenam desainer Indonesia itu hadir atas undangan KBRI Bratislava. Mereka adalah Rudy Chandra, Malik Moestaram, Ariy Arka, Erdan, Nita Seno Adji dan Ida Giris. Mereka tampil dengan memamerkan karya-karya terbaik mereka dihadapan kurang lebih 500 undangan yang berasal dari kalangan pejabat, pengusaha, profesional dan pemerhati mode Slovakia. Mereka pun disuguhkan dengan penampilan model yang berjalan dengan anggun di atas catwalk dengan pakaian batik dan tenun Indonesia yang modern di ajang tersebut.
Para perancang itu menampilkan hasil karya terbarunya dengan mengangkat tema-tema beragam, mulai dari batik pantai selatan, batik manonjaya, tenun Sumba, tapis Lampung, ulos Batak dan kain khas Aceh. Ragam corak batik dan tenun yang sangat apik ini dapat menggambarkan Indonesia yang beragam di mata masyarakat dunia, khususnya Masyarakat Slovakia.
Bagi Indonesia, menampilkan kekayaan budaya adalah bagian dari diplomasi, untuk lebih mengenalkan citra Indonesia di dunia Internasional. Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Slovakia Adiyatwidi Adiwoso Asmady mengatakan, kehadiran para perancang busana Indonesia ini bisa mengubah citra Indonesia dan membuat Slovakia bisa lebih mengenal Indonesia.
“Mereka punya tanggapan yang sangat meriah, kagum terhadap Indonesia. Desainer Indonesia dapat tampil secara profesional dan bagus sekal. Itu mencerminkan beragamnya budaya bangsa. Mereka memiliki pandangan yang sangat berbeda. Indonesia sudah sangat maju dengan fashionnya,” papar Adiyatwidi.
Bagi para perancang busana tanah air, batik adalah warisan budaya yang masih banyak bisa digali, dan kenalkan ke dunia luar. Mereka mengatakan, tidak akan berhenti untuk menggali kain Indonesia yang dirasa tidak ada habisnya.
“Saya nggak yangka di Bratislava cukup maju fashionnya. Kita dapat apresiasi dari warga dengan mendapatkan banyak aplaus saat peragaan. Bangga banget bisa menjadi warga Indonesia yang diterima di sini,” ujar salah satu perancang busana yang terlibat dalam acara tersebut, Malik Moestaram.
Sambutan yang baik didapat dari para pengunjung yang hadir. Kegiatan ini tentu menjadi ajang positif untuk meningkatkan promosi budaya. Selain peragaan busana dalam Slovakia Indonesia Fasion Day ini, pekan ini, KBRI Bratislava juga masih akan mengadakan satu acara yang sama di Kantor KBRI.
Keenam desainer Indonesia itu hadir atas undangan KBRI Bratislava. Mereka adalah Rudy Chandra, Malik Moestaram, Ariy Arka, Erdan, Nita Seno Adji dan Ida Giris. Mereka tampil dengan memamerkan karya-karya terbaik mereka dihadapan kurang lebih 500 undangan yang berasal dari kalangan pejabat, pengusaha, profesional dan pemerhati mode Slovakia. Mereka pun disuguhkan dengan penampilan model yang berjalan dengan anggun di atas catwalk dengan pakaian batik dan tenun Indonesia yang modern di ajang tersebut.
Para perancang itu menampilkan hasil karya terbarunya dengan mengangkat tema-tema beragam, mulai dari batik pantai selatan, batik manonjaya, tenun Sumba, tapis Lampung, ulos Batak dan kain khas Aceh. Ragam corak batik dan tenun yang sangat apik ini dapat menggambarkan Indonesia yang beragam di mata masyarakat dunia, khususnya Masyarakat Slovakia.
Bagi Indonesia, menampilkan kekayaan budaya adalah bagian dari diplomasi, untuk lebih mengenalkan citra Indonesia di dunia Internasional. Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Slovakia Adiyatwidi Adiwoso Asmady mengatakan, kehadiran para perancang busana Indonesia ini bisa mengubah citra Indonesia dan membuat Slovakia bisa lebih mengenal Indonesia.
“Mereka punya tanggapan yang sangat meriah, kagum terhadap Indonesia. Desainer Indonesia dapat tampil secara profesional dan bagus sekal. Itu mencerminkan beragamnya budaya bangsa. Mereka memiliki pandangan yang sangat berbeda. Indonesia sudah sangat maju dengan fashionnya,” papar Adiyatwidi.
Bagi para perancang busana tanah air, batik adalah warisan budaya yang masih banyak bisa digali, dan kenalkan ke dunia luar. Mereka mengatakan, tidak akan berhenti untuk menggali kain Indonesia yang dirasa tidak ada habisnya.
“Saya nggak yangka di Bratislava cukup maju fashionnya. Kita dapat apresiasi dari warga dengan mendapatkan banyak aplaus saat peragaan. Bangga banget bisa menjadi warga Indonesia yang diterima di sini,” ujar salah satu perancang busana yang terlibat dalam acara tersebut, Malik Moestaram.
Sambutan yang baik didapat dari para pengunjung yang hadir. Kegiatan ini tentu menjadi ajang positif untuk meningkatkan promosi budaya. Selain peragaan busana dalam Slovakia Indonesia Fasion Day ini, pekan ini, KBRI Bratislava juga masih akan mengadakan satu acara yang sama di Kantor KBRI.
(alv)