Promosikan Filantropi Anak Muda, FI Gelar NEXT GENEROUSion Festival
A
A
A
JAKARTA - Filantropi Indonesia (FI) memberi warna baru pada peringatan Sumpah Pemuda tahun ini. FI menginspirasi, mendorong, dan memfasilitasi anak muda Indonesia untuk lebih peduli dan terlibat dalam berbagai inisiatif sosial melalui ‘NEXT GENEROUSion’ – Festival Filantrop Muda 2019.
Festival ini akan menampilkan dan mempromosikan beragam kegiatan filantropi dan inisiatif sosial anak muda dalam mengatasi berbagai persoalan sosial. Festival pertama yang mengusung aktivitas filantropi anak muda ini akan digelar pada 2-3 November 2019 di Epiwalk Kuningan, Jakarta.
Festival dengan tema “Muda, Peduli, Memberi Solusi” ini akan diikuti oleh komunitas filantropi anakmuda, yayasan/organisasi filantropi, organisasi nirlaba, dan perusahaan yang mendukung inisiatif sosial anak muda. Beragam aktivitas akan disajikan, seperti: Selasar Filantrop Muda (pameran/marketplace), Panggung Inspirasi Filantropi, Bedah Aksi dan Solusi, Digital Fundraising Campaign, Pojok Donasi, School Social Project Competition, Young Social Business Innovator Competition, dan Pemberian Penghargaan untuk Filantrop Muda Indonesia.
Acara pembukaan ‘NEXT GENEROUSion FEST’ juga diisi dengan peluncuran PEDOELI INDONESIA (Pekan Donasi Online Indonesia), sebuah program kampanye dan aksi penggalangan donasi online nasional. Program kampanye ini digelar bekerja sama dengan GO-PAY dan melibatkan berbagai lembaga filantropi, perusahaan, dan publik untuk membantu mengatasi masalah sosial di Indonesia.
Hamid Abidin, Direktur Filantropi Indonesia, mengungkapkan alasan pemilihan NEXT GENEROUSion sebagai nama festival, “Kita ingin mendorong dan mengkampanyekan NEXT GENEROUSion sebagai identitas dan spirit baru generasi muda Indonesia. Anak muda yang peduli dan memberi solusi terhadap persoalan sosial di sekitarnya melalui kegiatan filantropi dan inisiatif sosial yang dilakukan.”
Menurut Hamid, festival ini sengaja digelar untuk memfasilitasi sekaligus mempromosikan berbagai kegiatan filantropi anak muda yang tengah marak dan berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Anak muda, khususnya kaum milenial, mulai menjadikan kegiatan filantropi sebagai gaya hidup dengan mendirikan yayasan atau komunitas untuk mengembangkan berbagai program/inisiatifsosial yang menjadi minat atau perhatiannya. Sebagian lainnya, menjadi pendukung, relawan (volunteer), donatur, dan influencer di berbagai organisasi sosial.
Berbeda dengan kegiatan filantropi generasi sebelumnya, inisiatif sosial kemanusiaan yang dilakukan kaum muda ini umumnya dilakukan dengan melibatkan komunitas serta memanfaatkan teknologi informasi dan budaya pop. Selain menaruh perhatian pada penajaman dan kedalaman isu, para filantrop muda yang berlatar belakang entrepreneur, ahli IT, pekerja seni, dan pegiat sosial ini juga berusaha untuk mengemas program filantropi agar terlihat lebih populer, menyenangkan, serta mengandung aspek pemberdayaan ekonomi.
“Peran dan keterlibatan anak muda, khususnya kaum milenial, dalam kegiatan filantropi perlu didorong karena mereka berpotensi menjadi filantrop di masa depan. Potensi ini perlu digarap mengingat 60% profil demografis Indonesia adalah kaum muda di bawah 30 tahun, dengan total pendapatan tahunan mereka diperkirakan mencapai 38,2 Miliar USD,” kata Hamid.
Sementara Hety A. Nurcahyarini, Ketua Panitia NEXT GENEROUSion, memaparkan bahwa festival akan mengusung nilai dan semangat “Inspirasi, Kolaborasi, dan Aksi”. Selain memberikan inspirasi mengenai beragam model filantropi anak muda, festival juga mendorong terjadinya kolaborasi melalui interaksi pengunjung dengan peserta festival dan antar peserta festival. Filantropi Indonesia juga memfasilitasi kolaborasi ini melalui program kampanye Pedoeli Indonesia (Pekan Donasi Online Indonesia) yang melibatkan puluhan lembaga filantropi, komunitas sosial anak muda, perusahaan dan publik.
Pengunjung juga bisa melakukan aksi atau praktik filantropi dengan menyumbang melalui QRCode donasi yang disediakan di masing-masing booth organisasi. Pengunjung juga bisa memberi donasi dalam bentuk in-kind, seperti buku, makanan, barang pre-loved, peralatan ibadah, dan kacamata melalui booth Pojok Donasi di area festival.
“Kita ingin mengedukasi masyarakat bahwa menyumbang bisa dilakukan dengan beragam bentuk dan cara. Menyumbang juga bisa dilakukan secara mudah dengan memanfaatkan platform pembayaran digital yang sekarang populer di masyarakat. Selain itu, kita ingin menginspirasi bahwa semua orang bisa menjadi seorang filantrop tanpa menunggu tua dan kaya,” kata Hety.
Hety menambahkan, festival juga diharapkan menjadi sarana pendidikan karakter dengan tujuan menumbuhkan kepedulian, kepekaan sosial dan kedermawanan di kalangan anak muda, khususnya pelajar dan mahasiswa. Karena itu, festival juga memfasilitasi kalangan pelajar dan mahasiswa untuk hadir melalui program Philanthropy Learning Tour. Mereka bisa datang dan melihat beragam inisiatif sosial, mendapatkan inspirasi dari narasumber yang tampil di panggung inspirasi, serta terlibat langsung dalam berbagai kegiatan filantropi dan inisiatif sosial yang ada di area festival.
“Kami juga menyelenggarakan School Social Project Competition atau kompetisi proyek sosial antarpelajar SD, SMP dan SMA untuk mengasah kepekaan dan kepedulian mereka terhadap persoalan di sekitarnya, serta mendorong mereka punya inisiatif sosial sejak dini, serta Young Social Business Innovator Competition, sebuah kompetisi ide bisnis sosial untuk mengatasi permasalahan sosial di sekitar.”
Festival ini akan menampilkan dan mempromosikan beragam kegiatan filantropi dan inisiatif sosial anak muda dalam mengatasi berbagai persoalan sosial. Festival pertama yang mengusung aktivitas filantropi anak muda ini akan digelar pada 2-3 November 2019 di Epiwalk Kuningan, Jakarta.
Festival dengan tema “Muda, Peduli, Memberi Solusi” ini akan diikuti oleh komunitas filantropi anakmuda, yayasan/organisasi filantropi, organisasi nirlaba, dan perusahaan yang mendukung inisiatif sosial anak muda. Beragam aktivitas akan disajikan, seperti: Selasar Filantrop Muda (pameran/marketplace), Panggung Inspirasi Filantropi, Bedah Aksi dan Solusi, Digital Fundraising Campaign, Pojok Donasi, School Social Project Competition, Young Social Business Innovator Competition, dan Pemberian Penghargaan untuk Filantrop Muda Indonesia.
Acara pembukaan ‘NEXT GENEROUSion FEST’ juga diisi dengan peluncuran PEDOELI INDONESIA (Pekan Donasi Online Indonesia), sebuah program kampanye dan aksi penggalangan donasi online nasional. Program kampanye ini digelar bekerja sama dengan GO-PAY dan melibatkan berbagai lembaga filantropi, perusahaan, dan publik untuk membantu mengatasi masalah sosial di Indonesia.
Hamid Abidin, Direktur Filantropi Indonesia, mengungkapkan alasan pemilihan NEXT GENEROUSion sebagai nama festival, “Kita ingin mendorong dan mengkampanyekan NEXT GENEROUSion sebagai identitas dan spirit baru generasi muda Indonesia. Anak muda yang peduli dan memberi solusi terhadap persoalan sosial di sekitarnya melalui kegiatan filantropi dan inisiatif sosial yang dilakukan.”
Menurut Hamid, festival ini sengaja digelar untuk memfasilitasi sekaligus mempromosikan berbagai kegiatan filantropi anak muda yang tengah marak dan berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Anak muda, khususnya kaum milenial, mulai menjadikan kegiatan filantropi sebagai gaya hidup dengan mendirikan yayasan atau komunitas untuk mengembangkan berbagai program/inisiatifsosial yang menjadi minat atau perhatiannya. Sebagian lainnya, menjadi pendukung, relawan (volunteer), donatur, dan influencer di berbagai organisasi sosial.
Berbeda dengan kegiatan filantropi generasi sebelumnya, inisiatif sosial kemanusiaan yang dilakukan kaum muda ini umumnya dilakukan dengan melibatkan komunitas serta memanfaatkan teknologi informasi dan budaya pop. Selain menaruh perhatian pada penajaman dan kedalaman isu, para filantrop muda yang berlatar belakang entrepreneur, ahli IT, pekerja seni, dan pegiat sosial ini juga berusaha untuk mengemas program filantropi agar terlihat lebih populer, menyenangkan, serta mengandung aspek pemberdayaan ekonomi.
“Peran dan keterlibatan anak muda, khususnya kaum milenial, dalam kegiatan filantropi perlu didorong karena mereka berpotensi menjadi filantrop di masa depan. Potensi ini perlu digarap mengingat 60% profil demografis Indonesia adalah kaum muda di bawah 30 tahun, dengan total pendapatan tahunan mereka diperkirakan mencapai 38,2 Miliar USD,” kata Hamid.
Sementara Hety A. Nurcahyarini, Ketua Panitia NEXT GENEROUSion, memaparkan bahwa festival akan mengusung nilai dan semangat “Inspirasi, Kolaborasi, dan Aksi”. Selain memberikan inspirasi mengenai beragam model filantropi anak muda, festival juga mendorong terjadinya kolaborasi melalui interaksi pengunjung dengan peserta festival dan antar peserta festival. Filantropi Indonesia juga memfasilitasi kolaborasi ini melalui program kampanye Pedoeli Indonesia (Pekan Donasi Online Indonesia) yang melibatkan puluhan lembaga filantropi, komunitas sosial anak muda, perusahaan dan publik.
Pengunjung juga bisa melakukan aksi atau praktik filantropi dengan menyumbang melalui QRCode donasi yang disediakan di masing-masing booth organisasi. Pengunjung juga bisa memberi donasi dalam bentuk in-kind, seperti buku, makanan, barang pre-loved, peralatan ibadah, dan kacamata melalui booth Pojok Donasi di area festival.
“Kita ingin mengedukasi masyarakat bahwa menyumbang bisa dilakukan dengan beragam bentuk dan cara. Menyumbang juga bisa dilakukan secara mudah dengan memanfaatkan platform pembayaran digital yang sekarang populer di masyarakat. Selain itu, kita ingin menginspirasi bahwa semua orang bisa menjadi seorang filantrop tanpa menunggu tua dan kaya,” kata Hety.
Hety menambahkan, festival juga diharapkan menjadi sarana pendidikan karakter dengan tujuan menumbuhkan kepedulian, kepekaan sosial dan kedermawanan di kalangan anak muda, khususnya pelajar dan mahasiswa. Karena itu, festival juga memfasilitasi kalangan pelajar dan mahasiswa untuk hadir melalui program Philanthropy Learning Tour. Mereka bisa datang dan melihat beragam inisiatif sosial, mendapatkan inspirasi dari narasumber yang tampil di panggung inspirasi, serta terlibat langsung dalam berbagai kegiatan filantropi dan inisiatif sosial yang ada di area festival.
“Kami juga menyelenggarakan School Social Project Competition atau kompetisi proyek sosial antarpelajar SD, SMP dan SMA untuk mengasah kepekaan dan kepedulian mereka terhadap persoalan di sekitarnya, serta mendorong mereka punya inisiatif sosial sejak dini, serta Young Social Business Innovator Competition, sebuah kompetisi ide bisnis sosial untuk mengatasi permasalahan sosial di sekitar.”
(atk)