Sadar Pentingnya Air Bersih, Sarah Sechan Lebih Bijak Gunakan Air
A
A
A
JAKARTA - Sarah Sechan sadar betul akan pentingnya air bersih. Meski tidak pernah mengalami kesulitan mengakses air bersih, presenter kondang itu paham air bersih bermanfaat untuk keberlangsungan hidup dan kesehatan banyak orang.
Sejak dulu, perempuan berusia 45 tahun itu mengaku sudah cerewet perihal air dan listrik di rumahnya. Apalagi saat dia berkesempatan mengunjungi Desa Pulutan, Boyolali, Jawa Tengah bersama Danon-AQUA. Dia semakin sadar akan penggunaan air bersih. Pasalnya, di tempat itu, mantan VJ MTV ini melihat langsung keadaan masyarakat desa yang kesulitan mengakses air bersih.
"Saya nggak dasar betapa petingnya (air bersih) karena kita nggak pernah kesulitan air, tinggal buka keran saja. Pada kenyataannya, air itu penting sekali untuk kesejahteraan dan kesehatan," kata Sarah.
"Tapi kenyataannya desa di Indonesia masih ada yang kesusahan air. Seperti desa yang saya datangi saja enggak terlalu jauh dari kota, mereka baru ada akses air bersih beberapa tahun lalu. Semua ibu-ibu ambil air ke sendang di pagi hari," lanjutnya.
Pentingnya air bersih tidak hanya diterapkan untuk diri sendiri, juga pada anak dan suami tercinta. Hal ini diaplikasikan dalam semua kegiatan sehari-hari, seperti mencuci piring hingga mandi. Bahkan, Sarah mengungkapkan bahwa dirinya tak segan-segan mengingatkan dan memarahi siapapun yang boros menggunakan air.
"Di rumah saya lebih cerewet sama air. Kalo Rajata (anak Sarah) mandi, saya gedor pintunya, teriakin untuk hemat air. Kalo sabunan itu jangan dinyalain airnya. Hal kecil aja kita gosok gigi tapi air dikocorin terus, tapi karena rumah saya kecil, saya bisa denger airnya ngocor," ungkapnya.
"Jadi saya dari dulu sangat cerewet tentang listrik sama air. Kalau saya tidur itu nggak boleh ada listrik nyala. Sampai teman bilang 'kenapa rumah lo paling gelap sendiri di komplek'. Suami saya kalau cuci piring, karena kita semua lakuin pekerjaan rumah sendiri, saya ingetin kalo masih sabunin, jangan dikocorin airnya," tuturnya.
Secara perlahan, apa yang dilakukan Sarah ini memberikan banyak manfaat baik bagi dirinya, suami hingga buah hatinya. Bahkan, kebiasaan ini sudah diterapkan dengan baik oleh anggota keluarganya. Sekarang, Sarah merasa senang melihat perubahan yang positif dalam keluarganya.
"Manfaatnya bayar listrik jadi nggak tinggi. Saya rasa awareness itu satu pendidikan yang perlu untuk anak saya tentang air, lebih bijaksana untuk pakai air. Kadang-kadang kita nggak sadar bertapa berharganya (air bersih). Main buang-buang aja. Dateng ke Desa Pulutan, kita menjadi lebih menghargai dan lebih aware lagi dengan air karena diluar sana banyak yang masih kekurangan air. Di Indonesia ada 32 juta orang kurang air bersih," tandasnya.
Sejak dulu, perempuan berusia 45 tahun itu mengaku sudah cerewet perihal air dan listrik di rumahnya. Apalagi saat dia berkesempatan mengunjungi Desa Pulutan, Boyolali, Jawa Tengah bersama Danon-AQUA. Dia semakin sadar akan penggunaan air bersih. Pasalnya, di tempat itu, mantan VJ MTV ini melihat langsung keadaan masyarakat desa yang kesulitan mengakses air bersih.
"Saya nggak dasar betapa petingnya (air bersih) karena kita nggak pernah kesulitan air, tinggal buka keran saja. Pada kenyataannya, air itu penting sekali untuk kesejahteraan dan kesehatan," kata Sarah.
"Tapi kenyataannya desa di Indonesia masih ada yang kesusahan air. Seperti desa yang saya datangi saja enggak terlalu jauh dari kota, mereka baru ada akses air bersih beberapa tahun lalu. Semua ibu-ibu ambil air ke sendang di pagi hari," lanjutnya.
Pentingnya air bersih tidak hanya diterapkan untuk diri sendiri, juga pada anak dan suami tercinta. Hal ini diaplikasikan dalam semua kegiatan sehari-hari, seperti mencuci piring hingga mandi. Bahkan, Sarah mengungkapkan bahwa dirinya tak segan-segan mengingatkan dan memarahi siapapun yang boros menggunakan air.
"Di rumah saya lebih cerewet sama air. Kalo Rajata (anak Sarah) mandi, saya gedor pintunya, teriakin untuk hemat air. Kalo sabunan itu jangan dinyalain airnya. Hal kecil aja kita gosok gigi tapi air dikocorin terus, tapi karena rumah saya kecil, saya bisa denger airnya ngocor," ungkapnya.
"Jadi saya dari dulu sangat cerewet tentang listrik sama air. Kalau saya tidur itu nggak boleh ada listrik nyala. Sampai teman bilang 'kenapa rumah lo paling gelap sendiri di komplek'. Suami saya kalau cuci piring, karena kita semua lakuin pekerjaan rumah sendiri, saya ingetin kalo masih sabunin, jangan dikocorin airnya," tuturnya.
Secara perlahan, apa yang dilakukan Sarah ini memberikan banyak manfaat baik bagi dirinya, suami hingga buah hatinya. Bahkan, kebiasaan ini sudah diterapkan dengan baik oleh anggota keluarganya. Sekarang, Sarah merasa senang melihat perubahan yang positif dalam keluarganya.
"Manfaatnya bayar listrik jadi nggak tinggi. Saya rasa awareness itu satu pendidikan yang perlu untuk anak saya tentang air, lebih bijaksana untuk pakai air. Kadang-kadang kita nggak sadar bertapa berharganya (air bersih). Main buang-buang aja. Dateng ke Desa Pulutan, kita menjadi lebih menghargai dan lebih aware lagi dengan air karena diluar sana banyak yang masih kekurangan air. Di Indonesia ada 32 juta orang kurang air bersih," tandasnya.
(tdy)