Tradisi Mengenakan Jumper Natal Berdampak pada Lingkungan

Selasa, 24 Desember 2019 - 13:30 WIB
Tradisi Mengenakan Jumper...
Tradisi Mengenakan Jumper Natal Berdampak pada Lingkungan
A A A
JAKARTA - Mengenakan jumper saat Hari Natal sudah menjadi tradisi di sejumlah negara. Namun, sebuah badan amal lingkungan baru saja merilis penelitian yang mengungkapkan bahwa tradisi tahunan ini dapat merusak lingkungan. Saat ini ada 65 juta jumper di lemari pakaian di Inggris dan temuan menunjukkan bahwa dua dari lima jumper Natal hanya digunakan satu kali selama musim perayaan.

Dilansir dari Metro, Hubbub meninjau 108 jumper yang dijual 11 pengecer online dan high street untuk mengetahui dari mana bahan ini dibuat. Hasilnya ditemukan bahwa 95% jumper dibuat seluruhnya atau sebagian dari komponen plastik. Sedangkan, salah satu alasan pembeli membeli jumper baru tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan mungkin karena mereka tidak mengetahui pakaian apa yang dibuat.

"Banyak orang khawatir tentang plastik di lautan, tetapi mereka tidak menyadari bahwa barang yang mereka kenakan juga memiliki plastik di dalamnya," kata mitra kreatif di Hubbub Sarah Divall.

Ini tidak berarti bahwa Anda tidak dapat tetap mengenakan jumper Natal ini. Namun, badan amal itu merekomendasikan agar orang melakukan jumper swap atau menukar jumper yang Anda miliki daripada terus membeli yang baru.

"Kalian harus tetap menikmati Natal, tidak ada yang mengatakan bahwa ini berarti kalian tidak bisa bersenang-senang. Ada cara Anda dapat bergabung: mengenakan jumper Natal tetapi menukar atau melihat apa yang ada di lemari, atau melihat apakah Anda dapat meminjam milik teman sehingga Anda tidak perlu keluar, menghabiskan banyak uang dan membeli sesuatu baru yang mungkin hanya akan kamu pakai sekali saja," papar dia.

"Anda juga dapat mengkreasikan jumper lama atau membuat kreasi Anda sendiri dari dekorasi di rumah," lanjutnya.

Jumper bukan satu-satunya barang musiman yang disorot karena dampak lingkungannya pada 2019. Pada Oktober tahun ini, dalam upaya mengurangi limbah plastik, John Lewis dan Waitrose mengumumkan bahwa cracker Natal tidak akan lagi berisi barang-barang plastik. Isi cracker akan diganti dengan pernak-pernik kertas atau kertas daur ulang. Pembungkusnya juga tidak akan dihiasi dengan glitter plastik.

Di sisi lain, makanan juga merupakan masalah limbah utama, karena setengah dari orang Inggris mengakui pengeluaran berlebihan untuk barang-barang yang dapat dimakan untuk liburan. Dengan demikian, Natal tidak perlu menjadi mimpi buruk yang berkelanjutan.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk merayakan Natal yang ramah lingkungan. Mulai dari dekorasi ramah lingkungan hingga daur ulang lemari pakaian musim dingin dan menyumbangkan sisa makanan ke tempat penampungan.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8328 seconds (0.1#10.140)