Nikmati Indahnya Malam dari Makatete Hills Minahasa
A
A
A
MANADO - Lokasi puncak Makatete Hills yang terletak di Desa Warembungan, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) ini bisa menjadi salah satu tempat yang direkomendasikan untuk menikmati indahnya malam.
Sejauh mata memandang, selain bisa menatap indahnya Kota Manado, kerlap-kerlip lampu juga dapat disaksikan dengan begitu sempurna.
Destinasi wisata ini jaraknya dekat. Jika Anda berangkat dari pusat Kota Manado, bisa ditempuh dalam waktu 30 menit. Disarankan untuk datang menjelang sore agar tidak terlalu gelap dan bisa merasakan hangatnya sunset. Maksimalkan momen untuk melihat detik-detik matahari terbenam. Saat di mana matahari menghilang di bawah garis cakrawala sebelah barat, yang akan terlihat secara jelas dengan kasat mata. Tentu bisa sambil mengabadikan momen paling berkesan, indah, dan menakjubkan ini lewat foto. Atau, sambil duduk santai menikmati makanan ringan ditemani segelas kopi di tempat yang telah disediakan. Aktivitas seperti itu jadi terasa berbeda ketika disambi dengan melihat panorama alam dari atas puncak Makatete Hills yang sangat indah.
Dari atas, kita bisa menyaksikan pemandangan laut yang terhampar luas, keindahan Kota Manado, serta pesona Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, dan pemandangan Gunung Klabat yang merupakan gunung tertinggi di Sulut. Pokoknya sayang jika dilewatkan.
Makatete Hills juga menawarkan pengalaman berwisata dengan wahana yang memacu adrenalin. Salah satunya sepeda gantung. Yang suka berswafoto bisa mengabadikannya dengan latar yang sangat indah. Jadi jangan heran jika setiap hari saat liburan akhir tahun seperti sekarang, lokasi wisata tersebut padat pengunjung. Semakin malam jumlah pengunjung akan terus bertambah.
“Saya bisa melihat Kota Manado sejak satu per satu lampu dinyalakan. Ketika sudah penuh menyala di seantero kota, indah sekali Manado ya,” kata Fatmawati, salah seorang pengunjung, Sabtu (28/12).
Pengunjung dapat memilih banyak spot foto yang Instagramable. Meski selama perjalanan sedikit terganggu lantaran akses jalan yang kurang bagus, tapi terobati saat sudah tiba di lokasi.
“Harga tiket masuknya cukup murah, hanya Rp10.000 per orang. Tempat parkir juga cukup luas. Jaraknya tidak terlalu jauh dari kota,” timpal Charles, pengunjung lain.
Seperti diketahui, beberapa sumber telah mencatat, nama Warembungan berasal dari bahasa Tombulu "Pahemungan" yang mengandung arti "tempat pertemuan". Di lokasi ini juga terdapat objek wisata menara salib setinggi 40 meter di Puncak Warembungan yang dibangun di atas tanah seluas dua hektare. Menara salib ini awalnya dibangun oleh para pekerja Muslim asal Jawa dan Provinsi Gorontalo. Karena itu, menara salib ini disebut-sebut juga sebagai simbol kerukunan umat beragama di Sulawesi Utara.
Sejauh mata memandang, selain bisa menatap indahnya Kota Manado, kerlap-kerlip lampu juga dapat disaksikan dengan begitu sempurna.
Destinasi wisata ini jaraknya dekat. Jika Anda berangkat dari pusat Kota Manado, bisa ditempuh dalam waktu 30 menit. Disarankan untuk datang menjelang sore agar tidak terlalu gelap dan bisa merasakan hangatnya sunset. Maksimalkan momen untuk melihat detik-detik matahari terbenam. Saat di mana matahari menghilang di bawah garis cakrawala sebelah barat, yang akan terlihat secara jelas dengan kasat mata. Tentu bisa sambil mengabadikan momen paling berkesan, indah, dan menakjubkan ini lewat foto. Atau, sambil duduk santai menikmati makanan ringan ditemani segelas kopi di tempat yang telah disediakan. Aktivitas seperti itu jadi terasa berbeda ketika disambi dengan melihat panorama alam dari atas puncak Makatete Hills yang sangat indah.
Dari atas, kita bisa menyaksikan pemandangan laut yang terhampar luas, keindahan Kota Manado, serta pesona Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, dan pemandangan Gunung Klabat yang merupakan gunung tertinggi di Sulut. Pokoknya sayang jika dilewatkan.
Makatete Hills juga menawarkan pengalaman berwisata dengan wahana yang memacu adrenalin. Salah satunya sepeda gantung. Yang suka berswafoto bisa mengabadikannya dengan latar yang sangat indah. Jadi jangan heran jika setiap hari saat liburan akhir tahun seperti sekarang, lokasi wisata tersebut padat pengunjung. Semakin malam jumlah pengunjung akan terus bertambah.
“Saya bisa melihat Kota Manado sejak satu per satu lampu dinyalakan. Ketika sudah penuh menyala di seantero kota, indah sekali Manado ya,” kata Fatmawati, salah seorang pengunjung, Sabtu (28/12).
Pengunjung dapat memilih banyak spot foto yang Instagramable. Meski selama perjalanan sedikit terganggu lantaran akses jalan yang kurang bagus, tapi terobati saat sudah tiba di lokasi.
“Harga tiket masuknya cukup murah, hanya Rp10.000 per orang. Tempat parkir juga cukup luas. Jaraknya tidak terlalu jauh dari kota,” timpal Charles, pengunjung lain.
Seperti diketahui, beberapa sumber telah mencatat, nama Warembungan berasal dari bahasa Tombulu "Pahemungan" yang mengandung arti "tempat pertemuan". Di lokasi ini juga terdapat objek wisata menara salib setinggi 40 meter di Puncak Warembungan yang dibangun di atas tanah seluas dua hektare. Menara salib ini awalnya dibangun oleh para pekerja Muslim asal Jawa dan Provinsi Gorontalo. Karena itu, menara salib ini disebut-sebut juga sebagai simbol kerukunan umat beragama di Sulawesi Utara.
(tsa)