Menikmati Bali dari Kapal Pesiar
A
A
A
DENPASAR - Selalu ada cara yang berbeda untuk menikmati keindahan Bali. Mengarungi laut dengan menumpang kapal pesiar sambil menyaksikan sunset dan bersantap malam mungkin bisa menjadi alternatif hiburan Anda di Pulau Dewata.
Jam baru menunjukkan pukul 17.00 WITA. Namun, sejumlah wisatawan sudah mengantre ingin menyaksikan proses terbenamnya matahari di sekitar Pelabuhan Benoa. Ya, tiap kali senja akan datang, pelabuhan yang menjadi pintu masuk ke Kota Denpasar melalui jalur laut ini memang selalu ramai oleh turis.
Tujuan mereka tak lain adalah menaiki kapal pesiar Bali Hai yang tiap sore bakal mengangkut para wisatawan untuk menikmati sunset di tengah laut, lalu dilanjutkan dengan makan malam berkonsep prasmanan. Beberapa waktu lalu, SINDOnews berkesempatan menjajal “keperkasaan” kapal pesiar tersebut mengarungi laut bersama rombongan turis yang tergabung dalam satu biro travel asal Jakarta.
Dari pusat Kota Denpasar, Pelabuhan Benoa hanya berjarak 6 KM. Letaknya ada di bagian selatan ibu kota Provinsi Bali itu. Pelabuhan Benoa merupakan pusat pelayaran domestik maupun internasional. Dari lokasi ini, para turis juga bisa menyambangi lokasi wisata lain seperti Nusa Lembongan dan bahkan Pulau Lombok. Selain kapal penumpang, di dermaga pelabuhan ini memang banyak bersandar kapal pesiar, salah satunya Bali Hai, yang menjadi armada pengangkut kami selama menikmati Pulau Dewata dari atas cruise.
Tak membutuhkan waktu lama dari pusat Kota Denpasar, sampailah kami di Pelabuhan Benoa. Begitu menjejakkan kaki di areal pelabuhan, sejuntai bunga kamboja putih langsung disematkan di leher. Rupanya, bukan hanya rombongan kami yang hendak menaiki kapal Bali Hai II. Puluhan wisatawan lain, yang sebagian besar merupakan turis mancanegara, juga tampak bersiap menikmati program wisata bertajuk Sunset Dinner Cruise ini. Seusai menikmati welcome drink, sambil menunggu waktu keberangkatan kapal, para turis sibuk mengabadikan diri mereka dengan latar pemandangan laut ataupun kapal pesiar yang sedang bersandar di dermaga.
Pukul 17.30 WITA, saatnya naik ke kapal. Secarik kertas sebagai tanda boarding pass bakal dibagikan oleh petugas ketika kita check in di pelabuhan. Supaya bisa naik ke kapal, tentu boarding pass ini tidak boleh hilang.
Sebelum sampai di dek kapal, sepasang gadis berpakaian adat Bali terlihat menyambut para turis. Momen ini sering dimanfaatkan turis, khususnya yang berasal dari mancanegara, untuk berfoto. Foto tersebut kemudian dapat dijadikan souvenir bagi mereka. Hanya, itu tidak gratis. Kalau ingin membawa pulang foto, kita tentu harus membayarnya. Tapi, kalau tidak mau, tidak ada paksaan untuk membayarnya juga.Sekarang sampailah kami di dek bagian bawah kapal berkapasitas 352 orang itu. Seorang kru kapal langsung mendemonstrasikan cara mengenakan pelampung. Aktivitas ini menjadi hiburan tersendiri bagi para turis, karena sang kru melakukan demo dengan cara-cara menghibur, sehingga tampak berbaur dengan para penumpang. Setelah itu, “acara bebas”. Tiap orang dipersilahkan menjelajahi seisi kapal sambil menikmati canape yang sudah disiapkan oleh sejumlah pramusaji. Atau, kalau mau berdiam diri di dek juga boleh, seraya menikmati matahari yang nyaris terbenam serta angin yang berdesir dengan lembut.
Setelah menempuh perjalanan sepanjang beberapa kilometer melintasi areal sekitar Pelabuhan Benoa dan Nusa Dua, kapal akan berhenti di tengah laut. Para turis diberi kesempatan untuk menikmati panorama laut dan sunset. Dari kejauhan, sejumlah bangunan dengan kerlap-kerlip cahaya lampu masih terlihat.
Tepat pukul 18.15 WITA, acara makan malam pun digelar. Konsepnya buffet, tersedia di dek pertama dan kedua. Aneka jenis makanan dan minuman tersaji di sini, mulai yang berkonsep Indonesia, Asia, hingga Barat. Di atas kapal, setiap penumpang bebas memilih tempat duduk maupun lokasi untuk menikmati makanan. Pada momen ini, suguhan live music mulai terdengar demi menghibur seluruh penumpang kapal yang sedang bersantap sambil bercengkrama.Lazimnya, pukul 19.30 WITA buffet dinner ini akan ditutup. Hanya, para penumpang masih bisa menikmati dessert sepuasnya hingga pukul 20.00. Di jam yang sama, pertunjukan kabaret mulai digelar, dilanjutkan dengan performance seorang disc jockey untuk mengiringi penumpang kapal yang ingin berdisko.
Acara makan malam dan hiburan di atas kapal pesiar yang berdurasi tiga jam ini berakhir pukul 20.45. Dan, kami pun harus diantar kembali ke dermaga.
Jam baru menunjukkan pukul 17.00 WITA. Namun, sejumlah wisatawan sudah mengantre ingin menyaksikan proses terbenamnya matahari di sekitar Pelabuhan Benoa. Ya, tiap kali senja akan datang, pelabuhan yang menjadi pintu masuk ke Kota Denpasar melalui jalur laut ini memang selalu ramai oleh turis.
Tujuan mereka tak lain adalah menaiki kapal pesiar Bali Hai yang tiap sore bakal mengangkut para wisatawan untuk menikmati sunset di tengah laut, lalu dilanjutkan dengan makan malam berkonsep prasmanan. Beberapa waktu lalu, SINDOnews berkesempatan menjajal “keperkasaan” kapal pesiar tersebut mengarungi laut bersama rombongan turis yang tergabung dalam satu biro travel asal Jakarta.
Dari pusat Kota Denpasar, Pelabuhan Benoa hanya berjarak 6 KM. Letaknya ada di bagian selatan ibu kota Provinsi Bali itu. Pelabuhan Benoa merupakan pusat pelayaran domestik maupun internasional. Dari lokasi ini, para turis juga bisa menyambangi lokasi wisata lain seperti Nusa Lembongan dan bahkan Pulau Lombok. Selain kapal penumpang, di dermaga pelabuhan ini memang banyak bersandar kapal pesiar, salah satunya Bali Hai, yang menjadi armada pengangkut kami selama menikmati Pulau Dewata dari atas cruise.
Tak membutuhkan waktu lama dari pusat Kota Denpasar, sampailah kami di Pelabuhan Benoa. Begitu menjejakkan kaki di areal pelabuhan, sejuntai bunga kamboja putih langsung disematkan di leher. Rupanya, bukan hanya rombongan kami yang hendak menaiki kapal Bali Hai II. Puluhan wisatawan lain, yang sebagian besar merupakan turis mancanegara, juga tampak bersiap menikmati program wisata bertajuk Sunset Dinner Cruise ini. Seusai menikmati welcome drink, sambil menunggu waktu keberangkatan kapal, para turis sibuk mengabadikan diri mereka dengan latar pemandangan laut ataupun kapal pesiar yang sedang bersandar di dermaga.
Pukul 17.30 WITA, saatnya naik ke kapal. Secarik kertas sebagai tanda boarding pass bakal dibagikan oleh petugas ketika kita check in di pelabuhan. Supaya bisa naik ke kapal, tentu boarding pass ini tidak boleh hilang.
Sebelum sampai di dek kapal, sepasang gadis berpakaian adat Bali terlihat menyambut para turis. Momen ini sering dimanfaatkan turis, khususnya yang berasal dari mancanegara, untuk berfoto. Foto tersebut kemudian dapat dijadikan souvenir bagi mereka. Hanya, itu tidak gratis. Kalau ingin membawa pulang foto, kita tentu harus membayarnya. Tapi, kalau tidak mau, tidak ada paksaan untuk membayarnya juga.Sekarang sampailah kami di dek bagian bawah kapal berkapasitas 352 orang itu. Seorang kru kapal langsung mendemonstrasikan cara mengenakan pelampung. Aktivitas ini menjadi hiburan tersendiri bagi para turis, karena sang kru melakukan demo dengan cara-cara menghibur, sehingga tampak berbaur dengan para penumpang. Setelah itu, “acara bebas”. Tiap orang dipersilahkan menjelajahi seisi kapal sambil menikmati canape yang sudah disiapkan oleh sejumlah pramusaji. Atau, kalau mau berdiam diri di dek juga boleh, seraya menikmati matahari yang nyaris terbenam serta angin yang berdesir dengan lembut.
Setelah menempuh perjalanan sepanjang beberapa kilometer melintasi areal sekitar Pelabuhan Benoa dan Nusa Dua, kapal akan berhenti di tengah laut. Para turis diberi kesempatan untuk menikmati panorama laut dan sunset. Dari kejauhan, sejumlah bangunan dengan kerlap-kerlip cahaya lampu masih terlihat.
Tepat pukul 18.15 WITA, acara makan malam pun digelar. Konsepnya buffet, tersedia di dek pertama dan kedua. Aneka jenis makanan dan minuman tersaji di sini, mulai yang berkonsep Indonesia, Asia, hingga Barat. Di atas kapal, setiap penumpang bebas memilih tempat duduk maupun lokasi untuk menikmati makanan. Pada momen ini, suguhan live music mulai terdengar demi menghibur seluruh penumpang kapal yang sedang bersantap sambil bercengkrama.Lazimnya, pukul 19.30 WITA buffet dinner ini akan ditutup. Hanya, para penumpang masih bisa menikmati dessert sepuasnya hingga pukul 20.00. Di jam yang sama, pertunjukan kabaret mulai digelar, dilanjutkan dengan performance seorang disc jockey untuk mengiringi penumpang kapal yang ingin berdisko.
Acara makan malam dan hiburan di atas kapal pesiar yang berdurasi tiga jam ini berakhir pukul 20.45. Dan, kami pun harus diantar kembali ke dermaga.
(tsa)