Film Animasi Riki Rhino Usung Semangat Pelestarian Satwa Langka
A
A
A
JAKARTA - Rumah produksi Batavia Pictures coba mengenalkan Indonesia yang kaya akan keragaman flora dan fauna, meski tak sedikit satwa langka Tanah Air yang terancam punah. Karena itu, film animasi berjudul Riki Rhino dihadirkan untuk semakin memperkenalkan keanekaragaman hayati yang dimilki Indonesia, terutama kepada anak-anak dan generasi muda.
Film animasi karya anak bangsa ini ingin melanjutkan tongkat estafet kesuksesan film Petualangan Singa Pemberani yang sudah dirilis sebelumnya. Batavia Pictures lantas mengembangkan karakter baru berupa badak Sumatera bernama Riki, yang dikemas dalam petualangan bersama satwa langka Indonesia lain saat melawan para pemburu hewan dan pelaku penebangan liar.
Film animasi ini juga membawa pesan tentang semakin berkurang dan terancamnya populasi badak Sumatera. Sebagaimana data yang dihimpun di Institut Pertanian Bogor serta para pegiat lingkungan bahwa populasi satwa bernama latin Dicerorhinus Sumatrensis itu hanya tersisa 70 ekor.
Secara resmi, Batavia Pictures juga mengumumkan jajaran pengisi suara guna memastikan film ini dapat menghibur seluruh penonton. Mereka di antaranya Hamish Daud sebagai Riki, Ge Pemungkas sebagai Beni, Zack Lee sebagai Mr Jak, Aurel Hermansyah sebagai Bebeb, Ridwan Kamil sebagai Grada, Komika Cemen sebagai Jathul, Komika Mo Sidik sebagai Bogeng, Mikhaela Lee sebagai Rara, dan Arsyi Hermansyah sebagai Tukik.
Sang produser Lucki Lukman Hakim menuturkan, Riki Rhino dikembangkan sebagai film dengan genre drama komedi agar tidak hanya menjadi hiburan bagi keluarga, tapi juga ada nilai edukasi mengenai keanekaragaman hayati.
“Batavia Pictures memilih genre drama komedi keluarga karena kesadaran konservasi harus melibatkan seluruh keluarga dan dimulai dari anak-anak. Film ini kami kemas sebagai sebuah komedi, karena itu kami melibatkan sederet komika seperti Ge Pamungkas, Cemen, dan Mo Sidik. Harapan kami semua orang bisa mendapat pesan yang disampaikan tanpa harus merasa digurui," kata Lucki dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (31/12).
Menurut Lucki, penting untuk anak-anak memiliki ikon kebanggaan asli Indonesia. “Karena itu, kami menghadirkan karakter Riki Rhino agar anak-anak Indonesia bangga dengan keanekaragaman hayati kita sehingga ikut berperan menjaga kelestarian lingkungan hidup,” ungkapnya.
Film Riki Rhino merupakan produksi yang seluruh komponen dan prosesnya dikerjakan 100% di Indonesia.
Genesis Timotius yang juga merupakan produser film Riki Rhino menambahkan, pihaknya telah melakukan berbagai riset mengenai badak Sumatera. Bahkan ia sempat menyambangi Sumateran Rhino Sanctuary Way Kambas Lampung untuk meneliti sekaligus merekam tingkah laku badak Sumatera.
“Kami ingin badak yang digambarkan dalam film Riki Rhino benar-benar mirip secara tampilan dan gerak-geriknya. Selain badak Sumatera, akan ada juga satwa-satwa langka lain seperti harimau Sumatera, gajah Sumatera, dan orang utan yang ditampilkan dalam habitat taman nasional masing-masing," terangnya.
Film Riki Rhino menggandeng pegiat lingkungan sekaligus aktor Hamish Daud yang juga dikenal sebagai salah satu pendiri Yayasan Indonesian Ocean Pride. Hamish mengungkapkan, tanpa pikir panjang langsung tertarik ketika diajak menjadi bagian dari film ini.
“Film Riki Rhino sangat menarik dan sesuai dengan ketertarikan saya pada isu lingkungan. Ketika ditawarkan, saya langsung terima ajakan untuk menjadi pengisi suara Riki karena saya ingin menularkan kecintaan terhadap lingkungan secara tepat. Bukan dengan menggurui orang-orang, namun dengan mengubah gaya hidup mereka agar lebih peduli dan mencintai lingkungan hidup," beber suami penyanyi Raisa Andriana itu.
Jony Yuwono, pencetus ide cerita film Riki Rhino menambahkan, Riki adalah badak Sumatera muda yang kehilangan culanya setelah diambil oleh pemburu Mr Jak. “Untuk mendapatkan kembali cula yang telah dicuri, Riki memulai petualangan seru bersama Beni. Riki kemudian mendapatkan cula dengan kekuatan tersembunyi yang diperoleh dari hewan yang diselamatkannya. Kekuatan ini membuat Riki mampu melakukan keahlian milik hewan lain dalam waktu tertentu," urainya.
Film besutan sutradara Erwin Budiono ini dijadwalkan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 27 Februari 2020.
Film animasi karya anak bangsa ini ingin melanjutkan tongkat estafet kesuksesan film Petualangan Singa Pemberani yang sudah dirilis sebelumnya. Batavia Pictures lantas mengembangkan karakter baru berupa badak Sumatera bernama Riki, yang dikemas dalam petualangan bersama satwa langka Indonesia lain saat melawan para pemburu hewan dan pelaku penebangan liar.
Film animasi ini juga membawa pesan tentang semakin berkurang dan terancamnya populasi badak Sumatera. Sebagaimana data yang dihimpun di Institut Pertanian Bogor serta para pegiat lingkungan bahwa populasi satwa bernama latin Dicerorhinus Sumatrensis itu hanya tersisa 70 ekor.
Secara resmi, Batavia Pictures juga mengumumkan jajaran pengisi suara guna memastikan film ini dapat menghibur seluruh penonton. Mereka di antaranya Hamish Daud sebagai Riki, Ge Pemungkas sebagai Beni, Zack Lee sebagai Mr Jak, Aurel Hermansyah sebagai Bebeb, Ridwan Kamil sebagai Grada, Komika Cemen sebagai Jathul, Komika Mo Sidik sebagai Bogeng, Mikhaela Lee sebagai Rara, dan Arsyi Hermansyah sebagai Tukik.
Sang produser Lucki Lukman Hakim menuturkan, Riki Rhino dikembangkan sebagai film dengan genre drama komedi agar tidak hanya menjadi hiburan bagi keluarga, tapi juga ada nilai edukasi mengenai keanekaragaman hayati.
“Batavia Pictures memilih genre drama komedi keluarga karena kesadaran konservasi harus melibatkan seluruh keluarga dan dimulai dari anak-anak. Film ini kami kemas sebagai sebuah komedi, karena itu kami melibatkan sederet komika seperti Ge Pamungkas, Cemen, dan Mo Sidik. Harapan kami semua orang bisa mendapat pesan yang disampaikan tanpa harus merasa digurui," kata Lucki dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (31/12).
Menurut Lucki, penting untuk anak-anak memiliki ikon kebanggaan asli Indonesia. “Karena itu, kami menghadirkan karakter Riki Rhino agar anak-anak Indonesia bangga dengan keanekaragaman hayati kita sehingga ikut berperan menjaga kelestarian lingkungan hidup,” ungkapnya.
Film Riki Rhino merupakan produksi yang seluruh komponen dan prosesnya dikerjakan 100% di Indonesia.
Genesis Timotius yang juga merupakan produser film Riki Rhino menambahkan, pihaknya telah melakukan berbagai riset mengenai badak Sumatera. Bahkan ia sempat menyambangi Sumateran Rhino Sanctuary Way Kambas Lampung untuk meneliti sekaligus merekam tingkah laku badak Sumatera.
“Kami ingin badak yang digambarkan dalam film Riki Rhino benar-benar mirip secara tampilan dan gerak-geriknya. Selain badak Sumatera, akan ada juga satwa-satwa langka lain seperti harimau Sumatera, gajah Sumatera, dan orang utan yang ditampilkan dalam habitat taman nasional masing-masing," terangnya.
Film Riki Rhino menggandeng pegiat lingkungan sekaligus aktor Hamish Daud yang juga dikenal sebagai salah satu pendiri Yayasan Indonesian Ocean Pride. Hamish mengungkapkan, tanpa pikir panjang langsung tertarik ketika diajak menjadi bagian dari film ini.
“Film Riki Rhino sangat menarik dan sesuai dengan ketertarikan saya pada isu lingkungan. Ketika ditawarkan, saya langsung terima ajakan untuk menjadi pengisi suara Riki karena saya ingin menularkan kecintaan terhadap lingkungan secara tepat. Bukan dengan menggurui orang-orang, namun dengan mengubah gaya hidup mereka agar lebih peduli dan mencintai lingkungan hidup," beber suami penyanyi Raisa Andriana itu.
Jony Yuwono, pencetus ide cerita film Riki Rhino menambahkan, Riki adalah badak Sumatera muda yang kehilangan culanya setelah diambil oleh pemburu Mr Jak. “Untuk mendapatkan kembali cula yang telah dicuri, Riki memulai petualangan seru bersama Beni. Riki kemudian mendapatkan cula dengan kekuatan tersembunyi yang diperoleh dari hewan yang diselamatkannya. Kekuatan ini membuat Riki mampu melakukan keahlian milik hewan lain dalam waktu tertentu," urainya.
Film besutan sutradara Erwin Budiono ini dijadwalkan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 27 Februari 2020.
(tsa)