Bidik Wisatawan Indonesia, Princess Cruises Hadirkan Berbagai Paket Pesiar Menarik
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan jasa wisata dengan kapal pesiar, Princess Cruises, menghadirkan paket menarik bagi turis asal Indonesia untuk menjelajahi destinasi wisata di Asia Tenggara dengan berpesiar. Perjalanan dilakukan melalui pelabuhan Marina Bay Cruise Center Singapura mulai Desember 2019 hingga Maret 2020.
Perusahaan yang berbasis di Santa Clarita, California, itu tampaknya serius menggarap pasar Indonesia. Terhitung lima tahun terakhir, Princess Cruises telah menyandarkan kapal-kapalnya di beberapa pelabuhan Tanah Air.
"Kapal-kapal Princess Cruises sudah berlabuh di pelabuhan Surabaya, Semarang, Probolinggo, Ujung Pandang, hingga Pulau Komodo," kata Direktur Kawasan Asia Tenggara Princess Cruises Farriek Tawfik saat berbincang dengan SINDOnews dalam kegiatan Sapphire Princess Media Familiarisation Trip, belum lama ini.
Pasar Indonesia dianggap potensial untuk jenis wisata yang menawarkan aktivitas tur yang santai, nyaman, dan penuh pelayanan. Pasalnya, Indonesia dengan populasi penduduk yang cukup besar, dapat menjadikan kapal pesiar sebagai alternatif wisata baru.
"Kalau dulu wisata kapal pesiar dianggap high class, susah dijangkau. Sekarang sudah tidak lagi. Dari segi tawaran harga yang bersaing, kemudian tujuan negara wisata menjadi alasan orang memilih wisata kapal pesiar. Kapal pesiar itu diistilahkan sebagai floating hotel dengan fasilitas superlengkap yang memanjakan. Orang tak perlu pindah hotel, ongkos pesawat dari satu negara ke negara lain, sudah bergerak untuk memilih wisata. Tidak bikin repot, dalam sekali perjalanan bisa menjelajahi beberapa negara," beber Farriek.
Farriek mengungkapkan, tamu yang berwisata dengan Princess Cruises dapat menyaksikan pesona cakrawala, pemandangan memukau, dan budaya lokal sembari menikmati fasilitas kelas dunia di atas kapal pesiar Sapphire Princess. Dengan ragam durasi wisata mulai 3-12 malam di kawasan Asia Tenggara, mengunjungi Bali, Penang, Langkawi, Kinabalu, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, Nha Trang, Phuket, Koh Samui, Bangkok, dan Sihanoukville (Kamboja).
Bagi wisatawan yang tak punya waktu lama untuk liburan mungkin pelayaran pendek dengan rute seperti ke kawasan Asia Tenggara, Jepang, dan Taiwan bisa menjadi pilihan. Sementara kalau mau menambah daftar destinasi juga bisa, dengan menjelajahi Alaska hingga Eropa.
"Wisata empat sampai tujuh hari biasanya menjadi pilihan. Karena rata-rata mereka pekerja yang sibuk, terbentur dengan waktu cuti," ujar Farriek.
Soal antusiasme, Farriek mengatakan, terjadi perubahan signifikan jumlah wisatawan kapal pesiar selama lima tahun terakhir di Asia. "Pada 2014 kami punya data sekitar 2,4-2,5 juta wisatawan. Sementara di 2019 ini meningkat 100%, kurang lebih 5 jutaan wisatawan," ungkap Farriek.
Wisatawan asal Tiongkok dan Singapura masih mendominasi kegiatan wisata kapal pesiar ini. Adapun wisatawan asal Indonesia tak kalah menyumbang angka kunjungan yang cukup signifikan tiap tahun. Bahkan wisatawan milenial asal Indonesia memiliki minat cukup tinggi pada wisata kapal pesiar.
"Ke depannya kami bakal mengembangkan jumlah pelabuhan di Indonesia. Karena Indonesia punya banyak tempat wisata yang menarik. Itu juga jadi alasan," kata Farriek lagi.
Secara global, Farriek menjelaskan, ada dua juta tamu yang menaiki kapal pesiar dari perusahaannya setiap tahun menuju 380 destinasi di seluruh dunia. Indonesia merupakan salah satu pasar potensial untuk bisnis wisata kapal pesiar karena jumlah penduduknya besar dengan daya ekonomi yang juga semakin kuat.
Ada banyak faktor yang harus disiapkan dalam memilih kota yang menjadi tempat singgah. Selain pelabuhan yang layak, fasilitas seperti tempat parkir, bus wisata, pemandu, hingga tujuan wisata juga harus dipertimbangkan.
Bagi Anda yang berwisata dengan Princess Cruises tak perlu khawatir akan bosan ataupun kelaparan karena semua turis bakal dimanjakan dengan berbagai fasilitas serta pengalaman bersantap di restoran kelas dunia seperti Sabatini’s Italian Specialty Restaurant, Sterling Steakhouse, dan Alfredo.
Fasilitas lainnya yaitu Movie Under The Stars, jasa layanan kamar 24 jam, suguhan hiburan di Princess Theatre, kafe internet, butik belanja bebas pajak, spa, dan pusat kebugaran. Belum lagi ketika berada di dek atas kapal pesiar, turis dapat menikmati pemandangan laut dan gunung.
Satu hal lagi yang sangat penting bagi penumpang, yakni kenyamanan kamar. Kapal pesiar ini memiliki luxury bed di semua kabin bagi para turis untuk memberikan pengalaman tidur paling lelap di atas samudera dan lautan lepas.
Farriek menambahkan, wisata kapal pesiar bisa menjadi istimewa karena turis dimungkinkan untuk bangun tidur di destinasi baru setiap pagi tanpa perlu berkemas koper ataupun berganti-ganti moda transportasi.
Dengan armada sebanyak 18 kapal, Princess Cruises mulai berlayar sejak 1965 dan sudah memiliki 380 destinasi pelabuhan di seluruh dunia. Soal fasilitas, Farriek mengklaim, melebihi layanan hotel bintang lima.
Soal harga, untuk pelayaran tiga malam pada Februari mendatang, kapal mulai berlayar dari Singapura, menghabiskan satu hari di selat Malaka, kemudian Kuala Lumpur, dan kembali ke Singapura dimulai dari Rp6 jutaan untuk dua orang.
Perusahaan yang berbasis di Santa Clarita, California, itu tampaknya serius menggarap pasar Indonesia. Terhitung lima tahun terakhir, Princess Cruises telah menyandarkan kapal-kapalnya di beberapa pelabuhan Tanah Air.
"Kapal-kapal Princess Cruises sudah berlabuh di pelabuhan Surabaya, Semarang, Probolinggo, Ujung Pandang, hingga Pulau Komodo," kata Direktur Kawasan Asia Tenggara Princess Cruises Farriek Tawfik saat berbincang dengan SINDOnews dalam kegiatan Sapphire Princess Media Familiarisation Trip, belum lama ini.
Pasar Indonesia dianggap potensial untuk jenis wisata yang menawarkan aktivitas tur yang santai, nyaman, dan penuh pelayanan. Pasalnya, Indonesia dengan populasi penduduk yang cukup besar, dapat menjadikan kapal pesiar sebagai alternatif wisata baru.
"Kalau dulu wisata kapal pesiar dianggap high class, susah dijangkau. Sekarang sudah tidak lagi. Dari segi tawaran harga yang bersaing, kemudian tujuan negara wisata menjadi alasan orang memilih wisata kapal pesiar. Kapal pesiar itu diistilahkan sebagai floating hotel dengan fasilitas superlengkap yang memanjakan. Orang tak perlu pindah hotel, ongkos pesawat dari satu negara ke negara lain, sudah bergerak untuk memilih wisata. Tidak bikin repot, dalam sekali perjalanan bisa menjelajahi beberapa negara," beber Farriek.
Farriek mengungkapkan, tamu yang berwisata dengan Princess Cruises dapat menyaksikan pesona cakrawala, pemandangan memukau, dan budaya lokal sembari menikmati fasilitas kelas dunia di atas kapal pesiar Sapphire Princess. Dengan ragam durasi wisata mulai 3-12 malam di kawasan Asia Tenggara, mengunjungi Bali, Penang, Langkawi, Kinabalu, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, Nha Trang, Phuket, Koh Samui, Bangkok, dan Sihanoukville (Kamboja).
Bagi wisatawan yang tak punya waktu lama untuk liburan mungkin pelayaran pendek dengan rute seperti ke kawasan Asia Tenggara, Jepang, dan Taiwan bisa menjadi pilihan. Sementara kalau mau menambah daftar destinasi juga bisa, dengan menjelajahi Alaska hingga Eropa.
"Wisata empat sampai tujuh hari biasanya menjadi pilihan. Karena rata-rata mereka pekerja yang sibuk, terbentur dengan waktu cuti," ujar Farriek.
Soal antusiasme, Farriek mengatakan, terjadi perubahan signifikan jumlah wisatawan kapal pesiar selama lima tahun terakhir di Asia. "Pada 2014 kami punya data sekitar 2,4-2,5 juta wisatawan. Sementara di 2019 ini meningkat 100%, kurang lebih 5 jutaan wisatawan," ungkap Farriek.
Wisatawan asal Tiongkok dan Singapura masih mendominasi kegiatan wisata kapal pesiar ini. Adapun wisatawan asal Indonesia tak kalah menyumbang angka kunjungan yang cukup signifikan tiap tahun. Bahkan wisatawan milenial asal Indonesia memiliki minat cukup tinggi pada wisata kapal pesiar.
"Ke depannya kami bakal mengembangkan jumlah pelabuhan di Indonesia. Karena Indonesia punya banyak tempat wisata yang menarik. Itu juga jadi alasan," kata Farriek lagi.
Secara global, Farriek menjelaskan, ada dua juta tamu yang menaiki kapal pesiar dari perusahaannya setiap tahun menuju 380 destinasi di seluruh dunia. Indonesia merupakan salah satu pasar potensial untuk bisnis wisata kapal pesiar karena jumlah penduduknya besar dengan daya ekonomi yang juga semakin kuat.
Ada banyak faktor yang harus disiapkan dalam memilih kota yang menjadi tempat singgah. Selain pelabuhan yang layak, fasilitas seperti tempat parkir, bus wisata, pemandu, hingga tujuan wisata juga harus dipertimbangkan.
Bagi Anda yang berwisata dengan Princess Cruises tak perlu khawatir akan bosan ataupun kelaparan karena semua turis bakal dimanjakan dengan berbagai fasilitas serta pengalaman bersantap di restoran kelas dunia seperti Sabatini’s Italian Specialty Restaurant, Sterling Steakhouse, dan Alfredo.
Fasilitas lainnya yaitu Movie Under The Stars, jasa layanan kamar 24 jam, suguhan hiburan di Princess Theatre, kafe internet, butik belanja bebas pajak, spa, dan pusat kebugaran. Belum lagi ketika berada di dek atas kapal pesiar, turis dapat menikmati pemandangan laut dan gunung.
Satu hal lagi yang sangat penting bagi penumpang, yakni kenyamanan kamar. Kapal pesiar ini memiliki luxury bed di semua kabin bagi para turis untuk memberikan pengalaman tidur paling lelap di atas samudera dan lautan lepas.
Farriek menambahkan, wisata kapal pesiar bisa menjadi istimewa karena turis dimungkinkan untuk bangun tidur di destinasi baru setiap pagi tanpa perlu berkemas koper ataupun berganti-ganti moda transportasi.
Dengan armada sebanyak 18 kapal, Princess Cruises mulai berlayar sejak 1965 dan sudah memiliki 380 destinasi pelabuhan di seluruh dunia. Soal fasilitas, Farriek mengklaim, melebihi layanan hotel bintang lima.
Soal harga, untuk pelayaran tiga malam pada Februari mendatang, kapal mulai berlayar dari Singapura, menghabiskan satu hari di selat Malaka, kemudian Kuala Lumpur, dan kembali ke Singapura dimulai dari Rp6 jutaan untuk dua orang.
(tsa)