Garap Film Semesta, Nicholas Saputra Syuting hingga ke Pelosok Nusantara
A
A
A
JAKARTA - Bertugas sebagai produser di film Semesta, aktor Nicholas Saputra harus melakukan syuting hingga ke pelosok nusantara. Tak tanggung-tanggung, dibutuhkan waktu tidak sebentar dan usaha lebih untuk menuju lokasi yang tersebar di Bali, Kalimantan, NTT, Aceh, Papua Barat, Yogyakarta dan Jakarta.
Nicholas membeberkan bahwa untuk sampai ke Sorong, Papua Barat saja, dirinya dan tim harus menggunakan transportasi darat dan laut selama kurang lebih dua hari. Menurutnya, dari tujuh lokasi yang disambangi, Papua Barat menjadi lokasi yang paling sulit untuk dijangkau.
"Syutingnya 10 sampai 2 minggu. Jaraknya sangat jauh dan terpencil. Paling lama di Papua, Raja Ampat. Di Pulau Misol, dua hari untuk sampai ke sana. Terbang ke Sorong lewat kapal cepat dan pakai longboat pakai kayu. Jauh banget," ujar aktor 35 tahun itu saat berkunjung ke Gedung Sindo, Jakarta, Rabu (29/1).
Diakui pemeran Rangga dalam film Ada Apa dengan Cinta itu, jauh dan sulitnya lokasi syuting sebagai tantangan tersendiri dalam penggarapan filmnya. Beruntung, Nicholas dan tim diterima dengan baik oleh warga lokal daerah tersebut. Bahkan masyarakat sekitar terbuka dan dengan senang hati menjadi bagian dari film ini
"Dari awal kita riset, kita cerita mau buat apa dan mereka setuju untuk jadi bagian penting dari film ini dan mereka terbuka. Kalau enggak terbuka dan nyaman, kita enggak bisa masuk ke lingkungan mereka," kata sutradara film Semesta, Chairun Nissa.
Film Sementara mengisahkan tentang tujuh sosok dari tujuh provinsi Indonesia yang bergerak memelankan dampak perubahan iklim dengan merawat alam atas dorongan agama, kepercayaan, dan budaya masing-masing.
Melalui rangkaian kisah tujuh sosok inspiratif ini, Semesta mengajak berkeliling sembari menikmati kekayaan alam di Tanah Air, mulai dari titik ujung barat, yakni Desa Pameu, Aceh, hingga menuju bagian ujung timur Indonesia, tepatnya di Kampung Kapatcol, Papua. "Harapannya orang-orang bisa peduli sama bumi dan terbuka hidup berdampingan dengan alam," ucap Nicholas.
Film Semesta dijadwalkan tayang terbatas di bioskop mulai 30 Januari 2020. Film Semesta merupakan debut Tanakhir Films memproduksi film dokumenter panjang. Sebelumnya film ini berhasil masuk nominasi dalam kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia 2018. Film ini juga terseleksi untuk diputar di Suncine International Environmental Film Festival yang berlangsung di Barcelona, Spanyol pada 6-14 November 2019.
Nicholas membeberkan bahwa untuk sampai ke Sorong, Papua Barat saja, dirinya dan tim harus menggunakan transportasi darat dan laut selama kurang lebih dua hari. Menurutnya, dari tujuh lokasi yang disambangi, Papua Barat menjadi lokasi yang paling sulit untuk dijangkau.
"Syutingnya 10 sampai 2 minggu. Jaraknya sangat jauh dan terpencil. Paling lama di Papua, Raja Ampat. Di Pulau Misol, dua hari untuk sampai ke sana. Terbang ke Sorong lewat kapal cepat dan pakai longboat pakai kayu. Jauh banget," ujar aktor 35 tahun itu saat berkunjung ke Gedung Sindo, Jakarta, Rabu (29/1).
Diakui pemeran Rangga dalam film Ada Apa dengan Cinta itu, jauh dan sulitnya lokasi syuting sebagai tantangan tersendiri dalam penggarapan filmnya. Beruntung, Nicholas dan tim diterima dengan baik oleh warga lokal daerah tersebut. Bahkan masyarakat sekitar terbuka dan dengan senang hati menjadi bagian dari film ini
"Dari awal kita riset, kita cerita mau buat apa dan mereka setuju untuk jadi bagian penting dari film ini dan mereka terbuka. Kalau enggak terbuka dan nyaman, kita enggak bisa masuk ke lingkungan mereka," kata sutradara film Semesta, Chairun Nissa.
Film Sementara mengisahkan tentang tujuh sosok dari tujuh provinsi Indonesia yang bergerak memelankan dampak perubahan iklim dengan merawat alam atas dorongan agama, kepercayaan, dan budaya masing-masing.
Melalui rangkaian kisah tujuh sosok inspiratif ini, Semesta mengajak berkeliling sembari menikmati kekayaan alam di Tanah Air, mulai dari titik ujung barat, yakni Desa Pameu, Aceh, hingga menuju bagian ujung timur Indonesia, tepatnya di Kampung Kapatcol, Papua. "Harapannya orang-orang bisa peduli sama bumi dan terbuka hidup berdampingan dengan alam," ucap Nicholas.
Film Semesta dijadwalkan tayang terbatas di bioskop mulai 30 Januari 2020. Film Semesta merupakan debut Tanakhir Films memproduksi film dokumenter panjang. Sebelumnya film ini berhasil masuk nominasi dalam kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia 2018. Film ini juga terseleksi untuk diputar di Suncine International Environmental Film Festival yang berlangsung di Barcelona, Spanyol pada 6-14 November 2019.
(nug)