Sistem Imun Belum Sempurna, Waspadai Coronavirus pada Anak
A
A
A
JAKARTA - Kajian terkini terkait wabah Covid-19 dalam Journal of the American Medical Association menemukan bahwa setengah dari semua orang yang tertular berusia 40 hingga 59 tahun, dan hanya 10 persen berada di bawah 39 tahun. Kajian tersebut merujuk pada analisis pasien-pasien di Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan, China.
Meskipun begitu, bukan berarti coronavirus tidak bisa menyerang anak-anak. Konsultan Respi Anak di RSCM, Prof. dr. Bambang Supriyatno, SpA (K), memaparkan, anak-anak justru menjadi objek yang rentan terserang virus. Alasannya, sistem imunitas pada bayi dan anak masih belajar mengenali dan melindungi tubuh dari kuman yang masuk.
"Sedangkan pada anak remaja dan orang dewasa, sistem imunitas tubuhnya sudah langsung mengenali jenis kuman dan segera menyerangnya begitu kuman masuk ke dalam tubuh," ungkap Prof Bambang dalam Forum Diskusi Cegah Virus Corona dengan Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh bersama SOHO Global Health di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (19/2).
Prof. Bambang menyarankan agar orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap coronavirus. Beberapa langkah baik yang bisa mencegah anak terserang virus adalah melengkapi imunisasi anak, menerapkan pola hidup bersih, dan meningkatkan daya tahan tubuh anak dengan asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan antibodi.
"Orang tua juga harus lebih cermat memantau kesehatan anak. Amati gejala-gajala penyakit yang mungkin terjadi pada anak agar bias cepat tertangani. Cek juga apakah anak mengalami lemah, letih, lesu, karena itu bisa jadi pertanda kualitas kesehatan anak sedang menurun. Bila ini terjadi, segera asup nutrisi baik pada anak agar pertahanan tubuhnya prima," ucap Prof. Bambang.
Sementara itu, Konsultan Paru Sub Infeksi RSUP Persahabatan, dr Erlina Burhan, M.Sc, SpP (K), mengatakan, masyarakat tidak perlu panik, karena coronavirus hanya menular bila terjadi kontak langsung dengan orang yang sudah lebih dulu mengidap. Coronavirus menyebar dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau kontak dekat. Namun bila seseorang memiliki antibodi yang kuat, maka virus corona tidak bisa melumpuhkan tubuh.
"Sejauh ini di Indonesia belum ada korban coronavirus, jadi lingkungan hidup kita relatif masih aman. Namun, tindakan pencegahan tetap perlu kita lakukan. Pencegahan yang paling efektif adalah dengan memperkuat antibodi kita sehingga kebal terhadap serangan virus, termasuk corona," ujar dr Erlina.
Dia juga menganjurkan untuk menjaga pola hidup bersih khusus pada kondisi saat ini. Menjaga kebersihan seperti rutin mencuci tangan dapat mengurangi risiko penyebaran virus hingga 37%. "Lakukan cuci tangan selama 20 detik dengan rutin sebelum memegang mulut, hidung, mata serta setelah memegang instalasi publik, menutup mulut dan hidung dengan masker atau tisu ketika bersin atau batuk, dan rutin membersihkan diri setiap habis bepergian," tutupnya.
Meskipun begitu, bukan berarti coronavirus tidak bisa menyerang anak-anak. Konsultan Respi Anak di RSCM, Prof. dr. Bambang Supriyatno, SpA (K), memaparkan, anak-anak justru menjadi objek yang rentan terserang virus. Alasannya, sistem imunitas pada bayi dan anak masih belajar mengenali dan melindungi tubuh dari kuman yang masuk.
"Sedangkan pada anak remaja dan orang dewasa, sistem imunitas tubuhnya sudah langsung mengenali jenis kuman dan segera menyerangnya begitu kuman masuk ke dalam tubuh," ungkap Prof Bambang dalam Forum Diskusi Cegah Virus Corona dengan Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh bersama SOHO Global Health di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (19/2).
Prof. Bambang menyarankan agar orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap coronavirus. Beberapa langkah baik yang bisa mencegah anak terserang virus adalah melengkapi imunisasi anak, menerapkan pola hidup bersih, dan meningkatkan daya tahan tubuh anak dengan asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan antibodi.
"Orang tua juga harus lebih cermat memantau kesehatan anak. Amati gejala-gajala penyakit yang mungkin terjadi pada anak agar bias cepat tertangani. Cek juga apakah anak mengalami lemah, letih, lesu, karena itu bisa jadi pertanda kualitas kesehatan anak sedang menurun. Bila ini terjadi, segera asup nutrisi baik pada anak agar pertahanan tubuhnya prima," ucap Prof. Bambang.
Sementara itu, Konsultan Paru Sub Infeksi RSUP Persahabatan, dr Erlina Burhan, M.Sc, SpP (K), mengatakan, masyarakat tidak perlu panik, karena coronavirus hanya menular bila terjadi kontak langsung dengan orang yang sudah lebih dulu mengidap. Coronavirus menyebar dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau kontak dekat. Namun bila seseorang memiliki antibodi yang kuat, maka virus corona tidak bisa melumpuhkan tubuh.
"Sejauh ini di Indonesia belum ada korban coronavirus, jadi lingkungan hidup kita relatif masih aman. Namun, tindakan pencegahan tetap perlu kita lakukan. Pencegahan yang paling efektif adalah dengan memperkuat antibodi kita sehingga kebal terhadap serangan virus, termasuk corona," ujar dr Erlina.
Dia juga menganjurkan untuk menjaga pola hidup bersih khusus pada kondisi saat ini. Menjaga kebersihan seperti rutin mencuci tangan dapat mengurangi risiko penyebaran virus hingga 37%. "Lakukan cuci tangan selama 20 detik dengan rutin sebelum memegang mulut, hidung, mata serta setelah memegang instalasi publik, menutup mulut dan hidung dengan masker atau tisu ketika bersin atau batuk, dan rutin membersihkan diri setiap habis bepergian," tutupnya.
(nug)