Meningkatnya Tren Hijrah Pengaruhi Pangsa Pasar Busana Muslim
A
A
A
BANDUNG - Tren remaja hijrah di Kota Bandung mendorong tumbuhnya market baru pada bisnis busana muslim. Brand fashion muslim Elzatta mengakui jika tren hijrah telah membuat ceruk baru pada bisnis fesyen di Indonesia. Mereka menjadi market potensial yang memungkinkan untuk terus digarap.
Meskipun begitu, Vice President Elzatta, Tika Latifani Mulya mengatakan bahwa pihaknya belum bisa memprediksi angka pertumbuhannya. "Mereka cukup berpengaruh terhadap kinerja penjualan kami. Dari yang sebelumnya tidak terhadap, menjadi terhadap. Apalagi, kini mereka makin konsen dengan pakaian mereka, apakah sudah sesuai syariat atau belum," kata Tika saat pembukaan flagship store Galeri Elzatta di Jalan RE Martadinata, Bandung, Jumat (27/2).
Besarnya potensi market busana muslim, kata Tika, menjadi fokus Elzatta membuka toko luring (offline) dan daring (online). Tahun ini, pihaknya menargetkan penjualan secara daring bisa terus meningkat. "Makanya, walaupun toko offline di Bandung banyak, tapi yang online-nya kami garap. Ada website, sosial media dan lainnya," terangnya.
Sebenarnya, penjualan daring Elzatta sudah mulai digenjot, tapi belum dioptimalkan bila dibandingkan jaringan luring. Pada 2018 ke 2019, Elzatta mencatat pertumbuhan pasar daring mencapai 10 kali lipat.
Menurut Tika, walaupun belum mengekspor produk secara resmi, tapi pembelian untuk dibawa ke luar negeri banyak. Seperti ke Malaysia, terkadang ada konsumen yang membeli kemudian dijual di Malaysia. Brand Dauky, misalnya, daringnya 20 persen visitor-nya dari Amerika Serikat. Namun, pihaknya akan fokus menggarap pangsa pasar dalam negeri.
Elzatta, seperti disebutkan Tika, memiliki ciri khas menonjolkan puspawana, yakni bermain motif bunga, tapi warna tetap Elzatta. Memang sejak lahir motifnya bunga tapi dimodifikasi. Selain itu, Elzatta unggul di motif nusantaranya, jadi bentuknya bisa batik, tenun, dan lain-lain.
"Warna Elzatta itu warna cantik seperti pink, nude, cokelat," kata Tika. "Bunga itu karena identik dengan perempuan feminin. Bunga dengan perempuan deket. Itu ciri khas kami," imbuhnya.
DI tempat yang sama, istri Sandiaga Uno, Nur Asia Uno menilai, saat ini hijab bukan hanya menjadi produk lokal, tapi internasional. Indonesia ikut andil dalam produk hijab ini. Dengan begitu kepada para pengusaha Indonesia terus percaya diri dengan produk dalam negeri. "Produk kita itu hebat-hebat. Makanya kita harus percaya diri dengan produk kita. Kalau bukan sama kita, sama siapa lagi? Kalau tidak sekarang. kapan lagi?" tuturnya.
Meskipun begitu, Vice President Elzatta, Tika Latifani Mulya mengatakan bahwa pihaknya belum bisa memprediksi angka pertumbuhannya. "Mereka cukup berpengaruh terhadap kinerja penjualan kami. Dari yang sebelumnya tidak terhadap, menjadi terhadap. Apalagi, kini mereka makin konsen dengan pakaian mereka, apakah sudah sesuai syariat atau belum," kata Tika saat pembukaan flagship store Galeri Elzatta di Jalan RE Martadinata, Bandung, Jumat (27/2).
Besarnya potensi market busana muslim, kata Tika, menjadi fokus Elzatta membuka toko luring (offline) dan daring (online). Tahun ini, pihaknya menargetkan penjualan secara daring bisa terus meningkat. "Makanya, walaupun toko offline di Bandung banyak, tapi yang online-nya kami garap. Ada website, sosial media dan lainnya," terangnya.
Sebenarnya, penjualan daring Elzatta sudah mulai digenjot, tapi belum dioptimalkan bila dibandingkan jaringan luring. Pada 2018 ke 2019, Elzatta mencatat pertumbuhan pasar daring mencapai 10 kali lipat.
Menurut Tika, walaupun belum mengekspor produk secara resmi, tapi pembelian untuk dibawa ke luar negeri banyak. Seperti ke Malaysia, terkadang ada konsumen yang membeli kemudian dijual di Malaysia. Brand Dauky, misalnya, daringnya 20 persen visitor-nya dari Amerika Serikat. Namun, pihaknya akan fokus menggarap pangsa pasar dalam negeri.
Elzatta, seperti disebutkan Tika, memiliki ciri khas menonjolkan puspawana, yakni bermain motif bunga, tapi warna tetap Elzatta. Memang sejak lahir motifnya bunga tapi dimodifikasi. Selain itu, Elzatta unggul di motif nusantaranya, jadi bentuknya bisa batik, tenun, dan lain-lain.
"Warna Elzatta itu warna cantik seperti pink, nude, cokelat," kata Tika. "Bunga itu karena identik dengan perempuan feminin. Bunga dengan perempuan deket. Itu ciri khas kami," imbuhnya.
DI tempat yang sama, istri Sandiaga Uno, Nur Asia Uno menilai, saat ini hijab bukan hanya menjadi produk lokal, tapi internasional. Indonesia ikut andil dalam produk hijab ini. Dengan begitu kepada para pengusaha Indonesia terus percaya diri dengan produk dalam negeri. "Produk kita itu hebat-hebat. Makanya kita harus percaya diri dengan produk kita. Kalau bukan sama kita, sama siapa lagi? Kalau tidak sekarang. kapan lagi?" tuturnya.
(nug)