Efektifkah Empon-Empon Lawan Virus Corona?

Jum'at, 06 Maret 2020 - 10:45 WIB
Efektifkah Empon-Empon...
Efektifkah Empon-Empon Lawan Virus Corona?
A A A
JAKARTA - Digadang-gadang dapat menangkal virus corona, empon-empon kini laris manis di pasaran, diserbu masyarakat. Namun, betulkah sebesar itu khasiat empon-empon dalam melawan virus ini?

Guna menangkal virus corona (Covid-19), masyarakat disarankan mengonsumsi empon-empon supaya daya tahan tubuh meningkat. Akibatnya berbagai rempah yang dijual di beberapa pasar tradisional khususnya, tidak sedikit yang ludes terjual. Empon-empon (rempah-rempah) terutama kelompok rimpang seperti kunyit, temulawak, dan jahe merupakan obat-obatan tradisional peninggalan nenek moyang kita.

Beberapa tanaman herbal jenis rimpang ini telah diteliti dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan memiliki efek antioksidan, antiinflamasi, maupun antivirus. Tanaman herbal yang sudah terbukti klinis sebagai antivirus, di antaranya sambiloto, mahagoni, dan temu hitam. Sementara, ekstrak metanol dari buah kayu putih dan kulit batang sirsak juga telah dilaporkan aktif melawan virus herpes simplex-1 in vitro.

Meniran juga memiliki efek positif pada aktivitas antivirus dan menunjukkan efek positif secara biokimia pada infeksi virus hepatitis B kronis.

Meski diketahui tanaman herbal memiliki khasiat antivirus dan lainnya, dr Juniarti SSi MSi, Kepala Pusat Penelitian Herbal Universitas YARSI, menekankan bahwa obat herbal tidak dapat bekerja secepat obat kimia dari sintesis kimia. Dia menjelaskan, virus korona atau virus yang lain pada dasarnya akan dilawan oleh daya tahan tubuh kita sendiri.

"Jadi, fokus penggunaan obat herbal itu bukan virus di-inaktivasi oleh obat herbal, akan tetapi obat herbal akan meningkatkan daya tahan tubuh supaya tidak mudah terinfeksi virus atau akan mempercepat penyembuhan," sebut dosen Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas YARSI ini ketika dihubungi Koran SINDO.

Dia menyambung, kondisi tubuh seseorang yang mempunyai daya tahan tubuh yang kuat, tidak mudah diserang virus dari luar. "Imunitas tubuh itu dikaitkan dengan daya tahan tubuh dalam menghadapi efek biologis, seperti radang, mutagenik, kerusakan saraf, jamur, bakteri, dan oksidan radikal bebas," paparnya.

Untuk membuat minuman herbal ini, rebus dengan air dan dikonsumsi sekali sehari. Konsumsi secara teratur akan memberikan khasiat yang lebih baik dalam jangka panjang. Juniarti mengingatkan tidak menambahkan obat-obatan, ataupun zat kimia lainnya karena dikhawatirkan akan meningkatkan efek samping.

Dari kacamata medis, Dr dr Erlina Burhan Msc SPP(K) mengakui bahwa empon-empon dari sisi farmakologi tradisional memang mengandung antioksidan. Namun, dia mengingatkan, jika tidak pandai mengolahnya, bukan antioksidan yang didapat, malah justru menjadi oksidan.

"Saya juga tegaskan jangan sampai dikatakan empon-empon adalah antivirus korona sebab sampai saat ini teknologi maju sekalipun belum menemukan antivirusnya," ujar dr Erlina. Ia juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada tapi tidak panik berlebihan. "Penyakit ini jangan disamakan dengan virus flu burung yang kematiannya sangat tinggi. Kalau Covid-19, gejalanya 80% ringan, yang meninggal cuma 2%-3%, kemungkinan sembuh 90%. Beda dengan tuberkulosis yang kematiannya 98.000 per tahun," urai dr Erlina.

Melihat klinis dari dua pasien warga Depok yang terinfeksi virus ini dan semakin membaik, dr Erlina memprediksi minggu depan pasien sudah sembuh. "Saya ingatkan nanti kalau pasien sudah kembali ke rumah, jangan ada stigma. Kalau sudah sembuh, ya sembuh," kata dr Erlina.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) telah memberikan arahan imbauan sebagai langkah pencegahan penularan penyakit ini. Di antaranya menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan kaya serat dan vitamin, istirahat yang cukup, menggunakan masker bila beraktivitas di luar ruangan, dan mencuci tangan saat bepergian, terutama ketika berkunjung atau kembali dari negara terjangkit. (Sri Noviarni)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1217 seconds (0.1#10.140)