Ungkap 30 Tahun Perjalanan Kariernya, Didi Kempot Pernah Jadi Pengamen
A
A
A
JAKARTA - Tak terasa, penyanyi dan pencipta lagu campursari Didi Kempot telah 30 tahun berkarya di industri musik Indonesia. Dalam merayakannya, Didi Kempot yang dijuluki Godfather of Broken Heart dipastikan akan menggelar konser Ambyar Tak Jogeti di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada 10 Juli 2020.
(Baca juga: Peringati 30 Tahun Berkarya, Didi Kempot Gelar Ambyar Tak Jogeti )
Konser yang dijanjikan akan menyajikan fasilitas berstandar artis internasional itu turut menghadirkan penyanyi lagu daerah lainnya, seperti Victor Hutabarat dari Batak dan Yopie Latul dari Ambon. Didi Kempot yang dikenal dengan nuansa Jawanya akan berkolaborasi juga dengan dua penyanyi tersebut.
Sementara, selama 30 tahun berkarier di jagat musik Tanah Air, Didi Kempot telah melewati banyak pengalaman, baik yang manis maupun pahit. Ketika jumpa pers di Hotel Santika, Jakarta, Selasa (10/3), Didi menceritakan sedikit perjalanan kariernya. Dia terlahir dari keluarga seniman tradisional, dan itulah yang membuatnya yakin untuk berkarya dalam dunia tradisional.
(Baca juga: Musisi Lintas Daerah Turut Dihadirkan di Konser 30 Tahun Didi Kempot )
"Bapak saya menghidupi saya dengan honor dia di atas panggung. Kalau dinilai rupiahnya tidak ada, tapi bisa menghidupi kakak dan adik-adik saya. Dari situ saya berpikir, apapun yang dilakukan Ayah dan Ibu saya, saya harus melanjutkan," ucap pemilik nama asli Dionisius Prasetyo.
Sebelum masuk ke dunia rekaman, penyanyi 53 tahun ini bercerita bahwa dirinya sempat jadi penyanyi jalanan dengan sebutan Kempot alias Kelompok Penyanyi Trotoar. Saat dia mengamen di Jakarta, ada yang menawarinya rekaman, dan rekaman pertamanya tidak langsung meledak di pasaran.
"Saya nyanyi satu lagu judulnya Cidro, saat itu di Indonesia kurang terkenal. Ternyata ada turis dari Suriname, dan dia domisili Belanda sana, kemudian lagu saya diputar di salah satu radio di Amsterdam, dan lagu itu digemari sekali," kisahnya.
(Baca juga: Konser Didi Kempot Akan Gunakan Fasilitas Standar Artis Internasional )
"Sejak saat itu, tahun 1993, saya mulai mondar mandir Jakarta-Belanda-Suriname, itu sangat menyenangkan sekali," kata Didi Kempot yang tidak pernah menyangka bahwa seorang pengamen jalanan bisa dikenal di belahan dunia lain.
Di samping itu semua, Didi Kempot menyebutkan bahwa hal yang paling membanggakan selama 30 tahun perjalanan kariernya adalah konser Ambyar Tak Jogeti pada 10 Juli mendatang. Ke depannya, seusai konser tersebut, Didi bertekad untuk lebih bersemangat berkarya. "Saya ingin anak muda Indonesia semakin mencintai budaya yang ada di negara kita," tutupnya.
(Deslita Krissanta Sibuea)
(Baca juga: Peringati 30 Tahun Berkarya, Didi Kempot Gelar Ambyar Tak Jogeti )
Konser yang dijanjikan akan menyajikan fasilitas berstandar artis internasional itu turut menghadirkan penyanyi lagu daerah lainnya, seperti Victor Hutabarat dari Batak dan Yopie Latul dari Ambon. Didi Kempot yang dikenal dengan nuansa Jawanya akan berkolaborasi juga dengan dua penyanyi tersebut.
Sementara, selama 30 tahun berkarier di jagat musik Tanah Air, Didi Kempot telah melewati banyak pengalaman, baik yang manis maupun pahit. Ketika jumpa pers di Hotel Santika, Jakarta, Selasa (10/3), Didi menceritakan sedikit perjalanan kariernya. Dia terlahir dari keluarga seniman tradisional, dan itulah yang membuatnya yakin untuk berkarya dalam dunia tradisional.
(Baca juga: Musisi Lintas Daerah Turut Dihadirkan di Konser 30 Tahun Didi Kempot )
"Bapak saya menghidupi saya dengan honor dia di atas panggung. Kalau dinilai rupiahnya tidak ada, tapi bisa menghidupi kakak dan adik-adik saya. Dari situ saya berpikir, apapun yang dilakukan Ayah dan Ibu saya, saya harus melanjutkan," ucap pemilik nama asli Dionisius Prasetyo.
Sebelum masuk ke dunia rekaman, penyanyi 53 tahun ini bercerita bahwa dirinya sempat jadi penyanyi jalanan dengan sebutan Kempot alias Kelompok Penyanyi Trotoar. Saat dia mengamen di Jakarta, ada yang menawarinya rekaman, dan rekaman pertamanya tidak langsung meledak di pasaran.
"Saya nyanyi satu lagu judulnya Cidro, saat itu di Indonesia kurang terkenal. Ternyata ada turis dari Suriname, dan dia domisili Belanda sana, kemudian lagu saya diputar di salah satu radio di Amsterdam, dan lagu itu digemari sekali," kisahnya.
(Baca juga: Konser Didi Kempot Akan Gunakan Fasilitas Standar Artis Internasional )
"Sejak saat itu, tahun 1993, saya mulai mondar mandir Jakarta-Belanda-Suriname, itu sangat menyenangkan sekali," kata Didi Kempot yang tidak pernah menyangka bahwa seorang pengamen jalanan bisa dikenal di belahan dunia lain.
Di samping itu semua, Didi Kempot menyebutkan bahwa hal yang paling membanggakan selama 30 tahun perjalanan kariernya adalah konser Ambyar Tak Jogeti pada 10 Juli mendatang. Ke depannya, seusai konser tersebut, Didi bertekad untuk lebih bersemangat berkarya. "Saya ingin anak muda Indonesia semakin mencintai budaya yang ada di negara kita," tutupnya.
(Deslita Krissanta Sibuea)
(nug)