Band Punk Rock Fake Names Siap Luncurkan Album Perdana
A
A
A
BROOKLYN - Grup band punk rock Fake Names akan meluncurkan debut album self-titled pada 8 Mei mendatang melalui label Epitaph Records. Band ini cukup istimewa, pasalnya personelnya berasal dari beberapa band kenamaan, seperti Brian Baker dari Minor Threat dan Bad Religion, Michael Hampton (S.O.A., One Last Wish), Dennis Lyxzen (Noise Conspiracy), dan Johnny Temple (Soulside dan Girls Against Boys).
Dalam album perdana ini, Fake Names memproduksinya di Renegade Studios di New York dengan dioperatori Geoff Sanoff. Seluruh personel membawa sejarahnya secara bersama-sama dalam ledakan selama 28 menit dengan energi tak terkendali. Album Fake Names ini pun menambah jenis punk tanpa tulang dengan power-pop dosis besar.
Sementara, seperti dikutip Blabber Mouth, Fake Names berdiri sejak 2016 ketika Baker dan Hampton berjumpa di rumah Hampton di Brooklyn, Amerika Serikat, untuk bermain musik bersama, tanpa ada niatan lain selain menulis satu atau dua lagu. Berteman sejak semasa sekolah, kedua gitaris ini akhirnya menulis sejumlah lagu pada saat pertemuan mereka tersebut.
Sesi pertemuan Baker dan Hampton itu pun berakhir dengan keputusan spontan untuk mendirikan sebuah band. Tak lama kemudian, mereka menemukan pemain bass yang tak lain adalah Johnny Temple, yang merupakan teman sekelas Baker dan Hampton ketika sekolah dasar. Di akhir 2016, saat di Riot Fest Chicago, Baker dan Temple tergoda untnuk merekrut Lyxzen sebagai vokalis.
Pada 25 Maret kemarin, Fake Names membagikan single energik mereka berjudul Brick melalui situs berbagi video YouTube. Single ini tampak seperti sebuah lagu punk klasik lengkap dengan lantunan lagu dan lirik yang berpikiran revolusi.
Selain Brick, album perdana Fake Names akan memiliki sembilan track lainnya, di antaranya All For Sale, Driver, Being Them, Darkest Days, Heavy Feather, First Everlasting, This Is Nothing, Weight, dan Lost Cause.
Dalam album perdana ini, Fake Names memproduksinya di Renegade Studios di New York dengan dioperatori Geoff Sanoff. Seluruh personel membawa sejarahnya secara bersama-sama dalam ledakan selama 28 menit dengan energi tak terkendali. Album Fake Names ini pun menambah jenis punk tanpa tulang dengan power-pop dosis besar.
Sementara, seperti dikutip Blabber Mouth, Fake Names berdiri sejak 2016 ketika Baker dan Hampton berjumpa di rumah Hampton di Brooklyn, Amerika Serikat, untuk bermain musik bersama, tanpa ada niatan lain selain menulis satu atau dua lagu. Berteman sejak semasa sekolah, kedua gitaris ini akhirnya menulis sejumlah lagu pada saat pertemuan mereka tersebut.
Sesi pertemuan Baker dan Hampton itu pun berakhir dengan keputusan spontan untuk mendirikan sebuah band. Tak lama kemudian, mereka menemukan pemain bass yang tak lain adalah Johnny Temple, yang merupakan teman sekelas Baker dan Hampton ketika sekolah dasar. Di akhir 2016, saat di Riot Fest Chicago, Baker dan Temple tergoda untnuk merekrut Lyxzen sebagai vokalis.
Pada 25 Maret kemarin, Fake Names membagikan single energik mereka berjudul Brick melalui situs berbagi video YouTube. Single ini tampak seperti sebuah lagu punk klasik lengkap dengan lantunan lagu dan lirik yang berpikiran revolusi.
Selain Brick, album perdana Fake Names akan memiliki sembilan track lainnya, di antaranya All For Sale, Driver, Being Them, Darkest Days, Heavy Feather, First Everlasting, This Is Nothing, Weight, dan Lost Cause.
(nug)