Journey of a Soul, Buah Ekspresi dan Improvisasi Widya Siregar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyanyi pendatang baru Widya Siregar telah merilis debut album Journey of a Soul, Kamis (14/10/2021). Dalam album perdananya ini, Widya menyajikan 8 buah lagu pilihan.
Bagi Widya, Journey of a Soul merupakan sebuah album yang menceritakan banyak hal tentang cinta, baik itu suka maupun duka. Kecintaan pada sesama manusia, kecintaan terhadap apa yang diyakininya, hingga kecintaan akan sebuah keindahan yang muncul dalam setiap bait cerita kehidupannya.
"Dalam penciptaan karya seni, sebagai pencipta saya ingin bebas berekspresi dan berimprovisasi. Journey of a Soul secara filosofis adalah seorang manusia mempunyai suatu perjalanan hidup, yang secara realita ada kesedihan dan ada kegembiraan," ujar Widya dalam pernyataan tertulisnya, Kamis.
Baca juga: Berakhir Damai, Baim Wong dan Kakek Suhud Saling Memaafkan
"Album ini bisa dibilang gambaran kehidupan yang dalam dunia nyata terdiri dari kesedihan maupun kegembiraan," sambungnya.
Single yang menjadi andalan Widya dalam album barunya ini adalah Dark Shadow. Di lagu ini, dia mencoba mencurahkan isi hatinya dengan menciptakan suatu lagu mengenai perpisahan sepasang kekasih yang disebabkan situasi dan kondisi tertentu, hingga tidak mungkin untuk bersama kembali.
Kekasih yang pergi tak kembali meninggalkan kenangan indah. Akan tetapi, kepergiannya membuat kepedihan yang mendalam di hati pasangan yang ditinggalkan. Alhasil, kekasih yang pergi itu bagaikan sebuah bayang-bayang gelap, bayang-bayang kenangan yang membuat kepedihan mendalam di hati.
Selanjutnya terdapat lagu La Silueta yang disajikan dengan nuansa pop klasik yang everlasting. Ada juga lagu berbahasa Spanyol, La Playa Fiesta. Lagu ini dikemas dalam format medium beat dan mengalun dalam nuansa musik yang fun.
Kemudian, terdapat track berjudul Romantic Diner, Fatamorgana, You, Mi Guapo Querido, dan Le vin d'amour. Jika ditilik, lagu-lagu Widya itu menggunakan bahasa asing, dan dia pun memiliki alasan tersendiri.
"Saya menghadirkan lagu-lagu di album ini dalam bahasa asing, bukan berarti enggak suka bahasa Indonesia. Saya melihat bahasa-bahasa asing yang dihadirkan di album ini sebagai eksistensi manusia yang diciptakan Tuhan untuk hidup berbangsa dengan berbagai bahasa," jelas pengagum Julio Iglesias itu.
Baca juga: Kekayaan Rafathar Malik Ahmad, dari Warisan hingga Kontrak Iklan
Sementara itu, dalam penggarapan album Journey of a Soul, Widya menggandeng kibordis Krishna Siregar sebagai arranger musiknya. Selain itu, melibatkan sejumlah musisi di antaranya Damez Nababan (brass section), Jeane Phialsa (drum), Kadek Rihardika (rhythm section), Michael Pentury (vokal) dan Nobel Anakotta (vokal).
"Saya berharap dengan dirilisnya album ini khasanah musik di Indonesia akan lebih beragam dengan musik berbagai nuansa, bahasa, dan irama, baik itu latin, eropa, hingga barat," harap Widya.
Bagi Widya, Journey of a Soul merupakan sebuah album yang menceritakan banyak hal tentang cinta, baik itu suka maupun duka. Kecintaan pada sesama manusia, kecintaan terhadap apa yang diyakininya, hingga kecintaan akan sebuah keindahan yang muncul dalam setiap bait cerita kehidupannya.
"Dalam penciptaan karya seni, sebagai pencipta saya ingin bebas berekspresi dan berimprovisasi. Journey of a Soul secara filosofis adalah seorang manusia mempunyai suatu perjalanan hidup, yang secara realita ada kesedihan dan ada kegembiraan," ujar Widya dalam pernyataan tertulisnya, Kamis.
Baca juga: Berakhir Damai, Baim Wong dan Kakek Suhud Saling Memaafkan
"Album ini bisa dibilang gambaran kehidupan yang dalam dunia nyata terdiri dari kesedihan maupun kegembiraan," sambungnya.
Single yang menjadi andalan Widya dalam album barunya ini adalah Dark Shadow. Di lagu ini, dia mencoba mencurahkan isi hatinya dengan menciptakan suatu lagu mengenai perpisahan sepasang kekasih yang disebabkan situasi dan kondisi tertentu, hingga tidak mungkin untuk bersama kembali.
Kekasih yang pergi tak kembali meninggalkan kenangan indah. Akan tetapi, kepergiannya membuat kepedihan yang mendalam di hati pasangan yang ditinggalkan. Alhasil, kekasih yang pergi itu bagaikan sebuah bayang-bayang gelap, bayang-bayang kenangan yang membuat kepedihan mendalam di hati.
Selanjutnya terdapat lagu La Silueta yang disajikan dengan nuansa pop klasik yang everlasting. Ada juga lagu berbahasa Spanyol, La Playa Fiesta. Lagu ini dikemas dalam format medium beat dan mengalun dalam nuansa musik yang fun.
Kemudian, terdapat track berjudul Romantic Diner, Fatamorgana, You, Mi Guapo Querido, dan Le vin d'amour. Jika ditilik, lagu-lagu Widya itu menggunakan bahasa asing, dan dia pun memiliki alasan tersendiri.
"Saya menghadirkan lagu-lagu di album ini dalam bahasa asing, bukan berarti enggak suka bahasa Indonesia. Saya melihat bahasa-bahasa asing yang dihadirkan di album ini sebagai eksistensi manusia yang diciptakan Tuhan untuk hidup berbangsa dengan berbagai bahasa," jelas pengagum Julio Iglesias itu.
Baca juga: Kekayaan Rafathar Malik Ahmad, dari Warisan hingga Kontrak Iklan
Sementara itu, dalam penggarapan album Journey of a Soul, Widya menggandeng kibordis Krishna Siregar sebagai arranger musiknya. Selain itu, melibatkan sejumlah musisi di antaranya Damez Nababan (brass section), Jeane Phialsa (drum), Kadek Rihardika (rhythm section), Michael Pentury (vokal) dan Nobel Anakotta (vokal).
"Saya berharap dengan dirilisnya album ini khasanah musik di Indonesia akan lebih beragam dengan musik berbagai nuansa, bahasa, dan irama, baik itu latin, eropa, hingga barat," harap Widya.
(nug)