Ketahui Beberapa Kebiasaan yang Jadi Penyebab Gangguan Kesuburan

Senin, 06 April 2020 - 12:15 WIB
Ketahui Beberapa Kebiasaan...
Ketahui Beberapa Kebiasaan yang Jadi Penyebab Gangguan Kesuburan
A A A
JAKARTA - Beberapa kebiasaan yang dilakukan dapat menjadi faktor penyebab gangguan kesuburan. Apa saja pola hidup yang harus diubah demi tingkatkan peluang kehamilan?

Memiliki keturunan tentu dambaan pasangan yang telah menikah. Sayangnya tidak semua pasangan langsung mendapatkan momongan. Banyak diantara pasangan yang justru memiliki gangguan kesuburan atau infertilitas. Pasangan suami istri dikatakan mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas apabila belum dikaruniai keturunan secara alami setelah satu tahun menikah dan berhubungan teratur tanpa menggunakan kontrasepsi.

Yang perlu diketahui, gangguan kesuburan bukan hanya dialami sang istri saja. Sebab, umumnya jika pasangan belum mendapat keturunan maka istrilah yang disarankan dan diminta memeriksakan kesuburannya. Faktanya, infertilitas dapat terjadi lantaran salah satu pihak atau keduanya, baik pria maupun wanita. Meski sekitar 10 persen penyebab infertilitas tersebut tidak diketahui setelah dilakukan pemeriksaan standar.

Dikatakan dr. Shanty Olivia Jasirwan, Sp. OG-KFER, merujuk pada beberapa penelitian, ternyata gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko gangguan kesuburan yang mempersulit pasangan memperoleh keturunan. "Padahal gaya hidup merupakan salah satu faktor yang masih dapat dimodifikasi dalam rangka meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesuburan," beber Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi RS Pondok Indah ini.

Munculnya tren menunda usia pernikahan atau kehamilan demi alasan mengejar karier yang belakangan ini marak, merupakan salah satu penyebab sulitnya pasangan suami istri mendapatkan keturunan. Pasalnya, kesuburan seorang wanita akan menurun sesuai dengan bertambahnya usia. "Terutama usia di atas 37 tahun, ketika kuantitas dan kualitas sel telur menurun cepat dan akan merosot drastis, hingga akhirnya menopause," kata dr. Shanty.

Faktor lain adalah kebiasaan merokok yang tidak hanya berdampak buruk pada kesuburan, namun pada kesehatan secara umum. Pada pria, merokok dapat menyebabkan menurunnya produksi sperma, motilitas (pergerakan), dan morfologi (bentuk) yang normal. Selain itu, hal ini juga memiliki efek terhadap kerusakan DNA (materi genetik) sperma. Sementara pada wanita, kandungan pada rokok selain dapat mengacaukan hormon, juga dapat mempengaruhi kualitas sel telur.

Menjaga berat ideal pun banyak berpengaruh pada kesuburan pasangan. Berat badan berlebih ataupun kurang memiliki efek samping kesehatan yang cukup luas termasuk pada kesuburan. Berat badan yang tidak ideal ini biasanya diartikan sebagai indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi (IMT lebih dari 25) maupun rendah (IMT kurang dari 20). Pada wanita, obesitas dan kurangnya berat badan dapat memicu gangguan kesuburan akibat ketidakseimbangan hormonal dan gangguan ovulasi.

Sementara pada pria, beberapa penelitian membuktikan bahwa obesitas dapat menurunkan kualitas semen, konsentrasi, dan motilitas sperma. Berat badan berlebih juga dapat meningkatkan kerusakan DNA sperma. Sebuah studi di luar negeri pun membuktikan bahwa disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh faktor kegemukan.

Selain obesitas, berat badan yang kurang juga merupakan faktor pemicu gangguan kesuburan pada pria. Mereka yang memiliki berat badan rendah memiliki konsentrasi sperma yang lebih rendah dibandingkan pria dengan berat badan ideal. Dr. Shanty menganjurkan olahraga teratur untuk menjaga kesuburan. "Tapi olahraga yang berlebihan berefek negatif terhadap keseimbangan energi pada tubuh yang dapat mempengaruhi sistem reproduksi," ingatnya.

Olahraga berlebihan adalah olahraga yang dilakukan dengan frekuensi yang sering, intensitas yang tinggi, dan durasi yang lama. Salah satu contohnya adalah jenis olahraga kardiovaskular (seperti bersepeda dan aerobik) yang dilakukan lebih atau sama dengan 4 jam per minggu. Lebih jauh dr. Handaya Dipanegara, M.Kes, Sp. Ak Dokter Spesialis Akupunktur Klinik RS Pondok Indah – Pondok Indah dan RS Pondok Indah –Bintaro Jaya, mengatakan, satu dari tujuh pasangan suami istri di dunia mengalami infertilitas (gangguan kesuburan) baik infertilitas primer maupun infertilitas sekunder.

Hal ini tidak hanya terjadi pada wanita, tetapi juga pria. Menurut penelitian, sekitar 40 – 50 persen infertilitas disebabkan oleh faktor yang berasal dari istri, 25 – 40 persen dari suami, 10 persen karena faktor keduanya, dan 10 persennya lagi tidak diketahui penyebabnya (idiopatik).

Lakukan Gaya Hidup Sehat

Memiliki keturunan sebenarnya merupakan proses alami bagi manusia. Sayangnya, gaya hidup modern kerap menyulitkan proses alamiah tersebut. Mengubah kebiasaan dengan menjalani gaya hidup lebih sehat tak hanya memperbaiki kesehatan Anda dan pasangan, tapi juga mampu meningkatkan peluang terjadinya kehamilan dan memiliki anak yang sehat. Dikatakan dr. Shanty Olivia Jasirwan, Sp. OG-KFER, Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi RS Pondok Indah – Pondok Indah, stres disinyalir dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi meski secara ilmiah masih belum terbukti secara kuat.

Stres psikologis dikatakan dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi dan berakibat buruk terhadap kesuburan. "Pada wanita, stres psikologis berimplikasi pada sistem hormonal, imunologi, dan sistem saraf otonom yang secara tidak langsung berefek pada kemampuan reproduksi seorang wanita," kata dr. Shanty. Bagi yang suka minum kopi dr. Shanty menyarankan agar tidak berlebihan. Bukan hanya kopi, beberapa minuman atau makanan yang mengandung kafein seperti teh dan soft drink serta cokelat dipercaya memiliki kaitan dengan lamanya seseorang untuk mendapatkan keturunan, walaupun mekanisme dan bukti ilmiahnya masih belum terlalu jelas.

"Konsumsi kafein yang berlebihan dapat mempengaruhi fungsi reproduksi wanita dengan mengganggu fungsi ovulasi dan perubahan kadar hormon," urai dr. Shanty. Ia melanjutkan, konsumsi alkohol pun berisiko ganggu kesuburan. Walaupun banyak studi yang mengaitkan alkohol dengan infertilitas, namun belum terlalu jelas berapa besar jumlah yang berhubungan dengan meningkatnya risiko tersebut. Pada pria, konsumsi alkohol berdampak negatif terhadap kesuburan seperti mengecilnya buah zakar, menurunnya libido, menurunnya jumlah dan volume sperma.

Konsumsi alkohol juga memiliki efek yang bervariasi terhadap kesuburan wanita, antara lain menurunnya angka penempelan janin di rahim, meningkatnya angka keguguran dan kematian janin, disfungsi ovulasi, dan perkembangan embrio (janin) yang abnormal. Hati-hati pula dengan pajanan tinggi terhadap polutan dan zat-zat kimiawi. Melansir dari Reproductive Science Center of New Jersey, beberapa bahan kimia disebut dapat menciptakan hormon wanita dalam tubuh pria yang mengakibatkan menurunnya produksi sperma.

Peptisida, herbisida, dan insektisida adalah contoh bahan kimia yang dapat mempengaruhi kemampuan sperma dalam membuahi sel telur. Suhu udara tinggi pun dapat berpengaruh pada kesuburan pria. Suhu udara yang terlalu tinggi terutama di sekitar buah zakar, misalnya kolam air panas atau sauna terbukti dapat mengganggu kesuburan pada laki-laki akibat produksi sperma yang berkurang. Selain itu, celana ketat juga menyebabkan suhu di sekitar buah zakar menjadi lebih tinggi, yang kemudian dapat berdampak buruk pada kualitas sperma. (Sri Noviarni)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9638 seconds (0.1#10.140)