Aura Mistis Museum Prabu Geusan Ulun
A
A
A
SUMEDANG - Anda kolektor benda-benda pusaka? Sebaiknya Anda menyempatkan berwisata ke Museum Prabu Geusan Ulun di Sumedang. Yup, di dalam Museum Prabu Geusan Ulun ini tersimpan ratusan benda peninggalan bersejarah dan pusaka milik leluhur Kerajaan Sumedang Larang.
Benda-benda pusaka bersejarah milik para Raja Sumedang dahulu tersebut disimpan di Yayasan Pangeran Sumedang sejak 1955. Benda pusaka seperti keris, tombak, kujang, mahkota raja dan ratu, mata uang koin, kereta kencana, hingga gamelan tersimpan rapi. Ketika memasuki Gedung Pusaka, aura magis langsung menyergap sehingga pengunjung dilarang memotret.
Awalnya, museum ini diberi nama Museum Yayasan Pangeran Sumedang yang resmi berdiri 11 November 1973. Museum ini dikelola langsung oleh Yayasan Pangeran Sumedang. Selanjutnya, nama museum berubah menjadi Museum Prabu Geusan Ulun. Nama ini diambil dari raja terakhir yang memerintah Kerajaan Sumedang Larang dari tahun 1578-1601, yaitu Prabu Geusan Oeloen.
Museum Prabu Geusan Ulun terletak di tengah kota Sumedang, 50 meter dari alun-alun ke sebelah selatan. Jarakdari Bandung ke Sumedang sekitar 45 kilometer yang ditempuh dalam waktu 1 jam. Sedangkan dari Cirebon berjarak 85 Km dengan memakan waktu 2 jam.
Museum Prabu Geusan Ulun dipagari tembok putih setinggi 2,5 meter yang dibangun pada 16 Agustus 1979. Halaman museum seluas 1,88 hektare dipercantik taman dan pohon-pohon langka.
Bangunan Museum Prabu Geusan Ulun berdampingan dengan Gedung Bengkok atau Gedung
Negara dan berhadapan dengan Gedung-gedung Pemerintah. Gedung yang dipergunakan untuk museum yaitu Gedung Srimanganti, Bumi Kaler, Gedung Gendeng, dan Gedung Gamelan.
Ketika Sindonews berkunjung ke Museum Prabu Geusan Ulun, ada beberapa bangunan mengalami restorasi untuk menjaga kondisi fisik bangunan. Penasaran? Sisihkan waktu dan menabung untuk bekal ke Sumedang. Buruan…
Benda-benda pusaka bersejarah milik para Raja Sumedang dahulu tersebut disimpan di Yayasan Pangeran Sumedang sejak 1955. Benda pusaka seperti keris, tombak, kujang, mahkota raja dan ratu, mata uang koin, kereta kencana, hingga gamelan tersimpan rapi. Ketika memasuki Gedung Pusaka, aura magis langsung menyergap sehingga pengunjung dilarang memotret.
Awalnya, museum ini diberi nama Museum Yayasan Pangeran Sumedang yang resmi berdiri 11 November 1973. Museum ini dikelola langsung oleh Yayasan Pangeran Sumedang. Selanjutnya, nama museum berubah menjadi Museum Prabu Geusan Ulun. Nama ini diambil dari raja terakhir yang memerintah Kerajaan Sumedang Larang dari tahun 1578-1601, yaitu Prabu Geusan Oeloen.
Museum Prabu Geusan Ulun terletak di tengah kota Sumedang, 50 meter dari alun-alun ke sebelah selatan. Jarakdari Bandung ke Sumedang sekitar 45 kilometer yang ditempuh dalam waktu 1 jam. Sedangkan dari Cirebon berjarak 85 Km dengan memakan waktu 2 jam.
Museum Prabu Geusan Ulun dipagari tembok putih setinggi 2,5 meter yang dibangun pada 16 Agustus 1979. Halaman museum seluas 1,88 hektare dipercantik taman dan pohon-pohon langka.
Bangunan Museum Prabu Geusan Ulun berdampingan dengan Gedung Bengkok atau Gedung
Negara dan berhadapan dengan Gedung-gedung Pemerintah. Gedung yang dipergunakan untuk museum yaitu Gedung Srimanganti, Bumi Kaler, Gedung Gendeng, dan Gedung Gamelan.
Ketika Sindonews berkunjung ke Museum Prabu Geusan Ulun, ada beberapa bangunan mengalami restorasi untuk menjaga kondisi fisik bangunan. Penasaran? Sisihkan waktu dan menabung untuk bekal ke Sumedang. Buruan…
(aww)