Catwalk Unik

Selasa, 28 Oktober 2014 - 08:47 WIB
Catwalk Unik
Catwalk Unik
A A A
CATWALK menjadi tempat presentasi koleksi terbaru bagi desainer. Kini, para desainer memilih catwalk dengan model unik. Terlihat di catwalk White Cube di pergelaran Didi Budiardjo di Bazaar IPMI Trend Show 2015, di Jakarta Convention Center (JCC) pada 22 Oktober lalu.

White cube merupakan sebuah area presentasi mode berbentuk kotak dengan dinding dan lantai berwarna putih. Area ini juga dibuat simpel tanpa banyak dekorasi maupun ornamen. Para undangan terlihat berdiri atau menempati tempat duduk dan berkesempatan melihat setiap koleksi desainer lebih dekat dan detail. Para model pun berpose di berbagai sudut white cube yang berbentuk kotak sambil mengelilingi area ini secara bergantian.

Didi Budiardjo menjadi desainer pertama dari Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) yang menampilkan koleksinya di white cube. Pria kelahiran Malang tersebut membawakan 12 koleksi terbaru dari readyto- wear deluxe yang diberi tema "Criterion".Eksentrik dan sporty dari busananya dirangkum sebagai gambaran 12 saudara yang melakukan perjalanan bersama. Adapun "Criterion" sebagai judul koleksi menyimpan makna sebagai sesuatu yang digunakan untuk membuat keputusan atau penilaian.

"Koleksi saya di IPMI Trend Show kali ini dipresentasikan di white cube. Di Indonesia, konsep ini belum pernah ada. Di luar negeri sudah ada. Salah satu cara presentasi dari desainer agar terasa lebih dekat, lebih intim, dan lebih murah juga. Presentasi ini menjawab kebutuhan para desainer untuk merilis koleksi baru," ujar Didi Budiardjo saat ditemui di ajang Bazaar Fashion Festival.

Area white cube hanya diisi dengan sentuhan dekorasi balon udara dan dilengkapi pula visualisasi melalui layar. Kesederhanaan ini menjadi pusat perhatian pada karya-karya busana yang dihadirkan."Ada lebih dari 200 fashion week yang digelar di dunia. Kami harap dengan perkembangan cara presentasi ini akan ikut memajukan industri fashion kita," sebut Didi.

Konsep white cube awalnya diaplikasikan pada galeri seni atau ruang pameran. Karena itu, white cube juga identik dengan sebuah galeri berdinding putih yang merujuk kepada komersial galeri seni kontemporer. Museum of Modern Art di New York yang didirikan pada 1929 menjadi contoh paling awal diterapkannya konsep tersebut dan menginspirasi banyak pelaku seni.

Sesuai istilahnya, white cube berarti "kubus putih" yang merupakan ruang kecil berwarna serbaputih tanpa dekorasi yang menonjol. "Kubus" ini diberi lampu di bagianbagian tersembunyi untuk memberikan kesan ruangan tampak bersih dan terang. Lantainya pun dibuat licin dan berwarna senada dengan dinding maupun langitlangit. Di samping berlantai putih, ada pula yang menggunakan karpet putih.

Tujuan dibuatnya ruangan yang minimalis dan bersih ini agar karya-karya seni yang dipamerkan terlihat lebih jelas. Esensi dari karya seni, termasuk rancangan busana desainer, akan lebih terlihat mulai siluet, gaya, hingga detailnya.

Selain itu, penerapan fashion show dengan konsep ini juga dianggap lebih ekonomis karena tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk dekorasi.

Desainer anggota IPMI yang juga melakukan presentasi mode di white cube adalah Mel Ahyar. Tema yang diusung berjudul "Suvarnabhumi" berkolaborasi dengan Diela Maharani untuk edisi spring/summer 2015 yang terinspirasi dari Srivijaya dan akulturasi budayanya. Detail busana menerapkan begitu banyak embroideries yang dikombinasikan bersama teknik digital printing berdetail tiga dimensi.

"Seperti sebelumnya, saya mengambil tema budaya. Di sini saya pakai vibran di warna, semua dalam bentuk baju cocktail dan evening wear," ujar Mel ditemui sebelum pergelaran. Beberapa pertunjukan lainnya di Bazaar IPMI Trend Show 2015 juga dilakukan di white cube , di antaranya karya berjudul "11:11 Memayu Hayuning Bawono” dari Era Soekamto, "The Bodo" dari OscarLawalata, koleksi replika perhiasan dari Manjusha Nusantara, dan koleksi "Pret-A-Couture Spring/Summer 2015" dari Sapto Djojokartiko.

Sementara itu, Karl Lagerfeld rutin memilih catwalk yang unik saat memperkenalkan koleksi terbaru Chanel. Lagerfeld pernah membuat takjub dengan mengambil setting yang seakan berada di dalam pesawat. Dia juga pernah membuat catwalk ala koboi di Dallas pada akhir tahun lalu. Di Paris Fashion Week pada Maret lalu, Chanel kembali menghebohkan dengan membawa model-modelnya di runway dengan setting sebuah supermarket.

Karl Lagerfeld memang jenius dan tak tertandingi ketika menciptakan ide sebuah pergelaran fashion . Mulai dari ide melakukan presentasi mode di dalam pesawat hingga sebuah desain catwalk dalam bentuk supermarket. Tak hanya itu, terlihat para selebriti ikut berjalan di catwalk Chanel yang ber-setting supermarket. Supermarket Chanel tersebut tampak penuh sesak dengan barang-barang bermerek Chanel, seperti sarung tangan karet, mustard , pasta dan telur."Aku tidak inginmembuatnya terlalu literal jika orang-orang melihat busana ini seperti mengenakan kembali pada era tahun 1960-an, itu tidak terlalu bagus," kata Lagerfeld dikutip dari Nymag.com.

Dari presentasi mode Chanel di Paris Fashion Week spring/summer 2015 , Lagerfeld mengambil tema "Protest Feminist Runway" yang pertunjukannya diadakan di Grand Palais. Presentasi mode di catwalk ini dimulai dengan "aksi protes" beberapa model melangkah keluar dalam pakaian militer, tie dye , dan siluet panjang dan ramping yang jelas cocok untuk gerakan era tahun 1970-an.

Dyah ayu pamela
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0748 seconds (0.1#10.140)