Pesona Baru Indonesia Timur

Jum'at, 31 Oktober 2014 - 11:06 WIB
Pesona Baru Indonesia Timur
Pesona Baru Indonesia Timur
A A A
SETELAH Papua Barat, Flores, Sumba, dan Ambon, satu lagi pesona wisata Indonesia Timur yang siap tampil, yaitu Halmahera Selatan. Dengan luas lautan yang sangat besar, kabupaten ini unggul dalam wisata bahari dan wisata sejarah kesultanan.

Nama Kabupaten Halmahera Selatan mungkin memang masih asing bagi sebagian masyarakat Indonesia. Maklum, karena bagian dari Provinsi Maluku Utara ini baru resmi muncul pada 2003, sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku Utara (sekarang menjadi Halmahera Barat).

Meski usianya masih sangat muda, Halmahera Selatan (Halsel) punya potensi yang sangat besar di bidang pariwisata. Dengan luas daratan 8.779,32 km2 dan luas lautan 31.484,40 km2 atau mencapai 78% dari seluruh wilayah Halsel, jelas potensi besarnya ada di urusan wisata bahari.

Apalagi, letak geografis kabupaten ini sangatlah eksotis, yaitu berbatasan dengan Laut Seram, Laut Halmahera, Laut Maluku, dan Kota Tidore Kepulauan serta Kota Ternate. Yang disebut terakhir ini pernah menjadi lokasi salah satu kerajaan Islam terbesar di Nusantara, yang pada akhirnya turut menentukan sejarah dan budaya dari Kabupaten Halsel yang penduduknya mayoritas beragama Islam ini.

Karena punya keunggulan di wisata bahari, maka Halsel adalah tempat yang cocok bagi para penggila diving untuk mencoba petualangan baru di bawah laut Halsel. Kabupaten ini sedikitnya memiliki 20 titik diving, terbanyak ada di Kepulauan Bacan, yang merupakan pulau terbesar kedua di Halsel, sekaligus tempat bermukim Ibu Kota Halsel, yaitu Labuha.

Titik-titik yang populer untuk menyelam yaitu di wilayah Jembatan Panamboang, Tanjung Gorango, Guraici, Pulau Lata-Lata, dan Kepulauan Widi. Di titik-titik ini, penyelam bisa melihat ikan hiu sepanjang setengah meter. Jika diving di Guraici, bisa pula melihat ikan pari manta atau manta ray, spesies ikan pari terbesar dengan lebar tubuh mencapai 7 meter. Untuk berkeliling pulau, turis bisa menyewa kapal, salah satu yang populer, yaitu KM Liburan Paradise.

Turis yang datang ke Halsel juga bisa mencoba menyelam di Pulau Nusa Raa. Ini adalah pulau resor yang masih sangat asri dengan air laut jernih dan jauh dari kebisingan. Turis bisa menginap di sini atau pergi-pulang. Nusa Raa bisa dicapai dengan speedboat dari Labuha dengan waktu tempuh hanya 15 menit.

Wisata alam sebagai pendukung wisata bahari juga banyak ditemukan di Halsel. Di antaranya Telaga Nusa di Bacan Timur, Danau Manggayoang, air terjun Gandasuli di Labuha, dan air terjun Bibinoi di Kecamatan Bacan Timur Tengah. Bagi penyuka kupukupu dan kumbang, bisa mengunjungi Desa Sum di Obi Timur untuk melihat jenis kupu-kupu yang hanya ada di Halmahera Selatan.

Menurut Fatma Usman Syah selaku Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Halmahera Selatan, sejauh ini turis yang datang ke Halsel memang masih lebih banyak turis mancanegara. "Tahun lalu turis asing yang datang sekitar 300.000 orang dan 80% bertujuan untuk diving," ujarnya.

Selain diving dan wisata alam, turis yang berkunjung ke Halsel juga bisa menikmati wisata kuliner. Bagi penyuka pedas, kabupaten berpenduduk 180.000 jiwa ini adalah tempat yang tepat, karena memiliki 16 varian sambal dengan berbagai rasa. Sambal yang paling terkenal yaitu sambal beok, yaitu sambal dengan bahan cabai, terasi, dan jeruk.

Ada pula makanan kamplang, yaitu sagu yang dicampur dengan ikan tenggiri. Dengan banyak ragam etnis di kabupaten ini, termasuk dari Bugis, Makassar, Arab, dan China, kuliner Halsel memang penuh cita rasa. "Di Halsel setidaknya ada 18 etnis. Jadi, kabupaten ini memang kaya," kata Isnain Abdullah, Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran Pariwisata Halmahera Selatan.

Terakhir, bagi penyuka wisata sejarah, Halmahera Selatan memiliki akar kebudayaan yang tinggi. Bacan sebagai salah satu dari empat kesultanan pembentuk kebudayaan Maloku Kie Raha (Empat Raja), yaitu Ternate, Tidore, dan Jailolo, membuat Halsel memiliki sisa-sisa bukti sejarah masa lampau di wilayahnya, seperti Keraton Sultan Bacan di Labuha dan Masjid Sultan Bacan di Desa Amasing yang usianya lebih dari satu abad. Ada pula Benteng Bernaveld peninggalan Belanda yang juga ada di Amasing.

Jadi, bagi penyuka wisata khusus, baik itu wisata bahari, kuliner, maupun sejarah, Halmahera Selatan tampaknya menjadi tempat yang harus segera dikunjungi.

Herita endriana
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7672 seconds (0.1#10.140)