4 Cangkir Kopi Sehari Kurangi Risiko Diabetes
A
A
A
LONDON - Kopi tak hanya bisa membuat mata tetap melek ketika hendak begadang. Dalam penelitian terbaru, minum empat cangkir kopi sehari bisa mengurangi risiko terkena diabetes hingga 25%.
Kajian itu menemukan, siang hari atau ketika waktu makan siang juga merupakan waktu terbaik untuk meminum kopi—tanpa kafein—untuk mengurangi risiko terkena diabetes.
Risiko berkembangkan kondisi itu juga turun 7—8% pada tiap tambahan cangkir. Riset juga memperlihatkan, minum kopi tidak meningkatkan peluang berkembangnya kanker, penyakit kardiovaskular, hipertensi atau stroke.
Laporan ini dipublikasikan Institute for Scientific Information on Coffee di Swiss untuk memperingati Hari Diabetes Sedunia yang jatuh tiap 14 November. Laporan itu mengumpulkan riset yang mengemukakan manfaat kesehatan kafein.
Salah satu kajian itu menyatakan, tiga sampai empat cangkir kopi sehari bisa mengurangi risiko berkembangnya diabetes sampai 25% jika dibandingkan dengan yang mengonsumsi kurang dari dua cangkir sehari.
Laporan itu menyatakan, ada sejumlah proses mengapa itu bisa terjadi, termasuk kemungkinan kopi memperbaiki glukosa, metabolisme energi dan membakar lebih banyak kalori.
“Alternatifnya, kopi bisa mempengaruhi sensitivitas insulin di dalam tubuh. Sebuah kajian pada 2014 terhadap pria Jepang mengindikasikan konsumsi kopi yang lebih tinggi mungkin melindungi tubuh dari penolakan insulin pada orang yang memiliki berat badan normal. Kemungkinan lainnya, itu bisa jadi efek hilangnya kalori, dimana memilih kopi ketimbang minuman manis bisa menyebabkan berkurangnya konsumsi kalori,” papar para periset itu, seperti dikutip The Daily Mail.
Dalam analisa itu, para periset menemukan timbulnya diabetes Tipe 2, yang berkembang saat orang dewasa dan terkait obesitas, turun hinga 12% untuk tiap tambahan dua cangkir kopi sehari.
Sebuah kajian prospektif di Amerika Serikat (AS) menunjukkan peningkatkan konsumsi kopi hingga 1 cangkir per hari dalam periode empat tahun menghasilkan 11% lebih rendah terhadap risiko dibetes Tipe 2 dalam empat tahun berturut-turut. Mereka yang mengurangi asupan kopi hingga 1 cangkir sehari memiliki 17% risiko yang lebih tinggi.
Riset itu mengindikasikan, waktu konsumsi kopi bisa memainkan peranan penting dalam metabolism glukosa. Sebuah kajian terhadap hampir 70.000 wanita Prancis menemukan minum kopi, terutama pada saat makan siang, mengurangi risiko berkembangnya diabetes.
Kajian terbaru juga mengindikasikan tipe kopi mungkin mempengaruhi hubungan itu dengan kopi saring dan tanpa kafein memperlihatkan perlindungan yang lebih besar ketimbang minuman yang dididihkan dan berkafein.
“Riset yang disebutkan di laporan ini mengindikasikan bahwa konsumsi kopi yang sedang-sedang saja dan reguler mungkin benar-benar menurunkan risiko berkembangnya diabetes Tipe 2. Kajian juga menemuka, minum kopi tidak meningkatkan risiko kanker di kalangan penderita diabetes atau tidak menyebabkan penyakit kardiovaskular, hipertensi atau stroke. Meski riset ini harus dibuatkan kesimpulan tegasnya, penemuan ini mengindikasikan kopi yang dikonsumsi secara sedang-sedang saja bisa dinikmati dengan aman dan sehat oleh penderita diabetes dan mungkin membantu pencegahan diabetes Tipe 2,” papar laporan itu.
Tapi, sejumlah pakar memperingatkan, meskipun ada laporan baru itu, minum kopi tidak serta merta mengurangi risiko diabetes. “Kajian itu menemukan orang yang minum kopi cenderung memiliki risiko diabetes Tipe 2 yang lebih rendah, tapi itu tidak berarti minum lebih banyak kopi secara aktif menurunkan risiko diabetes. Faktor lain yang tidak diidentifikasi dalam kajian ini juga bisa terlibat dan riset lebih jauh dibutuhkan untuk mencari tahu apa penyebab kaitan ini. Yang kami tahu adalah cara terbaik mengurangi risiko diabetes Tipe 2 adalah mempertahakan berat badan yang sehat. Kami rekomendasikan diet yang sehat dan seimbang yaitu rendah lemak, garam dan gula,” papar Richard Elliot dari yayasan Diabetes UK.
Kajian itu menemukan, siang hari atau ketika waktu makan siang juga merupakan waktu terbaik untuk meminum kopi—tanpa kafein—untuk mengurangi risiko terkena diabetes.
Risiko berkembangkan kondisi itu juga turun 7—8% pada tiap tambahan cangkir. Riset juga memperlihatkan, minum kopi tidak meningkatkan peluang berkembangnya kanker, penyakit kardiovaskular, hipertensi atau stroke.
Laporan ini dipublikasikan Institute for Scientific Information on Coffee di Swiss untuk memperingati Hari Diabetes Sedunia yang jatuh tiap 14 November. Laporan itu mengumpulkan riset yang mengemukakan manfaat kesehatan kafein.
Salah satu kajian itu menyatakan, tiga sampai empat cangkir kopi sehari bisa mengurangi risiko berkembangnya diabetes sampai 25% jika dibandingkan dengan yang mengonsumsi kurang dari dua cangkir sehari.
Laporan itu menyatakan, ada sejumlah proses mengapa itu bisa terjadi, termasuk kemungkinan kopi memperbaiki glukosa, metabolisme energi dan membakar lebih banyak kalori.
“Alternatifnya, kopi bisa mempengaruhi sensitivitas insulin di dalam tubuh. Sebuah kajian pada 2014 terhadap pria Jepang mengindikasikan konsumsi kopi yang lebih tinggi mungkin melindungi tubuh dari penolakan insulin pada orang yang memiliki berat badan normal. Kemungkinan lainnya, itu bisa jadi efek hilangnya kalori, dimana memilih kopi ketimbang minuman manis bisa menyebabkan berkurangnya konsumsi kalori,” papar para periset itu, seperti dikutip The Daily Mail.
Dalam analisa itu, para periset menemukan timbulnya diabetes Tipe 2, yang berkembang saat orang dewasa dan terkait obesitas, turun hinga 12% untuk tiap tambahan dua cangkir kopi sehari.
Sebuah kajian prospektif di Amerika Serikat (AS) menunjukkan peningkatkan konsumsi kopi hingga 1 cangkir per hari dalam periode empat tahun menghasilkan 11% lebih rendah terhadap risiko dibetes Tipe 2 dalam empat tahun berturut-turut. Mereka yang mengurangi asupan kopi hingga 1 cangkir sehari memiliki 17% risiko yang lebih tinggi.
Riset itu mengindikasikan, waktu konsumsi kopi bisa memainkan peranan penting dalam metabolism glukosa. Sebuah kajian terhadap hampir 70.000 wanita Prancis menemukan minum kopi, terutama pada saat makan siang, mengurangi risiko berkembangnya diabetes.
Kajian terbaru juga mengindikasikan tipe kopi mungkin mempengaruhi hubungan itu dengan kopi saring dan tanpa kafein memperlihatkan perlindungan yang lebih besar ketimbang minuman yang dididihkan dan berkafein.
“Riset yang disebutkan di laporan ini mengindikasikan bahwa konsumsi kopi yang sedang-sedang saja dan reguler mungkin benar-benar menurunkan risiko berkembangnya diabetes Tipe 2. Kajian juga menemuka, minum kopi tidak meningkatkan risiko kanker di kalangan penderita diabetes atau tidak menyebabkan penyakit kardiovaskular, hipertensi atau stroke. Meski riset ini harus dibuatkan kesimpulan tegasnya, penemuan ini mengindikasikan kopi yang dikonsumsi secara sedang-sedang saja bisa dinikmati dengan aman dan sehat oleh penderita diabetes dan mungkin membantu pencegahan diabetes Tipe 2,” papar laporan itu.
Tapi, sejumlah pakar memperingatkan, meskipun ada laporan baru itu, minum kopi tidak serta merta mengurangi risiko diabetes. “Kajian itu menemukan orang yang minum kopi cenderung memiliki risiko diabetes Tipe 2 yang lebih rendah, tapi itu tidak berarti minum lebih banyak kopi secara aktif menurunkan risiko diabetes. Faktor lain yang tidak diidentifikasi dalam kajian ini juga bisa terlibat dan riset lebih jauh dibutuhkan untuk mencari tahu apa penyebab kaitan ini. Yang kami tahu adalah cara terbaik mengurangi risiko diabetes Tipe 2 adalah mempertahakan berat badan yang sehat. Kami rekomendasikan diet yang sehat dan seimbang yaitu rendah lemak, garam dan gula,” papar Richard Elliot dari yayasan Diabetes UK.
(alv)