Personal Style Simpel Minimalis

Selasa, 02 Desember 2014 - 09:43 WIB
Personal Style Simpel Minimalis
Personal Style Simpel Minimalis
A A A
Gaya personal yang simpel dan minimalis diprediksi bakal menjadi tren fashion tahun depan. Desain yang simpel juga diikuti dengan tambahan embellishment sehingga menambah sisi aplikatif pada busana.

Selain itu, deretan baju dengan menggabungkan unsur tradisional dan modern yang dimodifikasi menjadi lebih simpel elegan juga akan booming . Balenciaga, Dior, Simone Rocha, dan Celine adalah beberapa nama label yang mengusung gaya simpel ini. Pada pekan mode terakhir edisi spring/summer 2015 Raf Simon, Direktur Kreatif Dior, mendefinisikan ulang apa itu modern dan itu tidak diwujudkan sebagai sci-fi futuristik.

“Saya mulai berpikir apa itu modern, dan itu adalah ide menghadapi apa yang orang sekarang pikir tentang estetika yang modern,” sebut Raf Simon seperti dikutip dari vogue.co.ukm. Beberapa potongan simpel hadir dalam mantel berwarna terang atau marigold, serta celana pendek dan potongan busana yang menekankan panggul, kerah Edwarian yang tinggi, gaun rompi, serta sedikit aplikasi bordiran.

Bagi Simon, koleksi terakhirnya merupakan tantangan untuk membawa realitas sikap kontemporer untuk sesuatu yang bersejarah dengan drama dan fantasi. Sisi desain modern dengan sisi simpel juga tercermin di Balenciaga. Alexander Wang, sang Direktur Kreatif, membawa modernisme itu dalam warna hitam, potongan jumpsuit dengan kantong, dan beberapa model sporty serta baju tipis pendek bersama halter neck.

Sementara dari dalam negeri, desain simpel dan minimalis dibawa oleh sederet nama desainer muda yang turut meramaikan ajang Jakarta Fashion Week dan (Ikatan Perancang Mode Indonesia) IPMI Trend Show 2015. Desain simpel itu mewujud dalam konten ready to wear yang kemudian juga berkembang menjadi ready to wear deluxe.

Label dan desainer yang mengusung jenis potongan simpel ini, di antaranya Major Minor, Monday to Sunday, Kle, Yosafat Dwi Kurniawan, Peggy Hartanto, serta beberapa nama lain. Selain sebuah perpaduan sisi modern dan simpel, aksen dari potongan simpel memang lebih banyak dieksplorasi lewat tekstur bahan, variasi pattern , siluet, dan kombinasi warna.

Prabal Gurung, desainer berdarah campuran Amerika merupakan satu di antara sekian desainer yang mencoba bermain tekstur bahan dari potongan yang simpel untuk busana ready to wear. Pada musim terakhirnya, dia menunjukkan bahan jacquard cloque yang biasanya digunakan untuk haute couture dan dikembangkan dengan pola fotografi.

“Kami bekerja dengan Gentili Mosconi, yang bekerja pada tingkat tertinggi dengan kain couture , untuk dikembangkan. Teksturnya didasarkan pada motif serupa cloque yang kami lakukan pada masa lalu dengan unsur-unsur mawar,” kata Gurung dikutip dari elle.com. Basis material lainnya yang dipergunakan adalah organdi tipis berupa pola berkilauan sebagai hasil dari perpaduan sutra dan serat Lurex.

Gurung menggunakan kain tersebut untuk blus dan rok saputangan pembalap dan jaket berelemen couture sporty . Tahun depan warna-warna monokromatik masih mendominasi, seperti hitam, putih, merah, kemudian palet navy blue jadi sebuah napas baru dari palet monoton tadi. Unsur tradisional seperti batik dan tenun masih banyak dilirik, terutama dengan penggunaan teknik digital printing .

Hal ini banyak dilakukan para desainer yang suka mengolah kain tradisional menjadi sesuatu yang baru dan kekinian. Begitu banyak ditemukan presentasi mode yang masih mengedepankan ciri tradisional sebagai kekuatan. Contohnya label NurZahra lewat unsur batik, kemudian Toton yang desainnya modern tapi memakai teknik sulam sebagai detail, sama halnya dengan Barli Asmara dan Mel Ahyar lewat sentuhan embriodery yang digabungkan nafas tradisional ataupun yang berhubungan dengan ciri budaya.

Dyah ayu pamela
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5310 seconds (0.1#10.140)