Sulawesi yang Tersembunyi

Rabu, 03 Desember 2014 - 09:19 WIB
Sulawesi yang Tersembunyi
Sulawesi yang Tersembunyi
A A A
Soal pariwisata di Sulawesi Selatan, turis biasanya menyebut Tana Toraja, Pantai Losari, atau Benteng Rotterdam untuk dikunjungi. Padahal, ada tempat lain yang tak kalah menarik serta tak jauh dari Makassar, misalnya Rammang-Rammang dan Pantai Bara. Pantai Bara? Ya.

Kebanyakan orang mungkin lebih mengenal Pantai Bira yang ada di Kabupaten Bulukumba, tapi tidak dengan Pantai Bara. Padahal, kedua pantai ini letaknya berdampingan. Meski dekat, ada perbedaan yang signifikan di antara kedua pantai ini. Jika Pantai Bira selalu ramai dengan turis, nelayan, juga para penjaja makanan atau suvenir, Pantai Bara justru sebaliknya.

Pantai berpasir putih ini sangat sepi, mirip seperti pantai pribadi. Ombaknya pun cenderung lebih jinak, jadi enak untuk tempat bermain-main air. Ditambah adanya karang-karang besar di pinggir pantai, Bara menjadi pantai yang tenang sekaligus indah. Di area pantai ini terdapat sebuah resor yang asri.

Tentu saja, para tamu resor ini bisa menikmati keindahan sekaligus kesunyian Pantai Bara sepanjang hari. Lalu, bagaimana mencapai Pantai Bara? Inilah bagian lain yang menarik. Karena letaknya berdampingan dengan Pantai Bira, Anda hanya tinggal menyusuri pantai ini, mengikuti garis pantai hingga bertemu dengan Pantai Bara.

Sepanjang perjalanan, selain merasakan empuknya pasir putih, Anda juga sesekali harus mencelupkan kaki masuk ke dalam air, melewati karangkarang yang sedikit menghalangi jalur perjalanan. Anda juga akan melewati karang-karang indah yang terkadang membentuk formasi tertentu, cocok untuk berfoto.

Singkat kata, perjalanan singkat selama kurang lebih 30 menit menyusuri pantai adalah perjalanan yang menyenangkan. Sebenarnya, ada jalan “darat” untuk mencapai Pantai Bara. Namun, jarak tempuhnya lebih jauh, dua kali lipat lamanya dibanding mengambil jalur pantai. Jalan ini juga masih sepi, dengan pemandangan pohon-pohon kering yang cukup eksotis.

Di beberapa lokasi jalan “darat” ini terdapat juga beberapa bar untuk disinggahi. Kawasan di sekitar Pantai Bira dan Bara memang sudah tumbuh menjadi tempat wisata dengan fasilitas pendukung pariwisata. Penginapan menjamur, dari sekelas hotel hingga hostel.

Beberapa di antaranya bahkan dibangun agak menjorok ke atas bukit hingga tamu penginapan bisa menikmati pemandangan pantai dari kamar mereka. Terdapat juga beberapa restoran, meski menu yang ditawarkan kebanyakan makanan Barat. Memang, sejauh ini wisatawan yang berkunjung ke Pantai Bira dan Pantai Bara adalah turis asing.

Karst Terbesar

Satu lagi kawasan wisata yang belum populer, tapi tak kalah cantik dan menarik adalah gugusan karst di Desa Rammang-Rammang di Kabupaten Maros dan Pangkep. Karst di Rammang-Rammang sebenarnya bagian kecil dari kawasan karst yang membentang di antara Kabupaten Maros dan Pangkep.

Luas keseluruhannya mencapai 45.000 hektar, dengan 20.000 hektarnya masuk dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung di Maros. Konon kabarnya, inilah kawasan karst terbesar kedua di dunia setelah karst di Yunnan, Tiongkok Selatan. Pada 2001, UNESCO pun sudah memasukkan kawasan karst di Maros dan Pangkep sebagai bagian dari cagar alam dan keragaman hayati.

Tak sulit untuk menuju Desa Rammang-Rammang. Waktu tempuhnya hanya sekitar satu jam dari Bandara Sultan Hasanuddin atau Kota Makassar. Meski begitu, jalan masuk ke desa ini memang masih kurang mulus. Gugusan karst besar bisa langsung Anda lihat saat perjalanan memasuki desa ini.

Begitu pun saat sudah berada di dalam desa. Jika Anda ingin melihat lebih banyak ragam karst , Anda harus menaiki perahu untuk berkeliling sungai. Ada beberapa rute yang bisa dipilih untuk berkeliling. Anda hanya tinggal menegosiasikan harganya dengan warga lokal yang mengoperasikan sampan sederhana tersebut.

Selagi melihat-lihat karst , Anda juga bisa mampir ke gua yang memiliki cap tangan manusia yang diduga berasal dari zaman prasejarah. Cap ini menempel di dinding gua, di lokasi dinding yang agak tinggi. Mungkin Anda penasaran, bagaimana gugusan karst tersebut bisa terbentuk di Indonesia?

Salah satu teori ilmiah mengatakan, keberadaan kawasan karst menunjukkan bahwa pulau-pulau di Indonesia banyak yang pernah menjadi dasar laut, kemudian terangkat dan mengalami pengerasan yang akhirnya menjadi karst . Wilayah karst biasanya berbukit-bukit dengan banyak gua. Jika teori ini benar, sungguh menakjubkan wilayah Tanah Air ini.

Herita endriana
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6239 seconds (0.1#10.140)