Mal Kecil di Dalam Restoran

Jum'at, 05 Desember 2014 - 08:14 WIB
Mal Kecil di Dalam Restoran
Mal Kecil di Dalam Restoran
A A A
Kehadiran bioskop mini, butik, restoran, sekaligus kafe di dalamnya, membuat tempat ini dijuluki mal kecil. Pantas Paviliun 28 menyebut diri sebagai kulinari sinema. Masuk ke restoran ini serasa berada di rumah bergaya tahun 1960-1970-an.

Bangku-bangku kayu pendek tampak memenuhi ruangan. Sementara, di sebelah kiri pintu masuk terdapat meja untuk menyiapkan minuman lengkap dengan jajanan tempo dulu. Sebuah kursi kayu panjang tanpa sandaran di hadapannya, semakin mengesankan warung kopi. Langit-langit dibuat telanjang tanpa plafon sehingga kita bisa melihat genting yang memayungi restoran di Jalan Petogogan Nomor 25 Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini.

Meski sederhana, jika tak mau dibilang nyentrik, Paviliun 28 merupakan tempat berkumpulnya pencinta maupun sineas film. Eugene Panji, sutradara sekaligus salah satu pemilik restoran, sengaja mengambil tagline“Kulinari Sinema” untuk menggambarkan restoran dengan kapasitas 70 orang ini.

Di samping makan dan nongkrong, restoran ini juga dilengkapi dengan bioskop mini yang mampu menampung 35 orang. Setiap pukul 20.00 bioskop akan memutar film pilihan. “Film baru ataupun lama dengan tema yang kita pilih setiap dua minggu sekali, dan gratis untuk para tamu, “ kata Nia Samantha, Operation Manager Paviliun 28.

Menurut Nia, bioskop tersebut acap kali digunakan untuk screeningfilm-film pendek buatan kalangan pelajar, termasuk festival film bergengsi. Lebih jauh ia memaparkan, restoran tersebut juga kerap menggelar berbagai workshop untuk anak-anak hingga dewasa. Adapun soal makanan, tempat ini mengandalkan aneka menu tradisional. Beberapa menu jagoannya seperti nasi krengseng, yakni nasi dengan daging kambing yang dimasak dengan sambal matah.

Irisan cabai rawit yang bertumpuk di atas nasi, sungguh menantang siapa pun yang melihatnya. Tak ada jejak prenguspada daging kambing karena daging telah direbus dengan rempah selama empat jam. Ketoprak pun tampil tak biasa di sini. Alih-alih kacang tanah, ketoprak ini justru menggunakan kacang mete untuk bumbunya, ditambah telur asin sebagai lauknya.

Beda lagi dengan nasi melayu, ini adalah nasi yang dimasak dengan bumbu rendang. Nasi bakar dan nasi kucing sambal gledek adalah menu berat lainnya. Sementara, kalau ingin nyemil, ada tahu pong, singkong goreng, dan pisang panggang, tak ketinggalan jajanan zaman dahulu, es lilin. Enaknya menikmati kudapan tersebut dengan secangkir teh, kopi, atau smoothies.

Restoran yang beroperasi pada pukul 16.00-24.00 ini juga menawarkan koleksi jamu dengan berbagai khasiat. Untuk lebih praktis, Anda dapat memesan jamu botolan yang segar diminum dingin. Atau bisa pula memesan jamu yang sudah diberi campuran. Misalnya saja green tamarind,yaitu sawi dengan kunyit asam. Rasanya asam-asam segar.

Sama sekali tak terasa atau tercium aroma daun sawi. Adapun pretty red rosella adalah campuran rosella dengan jeruk limau dan leci. Restoran yang mengambil tema artspaceini mematok harga Rp15.000-Rp 42.0000 untuk makanan dan Rp12.000-Rp33.000 untuk minuman. Bioskop dapat dibooking dengan harga sewa Rp250.000 per jam. Tempat ini juga dilengkapi dengan butik dan meeting room. Tertarik nongkrongdi sini?

Sri noviarni
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0977 seconds (0.1#10.140)