Harmoni Alam dan Mode

Jum'at, 05 Desember 2014 - 08:15 WIB
Harmoni Alam dan Mode
Harmoni Alam dan Mode
A A A
Sederet desainer anggota dari Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) tampil di panggung Jakarta Fashion Week (JFW ) 2015, beberapa waktu lalu. Mereka adalah Anastasia, Gregorius Vici, Verena Mia, Veronika Vidyanita, Kursien Karzai, Ria Miranda, Khanaan, dan Fomalhout Zamel.

Masing-masing mempertunjukkan identitas desainnya yang memiliki tema yang terinspirasi dari alam, budaya, dan peradaban. Dimulai dengan Fomalhout Zamel yang terinspirasi suasana ketika semua daratan tertutupi salju. Keheningan, dingin yang penuh misteri itu diinterpretasikan dalam semburat warna-warna atap rumah, jalanan, bebatuan, dedaunan, dan rantingranting yang muncul di antara tumpukan bulir-bulir salju.

“Keadaan ini diadopsi lewat koleksi keanggunan yang terkesan dingin dan penuh misteri dengan warna-warna alam,” sebut Fomalhout. Siluetnya tampil dengan gaya X Line berkesan glamor, etnik kontemporer. Sementara, detailnya mengambil dari kristal swarovski, beads, lempengan logam, dan aksen embroidery . Material bahan cukup unik karena mengambil tenun kubang khas Sumatera Barat.

Adapun warna merupakan gradasi antara cokelat tanah dan palet kebiruan. Kursien Karzai lewat tema “The Green My Earth”, inspirasi rancangannya diambil dari kehidupan tumbuhan yang ada di hutan yang dituangkan dalam bentuk koleksi busana muslim siap pakai. Dengan mengambil warna-warna alam seperti hijau, cokelat tanah, off white, dan creme, harmoni alam tersebut menjadi paduan dinamis untuk dijadikan tren busana muslim 2015.

“Saya gunakan material sifon, lace , dan satun velvet untuk tampilan yang anggun bersama cutting simpel,” kata Kursien. Selanjutnya, kekayaan alam yang memang selalu sukses sebagai sumber inspirasi turut disuguhkan Ria Miranda yang kali ini terinspirasi kecantikan pesona seekor burung flamingo beserta ekosistem alam yang memberikan imajinasi baru bagi koleksi bertajuk “Dahayu”.

Eksplorasinya terangkum dalam balutan busana dengan suasana alam tropis tradisional yang menampilkan sisi cantik dan citra feminin. Dominasi pilihan warna tropikal dan paduan kain tradisional sutra Makassar menyatu sempurna dalam 12 koleksi spring/summer 2015.

“Dahayu berarti cantik dalam bahasa Sanskerta ini merupakan koleksi yang menampakkan bentuk siluet busana muslim yang lebih detail dengan variasi bentuk lewat teknik digital print, bordir, dan payet swarovski,” kata Ria. Siluetnya tampil dalam long dress A line, rok lipit potongan A, crop top bersiluet T, layer vest, loose outer, pipe pants, dan basic shirt.

Adapun tambahan aplikasi merupakan bordir berbentuk pattern digital print Dahayu, ragam 3D, payet swarovski, dan ragam mutiara. Sementara, materialnya merupakan bahan linen, organza, silk, katun ice land, satin silk, tule prancis, dan kain dari alat tenun bukan mesin (ATBM), serta drill. Beberapa desainer APPMI yang mengambil ide peradaban adalah Khanaan. Bertema “Ashur” atau dikenal sebagai Assyria yang merupakan kekaisaran dalam sejarah Mesopotamia.

Karena itu, kesan tribal pada rancangannya muncul, namun tanpa mengurangi kesan luxury dan elegan yang dapat dilihat melalui penggunaan material batik sebagai elemen pada setiap baju, termasuk penempatan detail mengikuti pola sculpture kuno Assyria.

“Teknik pewarnaan alam yang digunakan menjadi kelebihan dan fokus saya kali ini. Teknik ini menghasilkan warna yang lebih delicate, menarik, soft dan alami,” ujar Kanaan. Karya Veronika Vidyanita bertema “Kajoe Manus” terinspirasi dari kekayaan bumi Indonesia.

Dyah ayu pamela
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0853 seconds (0.1#10.140)