Bukan Cookiies Biasa
A
A
A
MENCOBA mengambil pasar kelas A, kue kering (cookies ) premium ini tampil berbeda. Tak hanya menggunakan bahan pilihan berkualitas, varian rasanya pun unik. Tak heran, kerap diburu para ekspatriat sebagai oleh-oleh saat pulang ke negaranya.
Harum aroma bawang putih goreng dan gurihnya santan sangat kental terasa ketika mencicipi nasi uduk. Berikutnya rasa kluwek yang mampir di lidah saat menjajal rawon. Nah, kalau yang satu ini sarat dengan rempah yang agak medok tak ketinggalan rasa pedasnya, itulah rendang yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Barat.
Uniknya, bukan dalam bentuk makanan melainkan kue kering yang KORAN SINDO coba. Ya, itulah kue-kue hasil karya Infinite Delight (ID) yang tergabung dalam Indonesian Savory Collection. Di samping ketiga rasa tersebut, juga ada rasa sambal goreng terasi, soto, dan ubi ungu. Tak disangka, kue dengan rasa unik ini justru populer di kalangan ekspatriat yang biasa membeli untuk oleh-oleh.
Dalam sebulan, tak kurang 30 hingga 50 boks kue asin ini laris manis terjual, utamanya sebagai buah tangan para ekspatriat untuk dibawa ke negaranya. Berdiri sejak 2009, ID mencoba tampil berbeda dengan toko pastry lain. Di samping merilis cookies rasa masakan tradisional, ID yang memiliki 42 varian rasa ini juga menggunakan bahan pilihan, baik lokal maupun impor dan tanpa tambahan pengawet. Bukan hanya itu, ragam kue ini dibungkus dalam kemasan cantik dengan berbagai varian ukuran.
“Untuk kemasan batik, desainnya dari Alleira Batik. Kami juga memiliki koleksi kue yang less sugar dan tanpa tepung,” kata Wina, Marketing Communication ID. Untuk memuaskan pelanggan, toko kue yang berada di gedung Wirausaha dan Kemang Village ini juga memberikan kartu ucapan bagi mereka yang memesan untuk acara khusus.
“Desainnya kami bikin dari sketsa dulu sesuai keinginan customer. Jadi, sangat eksklusif,” sambung Wina. ID mematok harga kuenya dari Rp4.500-Rp500.000. Pemain lain, Nunas Koekjes yang beralamat di Jalan Cipinang Rancak, juga menggunakan bahan-bahan premium berkualitas terbaik, seperti mentega impor, buah-buahan terpilih, dan cokelat berkualitas.
Improvisasi boleh dibilang menjadi kelebihan produk kue kering ini. Bananatella misalnya, idenya diambil dari kue kering shortbread yang populer di Inggris bercita rasa pisang dan dipadukan dengan selai nutella yang sedang populer.
“Kami berupaya selalu mengikuti tren di dunia pastry dan bakery . Bahan apa yang sedang in , selalu kami coba aplikasikan dan improvisasikan dalam bentuk kue kering sehingga menghasilkan sesuatu yang berbeda,” kata Tania Davina, pemilik Nunas Koekjes. Permintaan konsumen akan kue kering sehat dijawab Nunas Koekjes dengan menciptakan kue gluten free yang sekaligus paling favorit.
“Kami berencana memperluas varian produk cookies sehat, yang bebas gula, bebas terigu dengan tampilan dan rasa tetap menarik,” kata Tania. Kesan premium juga terefleksi dari kemasannya yang elegan dalam composite can sehingga lebih tahan dan renyah lebih lama.
Nunas Koekjes membanderol produknya mulai dari Rp80.000 hingga Rp145.000. Sampai saat ini produk kue tersebut telah memiliki 25 ragam kue kering .
Sri noviarni
Harum aroma bawang putih goreng dan gurihnya santan sangat kental terasa ketika mencicipi nasi uduk. Berikutnya rasa kluwek yang mampir di lidah saat menjajal rawon. Nah, kalau yang satu ini sarat dengan rempah yang agak medok tak ketinggalan rasa pedasnya, itulah rendang yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Barat.
Uniknya, bukan dalam bentuk makanan melainkan kue kering yang KORAN SINDO coba. Ya, itulah kue-kue hasil karya Infinite Delight (ID) yang tergabung dalam Indonesian Savory Collection. Di samping ketiga rasa tersebut, juga ada rasa sambal goreng terasi, soto, dan ubi ungu. Tak disangka, kue dengan rasa unik ini justru populer di kalangan ekspatriat yang biasa membeli untuk oleh-oleh.
Dalam sebulan, tak kurang 30 hingga 50 boks kue asin ini laris manis terjual, utamanya sebagai buah tangan para ekspatriat untuk dibawa ke negaranya. Berdiri sejak 2009, ID mencoba tampil berbeda dengan toko pastry lain. Di samping merilis cookies rasa masakan tradisional, ID yang memiliki 42 varian rasa ini juga menggunakan bahan pilihan, baik lokal maupun impor dan tanpa tambahan pengawet. Bukan hanya itu, ragam kue ini dibungkus dalam kemasan cantik dengan berbagai varian ukuran.
“Untuk kemasan batik, desainnya dari Alleira Batik. Kami juga memiliki koleksi kue yang less sugar dan tanpa tepung,” kata Wina, Marketing Communication ID. Untuk memuaskan pelanggan, toko kue yang berada di gedung Wirausaha dan Kemang Village ini juga memberikan kartu ucapan bagi mereka yang memesan untuk acara khusus.
“Desainnya kami bikin dari sketsa dulu sesuai keinginan customer. Jadi, sangat eksklusif,” sambung Wina. ID mematok harga kuenya dari Rp4.500-Rp500.000. Pemain lain, Nunas Koekjes yang beralamat di Jalan Cipinang Rancak, juga menggunakan bahan-bahan premium berkualitas terbaik, seperti mentega impor, buah-buahan terpilih, dan cokelat berkualitas.
Improvisasi boleh dibilang menjadi kelebihan produk kue kering ini. Bananatella misalnya, idenya diambil dari kue kering shortbread yang populer di Inggris bercita rasa pisang dan dipadukan dengan selai nutella yang sedang populer.
“Kami berupaya selalu mengikuti tren di dunia pastry dan bakery . Bahan apa yang sedang in , selalu kami coba aplikasikan dan improvisasikan dalam bentuk kue kering sehingga menghasilkan sesuatu yang berbeda,” kata Tania Davina, pemilik Nunas Koekjes. Permintaan konsumen akan kue kering sehat dijawab Nunas Koekjes dengan menciptakan kue gluten free yang sekaligus paling favorit.
“Kami berencana memperluas varian produk cookies sehat, yang bebas gula, bebas terigu dengan tampilan dan rasa tetap menarik,” kata Tania. Kesan premium juga terefleksi dari kemasannya yang elegan dalam composite can sehingga lebih tahan dan renyah lebih lama.
Nunas Koekjes membanderol produknya mulai dari Rp80.000 hingga Rp145.000. Sampai saat ini produk kue tersebut telah memiliki 25 ragam kue kering .
Sri noviarni
(ars)