Berebut Irit si Motor Skutik

Minggu, 14 Desember 2014 - 10:59 WIB
Berebut Irit si Motor Skutik
Berebut Irit si Motor Skutik
A A A
Seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) motor skutik di Indonesia mulai berbenah dengan memperirit konsumsi BBM. Pembenahan apa saja yang dilakukan?

PT Astra Honda Motor (AHM) memberikan kado manis bagi pencinta motor skutik pada pengujung tahun ini dengan menghadirkan motor skutik Honda Beat ESP dan Honda Beat Pop ESP. Disebut kado manis karena kedua motor ini memiliki teknologi Enhanced Smart Power yang membuat motor yang sudah irit jadi semakin irit.

PT AHM mengklaim motor ini jauh lebih irit dibandingkan Honda Beat FI yang telah mereka luncurkan sebelumnya. Hal ini karena di Honda Beat telah diterapkan teknologi Enhanced Smart Power yang mampu meningkatkan efisiensi berkendara. Salah satu bentuk dari teknologi tersebut adalah fitur idling stop system, yakni fitur yang bekerja mematikan mesin ketika motor dalam keadaan berhenti.

Selain itu, berkat teknologi ESP, motor ini diklaim memiliki tingkat friksi kinerja mesin yang rendah. Beberapa komponen baru, seperti roller-type rocker arm, offset cylinder, spiny sleeve, dan light weight pisto mampu membuat friksi jadi lebih efisien. Dengan begitu, konsumsi bahan bakar jadi lebih irit. PT AHM mengklaim Honda Beat ESP dan Honda Beat POP ESP memiliki tingkat konsumsi bahan bakar 63 kilometer per liter.

“Dengan teknologi ini, Honda mengklaim bahwa motor barunya ini semakin ramah lingkungan dan hemat bahan bakar sehingga memperkuat posisi Honda sebagai sepeda motor irit. Honda Beat ESP dan Honda Beat POP ESP, bukan satu-satunya skutik yang berusaha lebih irit. Sebelumnya Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menghadirkan Yamaha Mio generasi ketiga yang mereka bekali dengan teknologi Blue Core.

Teknologi ini diklaim mereka mampu menghabiskan satu tetes bensin dengan maksimal. Dengan adanya Blue Core, motor Yamaha ini diklaim lebih bagus pembakarannya, bisa mengurangi mechanical loss, memperbaiki efisiensi berkendara dan memperbaiki performa pendinginan.

Di Blue Core, Yamaha menambahkan optimized valve timing and shaped dan compact hemispherical combustion chamber . Dengan penambahan itu, mesin akan menghasilkan efek “tumble”. Pembakaran yang dihasilkan pun akan maksimal. Itu baru dari segi teknisnya. Di motor ini, Yamaha juga memberikan semacam panduan berkendara efisien lewat eco indicator yang biasa ditemukan di mobil modern.

Jadi, pengendara bisa dengan cermat mengetahui apakah gaya berkendaranya sudah sesuai dengan eco indicator atau tidak. Lewat berbagai keunggulan inilah, Yamaha mengklaim motor ini lebih irit 50% dibandingkan Yamaha Mio generasi pertama. Saat KORAN SINDO melakukan pengujian di Sirkuit Sentul, awal Desember lalu, jumlah yang didapat memang mencapai 1:70 kilometer.

Namun, ada rekan jurnalis automotif lainnya yang mampu mencapai 1:111 kilometer. Pengetesan langsung memang kerap dilakukan untuk menguji klaim efisiensi. Seperti halnya yang dilakukan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) 2W yang menguji keiritan motor skutik mereka, Suzuki Address. Di acara yang diikuti beberapa jurnalis automotif nasional itu, Suzuki Address mencapai konsumsi bahan bakar terbaik, yakni 1:77 kilometer.

Angka ini melampaui angka klaim konsumsi bahan bakar yang dikeluarkan Suzuki, yakni 1:66 kilometer. Angka yang ditorehkan ini memang fantastis. Namun, dalam praktiknya, untuk mencapai konsumsi bahan bakar yang sesuai klaim memang harus dilakukan dengan cara tertentu. Selain itu, kondisi jalan yang variatif dan gaya berkendara yang berbeda, tentu memengaruhi perolehan konsumsi bahan bakar.

Wahyu sibarani
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6734 seconds (0.1#10.140)
pixels