Glamor Timeless

Sabtu, 20 Desember 2014 - 12:05 WIB
Glamor Timeless
Glamor Timeless
A A A
MEMASUKI usia ke-16 tahun kariernya, desainer fashion Arantxa Adi menghadirkan serangkaian koleksi busananya bertajuk “Number9” yang merupakan penyempurnaan dari sebagian garis rancangannya yang bergaya timeless menjadi sophisticated karena dipadankan dengan tren terkini.

Sebanyak 70 tampilan busana dihadirkan Arantxa sebagai wujud kekagumannya terhadap sosok perempuan yang masing-masing memiliki sisi kelebihan dan kekurangan. “Setiap perempuan punya ciri khas tersendiri. Semua itu terlihat dalam interaksi seharihari,” ungkap desainer yang kerap disapa Acong ini.

Dibagi dalam dua sequence , perbedaan koleksi masing-masing bagian terlihat menonjol dalam perbedaan warna. Namun, semuanya masih dalam ciri benang merah, yakni elegansi perempuan dengan kesan edgy , glamor, seksi, dan feminin. Sequence pertama merupakan warna-warna yang terang, seperti hijau, peach , dan putih. Sementara sequence kedua lebih didominasi warna hitam.

Seperti ciri khas Arantxa, rangkaian koleksi berupa gaun malam mulai dari bentuk mini, midi, hingga long dress beresensi timeless bersama detail yang proporsional. “Kali ini ada penambahan detail teknik potong laser dan handmade yang kemudian diaplikasikan di bagian-bagian tertentu pada area gaun,” kata Arantxa lagi.

Detail lain yang dielaborasikan desainer yang berencana menggarap sebuah film ini adalah penggunaan belahan pada area paha serta dada untuk menunjukkan kesan edgy dan seksi. Selain itu, Arantxa juga menggunakan bahan-bahan seperti bordir, brokat, serta tulle untuk memberi sedikit intipan ke kulit pengguna busananya tanpa memberikan kesan vulgar.

Detail embellishment tersebut dipadankan dengan cantik oleh Arantxa di atas material bahan dari Italia, seperti tulle, lace , brokat, bordir, dan duchess silk . Persiapan yang menghabiskan empat bulan waktu pengerjaan ini, menurut Arantxa, dilakukan sebagai penyempurnaan kreatif desainnya.

Aplikasi handmade pun dikerjakan begitu teliti, mulai menggambarnya di atas kertas, membentuk pola, hingga menjalinnya satu per satu di atas baju. Adapun ke-70 koleksi tersebut pada malam itu sengaja diciptakan Arantxa dengan muse perempuanperempuan muda berbakat Indonesia, seperti Olivia Jansen, Chelsea Islan, Tara Basro, Salvita Decarte, Tatjana Saphira, dan Pevita Pearce.

Para muse yang percaya diri dengan rentang usia 17-24 tahun ini terasa tepat dipilih Arantxa karena mewakili koleksinya. Pada pergelaran kali ini, Arantxa masih menggandeng Jay Subiakto sebagai penata panggung dan Ineth Leimena sebagai show director . “Tantangan bagi saya untuk mengemas sebuah fashion show dengan adanya jamuan makan malam sekaligus fashion show termasuk penataan after party - nya,” kata Jay kepada wartawan.

Karena itu, menurut Jay, ada sebuah daya pikat yang dirinya ciptakan agar para tamu yang datang tetap tinggal hingga acara selesai. Sajian musik dari penyanyi, seperti Andien dan Samny Simorangkir ikut menemani jamuan makan malam. Elemen kejutan memang tersajikan dengan baik hingga acara akhir digelar dengan tampilan suasana seperti sedang berada di bar sebagai bagian after party .

Jay mampu membuat ballroom Hotel Indonesia Kempinski dalam dua area untuk sajian dinner bernuansa dominan hitam. Namun, begitu show dimulai suasana berubah bagi para tamu seperti sedang duduk di lounge . Catwalk pun hadir dalam suasana yang tidak banyak diubah dan pergelaran busana yang menggiring suasana glamor saat malam.

Dyah ayu pamela
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0753 seconds (0.1#10.140)