Tetap Cantik saat Hamil
A
A
A
Saat hamil, banyak wanita yang mengalami perubahan pada kulitnya terutama kulit wajah. Ada yang wajahnya cerah karena aktifnya peredaran darah di bawah kulit. Namun, ada juga yang mengalami masalah jerawat dan vlek di wajah. Untuk menyiasatinya, ada perawatan dan kosmetik yang harus dihindari.
Dahlia, 32, tengah hamil anak kedua. Sama seperti kehamilan pertamanya, kali ini dia juga bermasalah dengan kulit wajah berjerawat. Bukan hanya berjerawat, vlek-vlek di wajah pun mulai mengganggu penampilannya. Padahal memasuki bulan ke-3 kehamilan, dirinya masih aktif bekerja hingga tak mungkin mengabaikan penampilannya begitu saja.
Kejadian yang dialami Dahlia adalah sebagian kecil masalah yang dihadapi wanita saat hamil. Hal ini masih dianggap wajar karena proses perubahan hormon. “Hormon androgen dan kandungan cairan dalam tubuh menjadi dua faktor utama penyebab timbulnya jerawat saat kehamilan,” sebut dr Iswan Syarif SpOG (K).
Meningkatnya hormon androgen yang diikuti kenaikan hormon progesteron selama kehamilan ini, menurut Iswan, membuat produksi kelenjar minyak lebih besar. Kelenjar minyak atau biasa disebut sebum tersebut menyumbat sel kulit pori dan kulit mati yang terkelupas di saluran folikel rambut. “Ini memudahkan bakteri penyebab jerawat berkembang biak dengan cepat, meradang, dan menyebabkan jerawat,” imbuh Iswan.
Sementara, untuk masalah vlek di wajah saat hamil, yang biasa disebut chloasma gravidarium atau topeng kehamilan juga karena pengaruh hormonal. Daerah yang biasanya menghitam, yakni seputar kulit yang sering terpapar sinar matahari, seperti dahi, hidung, dan pipi. “Aktivitas hormon estrogen dan progesteron menyebabkan hiperpigmentasi atau penghitaman di kulit dan baru akan berangsur-angsur menghilang setelah kehamilan berakhir walaupun ada sebagian yang menetap,” kata Iswan.
Aktivitas hormon yang memproduksi melamin atau zat pigmen kulit bila semakin terpapar sinar matahari, maka akan menambah produksi melamin tadi. Karena itulah, harus ada tindakan untuk mencegah vlek maupun jerawat meski pada saat keadaan hamil. Menurut Iswan, wanita hamil tetap bisa terlihat cantik asalkan para ibu hamil mengerti cara mengatasinya.
Di antaranya, ada beberapa perawatan dan pencegahan masalah kulit yang bisa dilakukan wanita hamil. “Pencegahan dilakukan dengan mengurangi minyak di wajah dan pencegahan penumpukan sel kulit mati,” kata Iswan. Menurut dia, jika tidak ditangani serius, masalah jerawat maupun vlek di wajah bisa saja terus berlangsung walau tidak dalam keadaan hamil maupun menyusui bila tidak dirawat.
Beberapa di antaranya wanita hamil disarankan untuk rajin membersihkan wajah 2-3 kali dalam sehari. Selain itu, dianjurkan tidak memakai susu pembersih karena akan membuat semakin berminyak. “Jika jerawat sudah muncul, jangan disentuh tangan kotor atau memencetnya karena akan membuat semakin meradang,” kata Iswan.
Selain menjaga kebersihan wajah, ibu hamil juga dianjurkan menerapkan pola hidup sehat. Seperti berolahraga secara teratur, makan sayur dan buah, banyak minum air putih, tidur cukup, dan menghindari faktor penyebab stres. Sementara, untuk mengatasi masalah vlek saat hamil, dapat diminimalkan dengan penggunaan pelembap yang mengandung tabir surya atau minimal SPF 15 ketika aktivitas di luar ruangan.
Tujuannya untuk melindungi paparan sinar UVB dan UVA penyebab hiperpigmentasi. Saat kehamilan, pemakaian kosmetik pun perlu diperhatikan. Sebab, kulit yang merupakan indra paling sensitif dan berhubungan dengan organ di dalam tubuh akan memengaruhi kesehatan bayi. Menurut ahli kecantikan Lani Tyas, ibu hamil harus menghindari bahan-bahan tertentu dari kandungan kosmetik untuk kesehatan dan keamanan bayi.
“Periode kritis tumbuh kembang janin, pembelahan sel yang cepat, bisa terganggu bila bahan kimia terserap oleh pori-pori kulit,” katanya. Biasanya kosmetik untuk ibu hamil yang perlu diperhatikan adalah produk perawatan rambut kimiawi, obat jerawat, hingga saat perawatan manicure danpedicure. Kandungan kosmetik berbahaya, misalnya yang berisi logam berat, merkuri, retinol A, hydroquinone, rhodamin, accutane, dan hidroktison.
“Yang terpenting para ibu hamil hendaknya menghindari perawatan seperti pengeritingan, pewarnaan, maupun pelurusan rambut karena biasanya salah satu bahan yang sensitif untuk kehamilan ada di dalamnya,” kata Lani.
Dyah ayu pamela
Dahlia, 32, tengah hamil anak kedua. Sama seperti kehamilan pertamanya, kali ini dia juga bermasalah dengan kulit wajah berjerawat. Bukan hanya berjerawat, vlek-vlek di wajah pun mulai mengganggu penampilannya. Padahal memasuki bulan ke-3 kehamilan, dirinya masih aktif bekerja hingga tak mungkin mengabaikan penampilannya begitu saja.
Kejadian yang dialami Dahlia adalah sebagian kecil masalah yang dihadapi wanita saat hamil. Hal ini masih dianggap wajar karena proses perubahan hormon. “Hormon androgen dan kandungan cairan dalam tubuh menjadi dua faktor utama penyebab timbulnya jerawat saat kehamilan,” sebut dr Iswan Syarif SpOG (K).
Meningkatnya hormon androgen yang diikuti kenaikan hormon progesteron selama kehamilan ini, menurut Iswan, membuat produksi kelenjar minyak lebih besar. Kelenjar minyak atau biasa disebut sebum tersebut menyumbat sel kulit pori dan kulit mati yang terkelupas di saluran folikel rambut. “Ini memudahkan bakteri penyebab jerawat berkembang biak dengan cepat, meradang, dan menyebabkan jerawat,” imbuh Iswan.
Sementara, untuk masalah vlek di wajah saat hamil, yang biasa disebut chloasma gravidarium atau topeng kehamilan juga karena pengaruh hormonal. Daerah yang biasanya menghitam, yakni seputar kulit yang sering terpapar sinar matahari, seperti dahi, hidung, dan pipi. “Aktivitas hormon estrogen dan progesteron menyebabkan hiperpigmentasi atau penghitaman di kulit dan baru akan berangsur-angsur menghilang setelah kehamilan berakhir walaupun ada sebagian yang menetap,” kata Iswan.
Aktivitas hormon yang memproduksi melamin atau zat pigmen kulit bila semakin terpapar sinar matahari, maka akan menambah produksi melamin tadi. Karena itulah, harus ada tindakan untuk mencegah vlek maupun jerawat meski pada saat keadaan hamil. Menurut Iswan, wanita hamil tetap bisa terlihat cantik asalkan para ibu hamil mengerti cara mengatasinya.
Di antaranya, ada beberapa perawatan dan pencegahan masalah kulit yang bisa dilakukan wanita hamil. “Pencegahan dilakukan dengan mengurangi minyak di wajah dan pencegahan penumpukan sel kulit mati,” kata Iswan. Menurut dia, jika tidak ditangani serius, masalah jerawat maupun vlek di wajah bisa saja terus berlangsung walau tidak dalam keadaan hamil maupun menyusui bila tidak dirawat.
Beberapa di antaranya wanita hamil disarankan untuk rajin membersihkan wajah 2-3 kali dalam sehari. Selain itu, dianjurkan tidak memakai susu pembersih karena akan membuat semakin berminyak. “Jika jerawat sudah muncul, jangan disentuh tangan kotor atau memencetnya karena akan membuat semakin meradang,” kata Iswan.
Selain menjaga kebersihan wajah, ibu hamil juga dianjurkan menerapkan pola hidup sehat. Seperti berolahraga secara teratur, makan sayur dan buah, banyak minum air putih, tidur cukup, dan menghindari faktor penyebab stres. Sementara, untuk mengatasi masalah vlek saat hamil, dapat diminimalkan dengan penggunaan pelembap yang mengandung tabir surya atau minimal SPF 15 ketika aktivitas di luar ruangan.
Tujuannya untuk melindungi paparan sinar UVB dan UVA penyebab hiperpigmentasi. Saat kehamilan, pemakaian kosmetik pun perlu diperhatikan. Sebab, kulit yang merupakan indra paling sensitif dan berhubungan dengan organ di dalam tubuh akan memengaruhi kesehatan bayi. Menurut ahli kecantikan Lani Tyas, ibu hamil harus menghindari bahan-bahan tertentu dari kandungan kosmetik untuk kesehatan dan keamanan bayi.
“Periode kritis tumbuh kembang janin, pembelahan sel yang cepat, bisa terganggu bila bahan kimia terserap oleh pori-pori kulit,” katanya. Biasanya kosmetik untuk ibu hamil yang perlu diperhatikan adalah produk perawatan rambut kimiawi, obat jerawat, hingga saat perawatan manicure danpedicure. Kandungan kosmetik berbahaya, misalnya yang berisi logam berat, merkuri, retinol A, hydroquinone, rhodamin, accutane, dan hidroktison.
“Yang terpenting para ibu hamil hendaknya menghindari perawatan seperti pengeritingan, pewarnaan, maupun pelurusan rambut karena biasanya salah satu bahan yang sensitif untuk kehamilan ada di dalamnya,” kata Lani.
Dyah ayu pamela
(ars)